Archives 2025

Dampak Polusi Udara yang Paling Merugikan Tubuh dan Lingkungan

Pada tahun 2023, World Air Quality Report mencatat bahwa Indonesia menempati peringkat 1 negara dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara.

Masalah polusi udara bukan lagi masalah remeh yang bisa dibiarkan begitu saja. Kualitas udara yang buruk dapat mengancam kesehatan masyarakat, seperti menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Selain gangguan kesehatan tersebut, masih banyak dampak negatif yang lebih merugikan lagi. Yuk, kenali apa saja pengaruh buruk polusi udara serta apa solusi energi terbaiknya untuk menekan isu ini.

Apa Itu Polusi Udara dan Sumber Utamanya?

Polusi udara merupakan sebutan untuk kontaminasi udara oleh zat-zat berbahaya yang beresiko untuk terhirup manusia maupun organisme hidup lainnya.

Polusi udara dapat berasal dari berbagai sumber, seperti asap pembakaran batu bara, asap tembakau, maupun asap knalpot kendaraan yang kita gunakan sehari-hari.

Dalam aktivitas rumah tangga, polusi udara bisa dihasilkan dari pembakaran sampah, hingga proses pengolahan makanan, daging dan ikan..

Bisa dibilang, pencemaran udara menjadi salah satu indikator kerusakan lingkungan karena adanya polusi yang berlebihan. Dan ini  menandakan adanya penurunan kualitas udara karena masuknya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer bumi.

Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Dampak Polusi Udara Terhadap Tubuh Manusia

Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia yang terpapar polusi udara secara terus menerus akan merasakan dampak buruk pada kesehatannya, terutama pada saluran pernapasan.

Berikut ini dampak polusi udara terhadap tubuh dan kesehatan manusia.

Masalah Pernapasan yang Serius

Pencemaran udara berasal dari berbagai macam, seperti asap kendaraan, asap rokok, dan asap pabrik. Kondisi ini bisa memicu gangguan pernapasan serius, seperti asma, ISPA, hingga kanker paru-paru.

Ancaman gangguan kesehatan ini bisa terjadi karena polusi udara mampu mengurangi kadar oksigen pada tubuh manusia, sehingga berdampak serius pada kesehatan.

Baca Juga: Dekarbonisasi, Mengapa Dunia Harus Beralih ke Energi Bersih?

Menghambat Oksigen di Dalam Darah

Selain saluran pernapasan, polusi udara juga dapat mengganggu sistem peredaran darah. Paparan karbon monoksida (CO) dari polusi udara dapat mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga mengurangi kemampuan darah mengangkut oksigen.

Selain itu, polusi udara juga mengandung partikel halus (PM2.5) dan zat berbahaya lain yang dapat memicu peradangan sistemik.

Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan kekentalan darah dan merangsang pelepasan protein-protein inflamasi. Inilah yang pada akhirnya bisa menimbulkan peradangan pada pembuluh darah.

Menjadi Penyebab Keguguran

Bagi ibu hamil, polusi udara dapat membawa risiko serius, baik bagi kesehatan ibu maupun janin yang dikandung. Paparan polutan seperti partikel halus (PM2.5), karbon monoksida, dan nitrogen dioksida dapat memicu stres oksidatif dan peradangan dalam tubuh. 

Kondisi ini dapat mengganggu perkembangan janin, meningkatkan risiko kelahiran prematur, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan keguguran.

Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Paparan polusi udara yang tinggi dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kardiovaskular. Zat-zat berbahaya yang terbawa polusi dapat memicu peradangan sistemik, mempercepat pengerasan pembuluh darah, dan mengganggu fungsi jantung. 

Jika kondisi ini berlangsung terus menerus dapat menyebabkan gangguan serius seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon untuk Masa Depan Bumi

Dampak Polusi Udara Terhadap Lingkungan

Tak hanya berdampak pada kesehatan saja, polusi udara juga bisa merugikan lingkungan, seperti:

Hujan Asam

Polusi udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Hujan ini bersifat korosif dan berbahaya bagi tumbuhan, karena dapat merusak daun, mengganggu penyerapan nutrisi di tanah, serta membuat tanah dan perairan menjadi lebih asam.

Ketika keasaman meningkat, kondisi ini dapat mengganggu kehidupan berbagai spesies hewan, termasuk satwa darat dan ikan.

Baca Juga: Ini Pentingnya Sumber Energi Listrik Alternatif untuk Masa Depan Kita!

Penipisan Lapisan Ozon

Ozon atau lapisan atmosfer bisa mengalami penipisan seiring dengan pekatnya polusi udara. Saat lapisan ozon menipis, radiasi UV yang berbahaya akan menembus ke permukaan bumi dan bisa menyebabkan kerusakan pada kulit manusia dan ekosistem makhluk hidup.

Pemicu Pemanasan Global

Polusi udara mengandung gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana yang berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer.

Gas-gas ini menyerap dan memerangkap panas dari sinar matahari. Akibatnya, temperatur rata-rata bumi meningkat dan terjadilah pemanasan global. Pemanasan ini berdampak luas, mulai dari perubahan iklim, mencairnya es kutub, hingga naiknya permukaan air laut.

Baca Juga: Catat! Ini Proses Terjadinya Pemanasan Global dari Awal hingga Dampaknya

Peran LNG dalam Mengurangi Dampak Polusi Udara

Untuk bisa menanggulangi kondisi udara yang semakin memburuk yang mengancam kesehatan masyarakat, diperlukan penanganan yang serius dari berbagai pihak, terutama Pemerintah dan pelaku industri.

Salah satu upaya yang bisa mulai dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan batu bara dan mulai beralih ke energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan, seperti LNG (Liquefied Natural Gas)

LNG dinilai sebagai sumber energi alternatif yang menghasilkan emisi karbon lebih rendah, sehingga dapat mengurangi polusi udara secara signifikan.

Dengan memanfaatkan LNG, tentunya akan membantu menjaga lingkungan dan mendukung sektor industri bisa bergerak lebih maju tanpa khawatir akan memberikan dampak buruk terhadap kehidupan manusia.

Catat! Ini Proses Terjadinya Pemanasan Global dari Awal hingga Dampaknya

Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan bahwa dalam 100 tahun terakhir ini, suhu permukaan bumi mengalami peningkatan sebesar 0,6 °C.

Meski peningkatan tersebut terbilang sedikit, nyatanya berdampak serius pada isu pemanasan global. Jika kondisi ini terus memburuk, bisa dipastikan akan menimbulkan ancaman bagi kehidupan manusia.

Mau tahu seperti apa proses terjadinya pemanasan global ini dan apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya? Yuk, temukan jawabannya di sini.

Apa Itu Pemanasan Global?

Pemanasan global atau global warming adalah suatu istilah yang menggambarkan peristiwa kenaikan suhu rata-rata  permukaan bumi. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa penyebab utama pemanasan global ialah efek rumah kaca (ERK).

Laporan European Commission mencatat konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) di atmosfer pada tahun 2020 telah meningkat 48% di atas rata-rata dibandingkan pada masa pra-industri, sebelum tahun 1750.

Gas-gas ini tercipta karena pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Selain itu, kondisi ini juga diperparah dengan aktivitas manusia dalam penebangan hutan dan pembakaran hutan.

Baca Juga: Mengapa Krisis Energi Menjadi Ancaman Serius untuk Ekonomi Dunia?

Bagaimana Proses Terjadinya Pemanasan Global?

Berikut ini adalah penjelasan mengenai terjadinya pemanasan global dan apa saja faktor yang mempengaruhi kondisi ini.

Emisi Gas Rumah Kaca

Pada dasarnya, segala bentuk aktivitas manusia yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, serta kegiatan industri yang kompleks akan menyebabkan pelepasan gas karbon dioksida (CO2), metana, dan beberapa jenis gas lainnya.

Gas-gas ini memang tidak langsung menyebabkan suhu meningkat, namun akan memperkuat efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon untuk Masa Depan Bumi

Efek Rumah Kaca dan Perangkap Panas

Bumi punya lapisan atmosfer yang berperan penting dalam menjaga suhu stabil melalui efek rumah kaca alami.

Saat cahaya matahari masuk ke bumi dalam bentuk radiasi gelombang pendek, maka permukaan bumi akan menghangat dan kemudian akan dipantulkan kembali ke luar angkasa berbentuk radiasi gelombang panjang (inframerah).

Gas rumah kaca kemudian akan menyerap sebagian radiasi inframerah dan segera memantulkannya ke permukaan bumi, sehingga suhu bumi tetap hangat seperti yang kita rasakan.

Sayangnya, saat konsentrasi gas rumah kaca berlebihan, maka akan menyebabkan lebih banyak panas terperangkap di atmosfer dan membuat suhu bumi meningkat secara bertahap hingga terjadilah pemanasan global.

Baca Juga: Mengapa Harus Beralih ke Energi Hijau? Ini Dampaknya Bagi Masa Depan Bumi

Dampak Pemanasan Global

Bicara tentang dampak dari pemanasan global, ada begitu banyak hal yang terpengaruh karena kenaikan suhu bumi, seperti:

  • Mencairnya gletser yang berimbas pada kenaikan permukaan laut dan menyebabkan seringnya banjir.
  • Pola cuaca semakin tidak teratur, seperti curah hujan tidak menentu. Akibatnya, hewan dan tumbuhan kesulitan beradaptasi dan membuat ekosistem berubah total dan cepat.
  • Curah hujan yang meningkat dapat menyebabkan penyakit lebih mudah terbawa air hujan dan menyebar.

Baca Juga: Mengapa LNG Krusial dalam Transisi Energi Global? Ternyata ini Faktanya

Peran LNG dalam Mengurangi Dampak Pemanasan Global

Melihat berbagai dampak negatif pemanasan global terhadap kehidupan, seharusnya membuat kita semakin sadar bahwa kita harus beralih ke energi alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk menekan gas rumah kaca.

Salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan adalah LNG (Liquefied Natural Gas), yakni gas alam cair yang bisa membantu mengurangi dampak pemanasan global.

Meski belum bisa dibilang sebagai bahan bakar nol emisi, pembakaran LNG terbilang menghasilkan CO2 yang lebih rendah jika dibandingkan dengan minyak bumi ataupun batu bara.

LNG juga menghasilkan polutan udara yang lebih sedikit, sehingga bisa memperbaiki kualitas udara dalam mengurangi dampak pemanasan global dari sisi lingkungan.Pengelolaan dan pemanfaatan LNG yang tepat dapat menjadi langkah transisi energi yang penting guna mengurangi ketergantungan pada bahan bakar tak terbarukan yang menjadi penyebab pemanasan global.

Alternatif Pengganti Minyak Bumi, Ini yang Paling Ramah Lingkungan!

Minyak bumi dan batu bara menjadi energi yang paling krusial pada sektor industri. Sayangnya, keduanya memiliki dampak negatif terhadap lingkungan karena proses pembakarannya bisa meningkatkan suhu panas bumi dan menyebabkan kerusakan.

Melihat berbagai dampak minyak bumi yang mengkhawatirkan, tentu kita harus mulai meningkatkan kesadaran dengan cara mencari energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Mau tahu apa solusi terbaiknya? Yuk, temukan di artikel ini.

Alternatif Energi Pengganti Minyak Bumi yang Lebih Bersih

Tak hanya memiliki dampak yang merugikan, minyak bumi juga memiliki sumber daya yang terbatas. Karena itu, untuk menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, sudah saatnya kita mulai beralih ke energi alternatif

Saat ini, ada 5 sumber energi bumi yang jauh lebih bersih dan minim dampaknya, antara lain:

1. LNG

LNG atau Liquified Natural Gas merupakan gas alam cair yang didinginkan hingga suhu sekitar  -162°C agar berubah menjadi bentuk cair, sehingga mudah untuk disimpan dan didistribusikan.

Emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan LNG jauh lebih rendah dibandingkan dengan pembakaran minyak bumi dan batu bara. Selain itu, kandungan nilai kalornya terbilang tinggi, sehingga sangat efisien digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Dalam transisi energi sendiri, LNG sering dianggap sebagai bridge fuel (energi jembatan) dalam transisi dari energi fosil ke energi terbarukan.

Baca Juga: Jangan Salah Lagi! Ini Perbedaan Utama LPG dan LNG

2. Energi Surya

Energi surya bekerja dengan mengubah sinar matahari menjadi listrik. Dalam proses ini dibutuhkan sebuah alat yang namanya solar panel. Dengan alat ini kita bisa memanfaatkan energi surya dalam skala rumah tangga maupun industri.

Energi surya ini memiliki banyak kelebihan, seperti sumbernya tidak terbatas, ketersediaannya melimpah di negara kita, dan tidak menghasilkan emisi saat digunakan.

3. Energi Angin

Angin juga menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin.

Turbin memanfaatkan energi angin untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Penggunaan energi angin ini tidak menghasilkan emisi sama sekali dan memiliki efisiensi tinggi terutama di wilayah berangin.

Beberapa negara maju yang telah menggunakan angin sebagai salah satu energi alternatif terbarukan untuk memenuhi kebutuhan industri mereka. Sedangkan di negara berkembang, seperti Indonesia, energi angin ini belum diolah secara maksimal.

Baca Juga: Ini Pentingnya Sumber Energi Listrik Alternatif untuk Masa Depan Kita!

4. Bioenergi (Biofuel dan Biogas)

Limbah yang seringkali dibuang, ternyata bisa jadi sumber energi, lho. Energi dari bahan organik atau biomassa, seperti sisa tanaman, limbah pertanian, kotoran hewan, hingga limbah organik rumah tangga disebut dengan bioenergi.

Ada dua jenis bioenergi, yaitu biofuel dan biogas. Biofuel adalah bahan bakar cair yang berasal dari biomassa. Sedangkan biogas dihasilkan dari proses fermentasi anaerob atau tanpa oksigen pada bahan organik, seperti limbah pertanian, kotoran hewan maupun sampah organik.

5. Tenaga Air (Hidroelektrik)

Hidroelektrik dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air dengan memanfaatkan aliran air yang berasal dari bendungan untuk menggerakkan turbin. Nah, turbin inilah yang nantinya akan mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.

Penggunaan energi air perlu dijalankan secara bijak agar agar tidak memengaruhi ekosistem sungai, seperti dengan mengkaji AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) agar tepat guna ataupun dengan membangun PLTA Skala Mikro tanpa perlu membangun bendungan besar.

Baca Juga: Mengapa Harus Beralih ke Energi Hijau? Ini Dampaknya Bagi Masa Depan Bumi

Kenapa LNG Menjadi Solusi Terbaik Saat Ini?

Dari berbagai alternatif sumber energi yang tersedia, LNG dinilai sebagai solusi paling tepat untuk saat ini, terutama dalam mendukung transisi energi menuju masa depan yang lebih bersih.

Sementara energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin memang menjanjikan, tetapi tantangannya sangat berat.

Kedua sumber energi ini sangat bergantung pada kondisi cuaca serta waktu (siang dan malam), dan umumnya membutuhkan instalasi skala besar agar bisa dimanfaatkan secara optimal.

Di sisi lain, LNG memiliki pasokan yang stabil dan menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan batu bara dan minyak bumi.

Didukung oleh infrastruktur yang lengkap, jaringan distribusi yang sanggup menjangkau pelosok negeri, serta regulasi yang mendukung, LNG dapat menjadi jembatan nyata bagi Indonesia dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.