Archives April 2025

Ini Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon untuk Masa Depan Bumi

Perubahan iklim bukanlah ancaman untuk masa depan, karena kondisi ini sudah terjadi hari ini. Kita bisa merasakan dampaknya melalui suhu udara yang semakin panas, curah hujan yang tak menentu, hingga bencana alam yang kian sering terjadi.

Di balik fenomena ini, salah satu penyebab utamanya adalah tingginya emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer akibat aktivitas manusia. Tanpa tindakan nyata, dampaknya akan terus meluas dan membahayakan masa depan bumi serta generasi mendatang.

Oleh karena itu, memahami pentingnya mengurangi emisi karbon adalah langkah awal yang tak bisa ditunda.

Apa Itu Emisi Karbon dan Dari Mana Asalnya?

Emisi karbon merupakan pelepasan gas karbon dioksida (CO₂) ke atmosfer. Gas ini terbentuk dari aktivitas manusia, terutama dari pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin dan batu bara.

Proses ini terjadi saat kita menyalakan kendaraan bermotor, memproduksi barang di pabrik, atau bahkan sekadar menyalakan lampu di rumah.

Karbon dioksida termasuk dalam kelompok gas rumah kaca yang berfungsi menyerap panas matahari dan menahannya di atmosfer.

Meskipun gas ini secara alami dibutuhkan dalam jumlah tertentu, kelebihan emisi karbon dapat meningkatkan suhu bumi secara drastis, yang kemudian memicu berbagai krisis iklim.

Sumber-Sumber Utama Emisi Karbon

Sektor transportasi, pembangkit listrik berbahan bakar fosil, dan industri merupakan tiga penyumbang utama. Selain itu, deforestasi atau penebangan hutan dalam skala besar juga turut menyumbang peningkatan emisi karbon.

Ketika hutan ditebang atau dibakar, pohon-pohon yang seharusnya menyerap CO₂ justru melepaskannya kembali ke atmosfer.

Ini memperburuk efek rumah kaca dan membuat upaya pengendalian emisi menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, menjaga hutan dan ekosistem alami menjadi sangat krusial.

Baca Juga: Emisi Karbon: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Menguranginya

Apa Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon?

Emisi karbon adalah penyebab utama dari berbagai krisis yang kita alami saat ini, mulai dari perubahan iklim ekstrem, kerusakan ekosistem, hingga gangguan kesehatan manusia.

Agar risiko tersebut tidak semakin parah, penting bagi kita untuk mengurangi emisi karbon. Ada beberapa alasan kenapa kita perlu melakukannya.

1. Menghambat Laju Perubahan Iklim

Emisi karbon yang berlebihan menyebabkan efek rumah kaca semakin intens, sehingga suhu rata-rata bumi akan naik.

Kenaikan suhu ini menyebabkan berbagai perubahan iklim yang berbahaya, seperti musim yang tak menentu, hujan ekstrem, kekeringan, hingga badai yang semakin kuat dan sering. Jika dibiarkan, perubahan ini bisa menghancurkan sistem kehidupan yang telah stabil selama ribuan tahun.

Baca Juga: 6 Penyebab Pemanasan Global dan Dampaknya

2. Mencegah Bencana Alam Akibat Perubahan Iklim

Kadar CO₂ yang tinggi di atmosfer memicu pemanasan global yang berujung pada mencairnya es di kutub, naiknya permukaan laut, dan meningkatnya frekuensi bencana alam.

Banjir bandang, longsor, dan kebakaran hutan kini sudah menjadi fenomena yang akrab di banyak wilayah di Indonesia dan bahkan dunia.

3. Menjaga Kesehatan dan Kualitas Hidup

Emisi karbon biasanya disertai dengan partikel polutan lain yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Polusi udara dari kendaraan bermotor dan pabrik dapat menyebabkan gangguan pernapasan, kanker paru-paru, hingga penyakit jantung.

WHO mencatat bahwa polusi udara menjadi penyebab utama jutaan kematian prematur setiap tahunnya. Selain itu, pemanasan global juga meningkatkan risiko masalah kesehatan lain seperti dehidrasi, heatstroke, dan penularan penyakit tropis yang lebih.

Baca Juga: Penyebab Terjadinya Pencemaran Udara dan Cara Mengatasinya

4. Melindungi Keanekaragaman Hayati

Perubahan iklim membuat suhu bumi meningkat dengan cepat. Dampaknya sangat mengancam keanekaragaman hayati.

Banyak spesies tidak mampu beradaptasi dalam waktu singkat, sehingga mengalami kepunahan. Risiko ini sangat mudah terjadi pada ekosistem rentan seperti terumbu karang yang bisa mati hanya karena kenaikan suhu air 1–2°C.

5. Menjaga Bumi untuk Generasi Mendatang

Generasi penerus berhak untuk hidup di dunia yang sehat, stabil, dan berkelanjutan. Saat ini, kita berada di titik kritis yang menentukan apakah mereka bisa menikmati udara bersih, air jernih, dan iklim yang seimbang seperti yang kita rasakan hari ini.

Tindakan kita sekarang akan sangat memengaruhi kondisi bumi 20–50 tahun ke depan. Mengurangi emisi karbon adalah cara paling nyata untuk menunjukkan kepedulian kita terhadap masa depan mereka.

Baca Juga: 5 Bahan Bakar Ramah Lingkungan, Gas Alam dan Lainnya

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Emisi Karbon?

Pertanyaan sederhana yang seringkali muncul adalah bagaimana cara untuk bisa mengurangi emisi karbon. Kabar baiknya, kita semua bisa berkontribusi.

Langkah yang Bisa Dilakukan Individu

Berikut ini merupakan langkah-langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk bantu pengurangan emisi karbon.

  • Beralih ke energi yang lebih rendah menghasilkan emisi, seperti LNG. LNG dapat menjadi pilihan bahan bakar transisi alternatif yang lebih bersih jika dibandingkan dengan batu bara dan minyak bumi.
  • Kurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan beralih ke transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki jika memungkinkan.
  • Kurangi konsumsi daging merah, seperti produksi daging, terutama daging sapi karena dapat menghasilkan emisi metana yang tinggi.
  • Tanam pohon dan dukung reboisasi. Pohon berperan penting untuk menyerap CO₂ sehingga dapat membantu menyeimbangkan siklus karbon.
  • Mulai daur ulang dan kurangi limbah. Kita dapat mulai dengan produksi barang baru dari bahan mentah membutuhkan energi besar dan menghasilkan emisi.

Peran Pemerintah dan Industri

Pemerintah dan industri juga memiliki peran krusial masing-masing dalam menangani isu ini.

  • Pemerintah perlu menetapkan regulasi emisi yang ketat, memberikan insentif untuk energi bersih, dan mendorong inovasi hijau.
  • Perusahaan harus transparan terhadap jejak karbon mereka dan aktif menurunkannya lewat efisiensi energi, penggunaan bahan baku berkelanjutan, dan pengelolaan limbah. Bisa juga mulai beralih ke gas alam, seperti LNG untuk menekan emisi gas karbon.

Baca Juga: Macam-macam Energi Alternatif dan Contohnya

Menuju Masa Depan yang Lebih Baik

Untuk bisa menuju masa depan yang layak huni, sudah sepatutnya kita semua berupaya untuk mengurangi emisi karbon. Ini karena lingkungan yang terjaga dengan baik adalah warisan berharga bagi generasi mendatang, yang berhak menikmati bumi yang sehat, stabil, dan berkelanjutan. Setiap tindakan kecil hari ini adalah investasi besar untuk esok.
Kita perlu mulai aware dengan LNG dan peran pentingnya sebagai alternatif energi yang lebih bersih jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil konvensional. Tak hanya itu saja, perannya sebagai jembatan energi sangatlah vital, terutama dalam menjamin pasokan energi yang stabil.

Jangan Salah Lagi! Ini Perbedaan Utama LPG dan LNG

Gas menjadi salah satu sumber energi yang sangat penting hari ini. Tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk industri. Sayangnya, masih banyak orang yang bingung membedakan dua jenis gas yang sering digunakan: LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan LNG (Liquefied Natural Gas).

Keduanya sekilas terlihat mirip karena sama-sama berbentuk gas cair, tapi ternyata masing-masing punya perbedaan yang cukup signifikan.

Yuk, cari tahu apa saja perbedaan LPG dan LNG agar tahu peruntukan keduanya!

Apa itu LPG dan LNG?

Kehidupan sehari-hari kita akrab sekali dengan istilah Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan Liquefied Natural Gas (LNG) yang sering dijadikan sumber energi penting.

Kedua gas hidrokarbon yang juga sering digunakan di industri sebagai bahan bakar ini kerap kali dianggap sama, padahal terdapat perbedaan mendasar antara LPG dan LNG.

Pentingnya pengetahuan mengenai kedua jenis gas hidrokarbon ini akan membantu kita dalam memahami implikasi ekonomis dan lingkungannya serta agar kita dapat menentukan aplikasi yang tepat.

Apa Saja Perbedaan LPG dan LNG yang Penting Diketahui?

Meskipun keduanya sama-sama digunakan sebagai sumber energi dan sama-sama berbentuk gas yang dicairkan, keduanya memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.

Mulai dari kandungan kimianya, cara penyimpanan, hingga penggunaannya. Memahami perbedaan ini penting agar kita bisa menggunakan jenis gas yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi lingkungan.

1. Komposisi dan Sumber Bahan Baku

Pada dasarnya, perbedaan mendasar dari LPG dan LNG berada pada komposisi kimia keduanya. Sesuai dengan namanya, LPG merupakan campuran dari berbagai macam gas hidrokarbon yang dicairkan.

Komponen utama dari LPG ini terdiri dari propana (C3H8) dan butana (C4H10) dalam komposisi yang bervariasi tergantung dari musim dan sumber gas tersebut. Karena terkadang, sejumlah kecil hidrokarbon lain seperti etana dan pentana juga dapat ditemukan dalam campuran LPG.

Namun, di sisi lain hampir keseluruhan gas LNG terdiri dari metana (CH4)  dengan kandungan sekitar 90% atau lebih. Sejumlah kecil etana, propana, nitrogen dan juga karbon dioksida pun sebetulnya juga ada, namun dalam proporsi yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan LPG.

Perbedaan komposisi inilah yang secara langsung memengaruhi sifat fisik dan kimia kedua jenis bahan bakar ini.

Baca Juga: Jenis Bahan Bakar Fosil, Manfaat dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

2. Proses Pencairan LPG dan LNG

Melihat dari proses pencairannya, LPG dicairkan dengan cara mendinginkannya hingga suhu yang relatif rendah dan memberikan tekanan moderat.

Proses pencairan LPG tidak membutuhkan suhu ekstrem, sehingga jauh lebih hemat energi dan biaya. Pada tekanan atmosfer, propana akan mencair pada suhu sekitar -42°C (-44°F), sedangkan butana mencair pada sekitar -0.5°C (31°F).

Sebaliknya, LNG dicairkan melalui proses kriogenik yang melibatkan pendinginan metana hingga suhu yang sangat rendah, yaitu sekitar -162°C (-260°F) pada tekanan atmosfer. Proses ini terbilang jauh lebih kompleks dan membutuhkan energi yang lebih besar.

Pada dasarnya tujuan utama pencairan LNG adalah untuk mengurangi volumenya secara signifikan (hingga sekitar 1/600 dari volume gas aslinya), sehingga memudahkan dan mengefisienkan transportasi jarak jauh menggunakan kapal tanker khusus.

Kepadatan energi juga menjadi pembeda penting pada LPG dan LNG. Meskipun keduanya merupakan bahan bakar berenergi tinggi, LPG memiliki kepadatan energi volumetrik yang lebih tinggi dibandingkan LNG.

Ini artinya, dalam volume yang sama, LPG akan menghasilkan lebih banyak energi saat dibakar. Hal ini disebabkan oleh kandungan atom karbon dan hidrogen yang lebih banyak per molekul dalam propana dan butana dibandingkan dengan metana.

Baca Juga: Mengenal Regasifikasi, Proses Penting dalam Industri Gas Alam Cair (LNG)

3. Kegunaan dan Sektor Pengguna LPG dan LNG

Jika melihat dari kegunaan dan sektor pengguna LPG dan LNG, ada begitu banyak hal yang perlu kita pahami. Berikut tabel kegunaan dan sektor pengguna LPG dan LNG agar lebih mudah dipahami.

FiturLPG (Liquefied Petroleum Gas)LNG (Liquefied Natural Gas)
Kegunaan Utama– Memasak (rumah tangga)– Pembangkit listrik
– Pemanas air (rumah tangga)– Keperluan industri besar
– Bahan bakar kendaraan (autogaz)– Jaringan gas kota
– Proses pemanasan dan pengeringan (industri)– Bahan bakar kendaraan (LNG truk – masih berkembang)
– Bahan baku petrokimia
Sektor Pengguna– Rumah tangga– Industri pembangkit listrik
– Transportasi (kendaraan)– Industri manufaktur skala besar
– Industri– Perusahaan distribusi gas
Kemasan & Distribusi– Tabung gas bertekanan– Kapal tanker (transportasi jarak jauh)
– Tangki bertekanan– Terminal regasifikasi (untuk pengubahan kembali menjadi gas)
– Mudah disimpan dan ditransportasikan untuk berbagai skala– Didistribusikan melalui pipa setelah regasifikasi
Keunggulan Lingkungan– Lebih bersih dibandingkan bahan bakar fosil cair/padat– Lebih bersih dibandingkan bahan bakar fosil cair/padat
Emisi Pembakaran– Menghasilkan CO2 per unit energi lebih tinggi dari LNG– Menghasilkan CO2 per unit energi lebih rendah dari LPG
Potensi Risiko Lingkungan– Relatif lebih rendah– Potensi kebocoran metana (Jika dalam bentuk gas)
Penanganan– Lebih praktis untuk berbagai skala kebutuhan– Membutuhkan penanganan dan transportasi khusus dan personel yang tersertifikasi

Dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa LPG memiliki kegunaan yang lebih luas, yakni untuk kebutuhan rumah tangga (memasak, pemanas air), transportasi (autogaz), industri (pemanasan, pengeringan), dan bahan baku petrokimia. Tipe LPG sendiri didistribusikan dalam tabung atau tangki bertekanan, sehingga praktis untuk berbagai skala pengguna.

Sementara itu, gas tipe LNG umumnya digunakan untuk aplikasi skala besar, seperti pembangkit listrik, industri besar, dan jaringan gas kota. Pendistribusiannya pun membutuhkan kapal tanker untuk transportasi jarak jauh dan terminal regasifikasi sebelum akhirnya didistribusikan melalui pipa, meskipun penggunaannya sebagai bahan bakar kendaraan (LNG truk) mulai berkembang.

Baca Juga: Memahami Berbagai Jenis Kapal Tanker dan Fungsinya

4. Keamanan dan Efisiensi

Dari segi keamanan, baik LPG maupun LNG memiliki risiko yang perlu dikelola dengan baik. LPG lebih berat dari udara, sehingga jika terjadi kebocoran, gas akan cenderung mengumpul di area rendah dan dapat menimbulkan risiko ledakan jika terpapar sumber api.

Sebaliknya, LNG lebih ringan dari udara, sehingga jika terjadi kebocoran, gas akan cenderung menyebar ke atas dan lebih cepat menghilang.

Namun, suhu kriogenik LNG memerlukan penanganan khusus untuk menghindari risiko cold burn jika terjadi kontak langsung.

Baca Juga: Pengertian Emisi Karbon, serta Penyebab, Dampak, hingga Cara Menguranginya

Tabel Perbandingan LPG vs LNG

Untuk mempermudah dalam membedakan LPG dan LNG, berikut tabel yang berisi perbedaan di antara keduanya:

FeatureLPG (Liquefied Petroleum Gas)LNG (Liquefied Natural Gas)
Komposisi UtamaPropana (C3​H8​), Butana (C4​H10​)Metana (CH4​)
Proses PencairanPendinginan & Tekanan ModeratPendinginan Kriogenik (-162°C)
Kepadatan Energi (Volumetrik)Lebih TinggiLebih Rendah
AplikasiRumah Tangga, Kendaraan, Industri Kecil-MenengahPembangkit Listrik, Industri Besar, Transportasi Jarak Jauh
Emisi CO2Lebih Tinggi per unit energiLebih Rendah per unit energi
Kerapatan GasLebih Berat dari UdaraLebih Ringan dari Udara

Itu dia penjelasan mengenai perbedaan dari LPG dan LNG yang perlu dipahami. Dengan mengetahui perbedaan mendasar dari kedua jenis gas tersebut akan memungkinkan kita untuk bisa memanfaatkan keunggulan masing-masing jenis bahan bakar secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan skala aplikasi baik dalam rumah tangga maupun skala industri.

Ini artinya, akan semakin banyak yang butuh akan LPG dan LNG sebagai energi bersih pengganti minyak bumi dan PGN mendukung penuh distribusi energi bersih ke seluruh Indonesia.

Karena pada akhirnya, LPG dan LNG di masa depan akan terus memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi global dengan pertimbangan terhadap ekonomi, dampak lingkungan berkelanjutan dan juga dari segi efisiensi.

Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Gas Alam Menghasilkan Polusi Rendah

Gas alam kerap disebut sebagai jembatan menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan, terutama di tengah sorotan global terhadap isu lingkungan dan transisi energi.

Perannya sebagai bahan bakar beremisi rendah menjadikannya sebagai alternatif yang lebih ramah dibanding batu bara dan minyak bumi.

Keunggulannya tak berhenti pada minimnya polusi saja, melainkan menyimpan berbagai potensi yang menjadikannya pilihan strategis dalam memenuhi kebutuhan energi dunia, baik kini maupun di masa mendatang.

Lantas, apa saja keunggulan lain yang membuatnya semakin relevan dalam peta energi global? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini!

Mengapa Gas Alam Menghasilkan Polusi Lebih Rendah?

Gas alam merupakan sumber energi fosil yang menghasilkan polusi paling rendah dibandingkan batu bara dan minyak karena kandungan kimianya yang lebih bersih.

Komponen utama gas alam adalah metana (CH₄), yang memiliki rasio hidrogen terhadap karbon lebih tinggi. Ketika dibakar, metana menghasilkan lebih banyak uap air dan lebih sedikit karbon dioksida (CO₂) per satuan energi, sehingga emisi gasnya lebih rendah.

Selain itu, pembakaran gas alam menghasilkan jauh lebih sedikit polutan udara seperti sulfur dioksida (SO₂), nitrogen oksida (NOₓ), dan partikel padat yang biasanya ditemukan dalam pembakaran batu bara dan minyak.

Proses pembakarannya juga lebih bersih karena bentuknya yang berupa gas memungkinkan pencampuran yang lebih merata dengan udara, sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna dan efisien.

Baca Juga: Contoh Energi Terbarukan, Manfaat dan Implementasinya 

Apa Saja Keunggulan Gas Alam Dibanding Sumber Energi Lainnya?

1. Keadaan Pasokan dan Infrastruktur yang Matang

Gas alam merupakan salah satu sumber energi yang punya pasokan relatif stabil serta infrastruktur yang telah mapan. Jaringan pipa gas alam pun terbentang luas di berbagai  belahan dunia. Kemudahan inilah yang memungkinkan transportasi gas dari sumbernya ke pusat-pusat konsumsi dengan efisien.

Teknologi pencairan gas alam atau (Liquefied Natural Gas atau LNG) juga memungkinkan pengiriman gas melalui kapal tanker ke area yang tidak terjangkau oleh pipa. Tentu saja, ketersediaan pasokan ini memberikan kepastian bagi industri dan konsumen, sehingga dapat mengurangi resiko gangguan energi di kemudian hari yang dapat menghambat aktivitas ekonomi.

2. Fleksibilitas dalam Pembangkitan Listrik

Di Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Gas atau PLTG telah dikenal memiliki fleksibilitas operasional yang tinggi.

PLTG juga dapat dihidupkan dan dimatikan dengan cepat, sehingga menjadikan PLTG menjadi mitra yang ideal bagi sumber energi terbarukan yang sifatnya intermiten sebagaimana tenaga angin dan tenaga surya.

Saat produksi listrik dari energi terbarukan menurun karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan, PLTG dapat sigap mengisi kekosongan serta menjaga stabilitas jaringan listrik. Ini adalah kemampuan krusial dalam transisi menuju sistem energi yang didominasi oleh energi bersih.

Baca Juga: Macam-macam Energi Alternatif dan Contohnya 

3. Efisiensi Pembakaran yang Tinggi

Secara termodinamika, pembakaran gas alam cenderung lebih efisien jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya. Proses pembakaran yang lebih sempurna pada pembangkit listrik tenaga gas juga menghasilkan lebih banyak energi per unit bahan bakar yang akan digunakan.

Efisiensi ini tidak hanya mengurangi biaya operasional tetapi juga berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca keseluruhan. Teknologi turbin gas yang terus berkembang juga semakin meningkatkan efisiensi PLTG.

4. Peran Krusial dalam Industri Petrokimia

Di dunia industri petrokimia, gas alam bisa menjadi salah satu bahan baku penting yang bisa dimanfaatkan sebagai plastik, pupuk, cat, dan juga tekstil. Semua produk tersebut berasal dari senyawa kimia yang diekstrak dari gas alam.

Apalagi, mengingat ketersediaan gas alam yang terjangkau dan stabil begitu penting perannya untuk menjaga kelancaran rantai pasok industri petrokimia dan memenuhi kebutuhan konsumen.

5. Potensi sebagai Bahan Bakar Transportasi Alternatif

Bukan hanya bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi, gas alam juga memiliki potensi yang besar sebagai bahan bakar transportasi alternatif yang lebih bersih, yakni Compressed Natural Gas (CNG) atau Liquefied Natural Gas (LNG). Gas alam ini bisa digunakan untuk kendaraan bus, truk, kendaraan pribadi dan juga kapal laut.

Pembakaran gas alam di dalam mesin kendaraan ini akan menghasilkan emisi partikulat dan nitrogen oksida yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan bensin dan solar, sehingga dapat menghasilkan kualitas udara perkotaan.

Baca Juga: Emisi Karbon: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Cara Menguranginya

6. Mendukung Pengembangan Teknologi Hidrogen Baru

Di dunia pengembangan teknologi hidrogen biru, gas alam juga memegang peranan penting. Faktanya, hidrogen biru diproduksi dari gas alam melalui proses yang disebut dengan steam methane reforming (SMR) dengan penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida (CCS) yang dihasilkan.

Teknologi ini memungkinkan produksi hidrogen dalam skala yang besar dengan memanfaatkan infrastruktur gas alam yang sudah ada, sekaligus mengurangi emisi karbon. Di sinilah hidrogen biru berpotensni menjadi bahan bakar masa depan yang lebih bersih untuk diaplikasikan di dunia industri dan transportasi.

7. Sumber Energi yang Relatif Terjangkau

Jika dilihat dari sejarahnya, gas alam memiliki harga yang cenderung lebih stabil serta kompetitif dibandingkan dengan minyak bumi lain. Ketersediaannya yang berlimpah di berbagai wilayah dunia pun turut berkontribusi pada stabilitas harga ini.

Tentu saja, ketersediaan gas alam menjadi pilihan yang menarik untuk negara berkembang yang tengah berupaya memenuhi kebutuhan energi mereka tanpa harus membebani perekonomian secara berlebihan.

Baca Juga: Jenis Bahan Bakar Fosil, Manfaat dan Dampaknya Terhadap Lingkungan

8. Peran dalam Transisi Energi yang Bertahap

Gas alam juga bisa berperan sebagai bahan bakar transisi yang penting. Jika dibandingkan dengan  batu bara dan minyak, gas alam memiliki emisi yang lebih rendah.

Inilah yang menjadikan gas alam dapat mengurangi jejak karbon sektor energi sambil menunggu teknologi energi terbarukan menjadi jauh lebih terjangkau dan lebih matang.

Itu dia berbagai macam keunggulan dari gas alam yang banyak masyarakat belum tahu. Faktanya, gas alam bukan sekadar alternatif bahan bakar fosil yang lebih bersih.

Berkat fleksibilitas dan keandalannya, gas alam berpotensi sebagai bahan bakar transportasi serta pembangkitan listrik dan industri petrokimia.

Salah satu gas alam yang bisa dijadikan sumber alternatif adalah LNG yang dapat membantu mengurangi resiko gangguan energi di kemudian hari yang dapat menghambat aktivitas ekonomi. 

Namun, dari banyaknya keunggulan gas alam, yang perlu kita ingat adalah gas alam ini harus digunakan secara bijak agar bisa mencapai sistem energi yang lebih aman, andal, serta berkelanjutan di masa depan.

Meskipun transisi menuju energi terbarukan adalah tujuan utama, gas alam akan terus memainkan peranan penting dalam menjembatani kesenjangan serta memastikan ketersediaan energi bagi semua.