Archives 2025

Transformasi Energi: 5 Industri Ini Sudah Move On ke LNG

sektor industri pengguna lng

Meski energi fosil bisa dibilang mendominasi kebutuhan energi nasional, nyatanya ada beberapa sektor industri sudah beralih ke LNG, energi alternatif yang jauh lebih bersih.

Kita tahu, penggunaan bahan bakar fosil membawa dampak buruk pada lingkungan, kesehatan, dan memicu polusi. beralih ke LNG merupakan langkah strategis dalam upaya mitigasi  dampak-dampak tersebut. Bagi mereka yang ingin mengeksplorasi lebih lanjut tentang tema ini, sangat disarankan untuk mempelajari ghostwriter dissertation.

Mau tahu sektor industri apa saja yang kini sudah menggunakan LNG? Yuk, simak artikel ini.

Apa Keunggulan LNG Dibandingkan Bahan Bakar Lain?

LNG (Liquefied Natural Gas) merupakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dibandingkan solar dan bensin.

Hal ini terlihat bahwa LNG menghasilkan emisi karbon dioksida yang lebih rendah. Tak hanya itu saja, penggunaan LNG juga tidak menghasilkan sulfur dan nitrogen oksida yang menjadi penyebab utama polusi udara.

Itulah kenapa dengan potensi yang dimiliki, LNG dinilai sebagai alternatif yang mendukung transisi energi bersih.

Dari sisi efisiensi, LNG memiliki densitas energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan CNG, sekitar 2 hingga 3 kali lipat dalam volume yang sama.Hal ini memungkinkan kendaraan berbahan bakar LNG dapat menempuh jarak lebih jauh tanpa sering mengisi ulang, sehingga cocok untuk transportasi jarak jauh.

Secara ekonomi, LNG cenderung lebih murah dibandingkan solar non-subsidi, sehingga dapat menekan biaya operasional.

Ketersediaan cadangan gas alam di Indonesia dan pengembangan infrastruktur LNG yang terus berjalan memperkuat potensi penggunaannya secara luas, baik di sektor transportasi, industri, maupunkelautan.

Baca Juga: Jangan Salah Lagi! Ini Perbedaan Utama LPG dan LNG

5 Sektor Industri yang Sudah Menggunakan LNG

Sebagai sumber energi yang lebih bersih dan efisien dibandingkan bahan bakar fosil, LNG memiliki potensi besar untuk digunakan di berbagai sektor penting.

Saat ini, pemanfaatan LNG telah menyentuh sejumlah bidang strategis, antara lain:

1. Industri Transportasi Darat

Meskipun masih didominasi oleh bahan bakar minyak, sektor transportasi darat, khususnya kendaraan berat dan angkutan logistik, mulai menunjukkan peningkatan dalam penggunaan LNG.

Truk-truk jarak jauh dan armada bus kota menjadi kandidat utama untuk transisi ini. Contohnya, di Tiongkok telah terjadi peningkatan signifikan dalam penggunaan truk bertenaga LNG untuk angkutan barang.

Di Eropa dan Amerika Utara, beberapa perusahaan logistik besar juga telah mulai menguji coba dan mengimplementasikan armada truk bertenaga LNG. Pembangunan stasiun pengisian bahan bakar LNG untuk kendaraan darat juga terus berkembang untuk mendukung kebijakan ini.

Baca Juga: Benarkah Sektor Paling Boros Energi adalah Transportasi? Ini Faktanya

2. Industri Manufaktur

Sektor manufaktur yang dikenal sebagai konsumen energi besar juga mulai beralih ke LNG, terutama perusahaan-perusahaan yang memproduksi keramik, semen, hingga baja.

Penggunaan LNG membantu memenuhi standar emisi yang ketat, mengurangi emisi polutan udara, dan meningkatkan efisiensi pembakaran.

Perusahaan-perusahaan ini berinvestasi dalam infrastruktur penerima dan regasifikasi LNG di lokasi pabrik mereka. Transformasi ini menunjukkan komitmen nyata terhadap penggunaan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

3. Industri Pembangkit Listrik

Sektor pembangkit listrik merupakan salah satu konsumen terbesar gas alam dan LNG memainkan peran krusial dalam memenuhi permintaan energi global yang terus meningkat.

Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) menawarkan fleksibilitas dan efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga batu bara. Selain itu, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari PLTG jauh lebih rendah.

Sebagai contoh, Jepang adalah salah satu importir LNG terbesar di dunia dan sangat bergantung pada LNG untuk memenuhi kebutuhan listriknya, terutama setelah bencana Fukushima yang membuatnya mengurangi ketergantungan pada energi nuklir.

Di Eropa dan Amerika Serikat, banyak pembangkit listrik tenaga batu bara yang telah diubah atau digantikan dengan pembangkit listrik tenaga gas alam untuk memenuhi target pengurangan emisi.

Baca Juga: Ini Faktanya! Kelebihan dari Energi Alternatif Dibanding Fosil

4.  Industri Kelautan

Sektor maritim,salah satu pelopor utama dalam adopsi LNG sebagai bahan bakar.

Dengan regulasi emisi sulfur global yang semakin ketat dari Organisasi Maritim Internasional (IMO), kapal-kapal berukuran besar didorong untuk beralih dari bahan bakar minyak konvensional yang tinggi polutan ke energi yang lebih bersih.

Banyak perusahaan pelayaran besar, seperti CMA CGM, yang telah menginvestasikan miliaran dolar dalam pembangunan kapal-kapal kontainer bertenaga LNG sejak tahun 2020.

Selain itu, infrastruktur bunkering LNG (pengisian bahan bakar LNG) terus berkembang di pelabuhan-pelabuhan utama di seluruh dunia, menunjukkan komitmen global terhadap transisi energi.

5. Industri Pertambangan

Industri pertambangan juga telah melirik LNG sebagai solusi baru yang lebih menarik. Penggunaan LNG dapat menggantikan diesel untuk pembangkit listrik di lokasi tambang. Bahkan bisa dimanfaatkan pula sebagai bahan bakar untuk alat-alat berat itu sendiri

Beberapa perusahaan pertambangan besar di Australia dan Amerika Utara telah mengadopsi LNG untuk menggerakkan fasilitas operasional mereka.

Misalnya, tambang-tambang di daerah terpencil yang tidak terhubung dengan jaringan gas pipa seringkali membangun fasilitas regasifikasi LNG untuk memasok listrik ke seluruh operasi mereka.

Baca Juga: Mengapa Biogas Dapat Menghemat Energi? Ternyata ini Faktanya!

Dampak Positif LNG terhadap Sektor Industri

Adopsi LNG di berbagai sektor industri membawa dampak positif yang signifikan. Dari segi lingkungan, penggunaan LNG secara drastis mengurangi emisi gas rumah kaca dan polutan udara hingga 23% dibandingkan dengan bahan bakar berbasis minyak sehingga dapat menjadi langkah mitigasi perubahan iklim dan pemanasan global.

Dari segi ekonomi, LNG seringkali menawarkan biaya bahan bakar yang lebih stabil dan kompetitif dibandingkan batu bara dan minyak bumi.

Efisiensi pembakaran LNG juga lebih baik dibanding energi fosil tradisional. Biaya pemeliharaan berpotensi lebih rendah untuk peralatan bertenaga LNG sehingga dapat menghemat operasional.

Seiring dengan berkembangnya infrastruktur LNG, biaya distribusi dan pemrosesan juga semakin kompetitif. Kondisi ini akan menjadikan LNG sebagai solusi transisi yang realistis menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Referensi:

  • Kementrian ESDM. Diakses tahun 2025. Pertamina Rintis Pemanfaatan LNG untuk Transportasi dan Rumah Tangga
  • Kementrian ESDM. Diakses tahun 2025. Pemerintah Dorong Penggunaan LNG untuk Kapal Laut
  • Kementrian ESDM. Diakses tahun 2025. Industri Hulu MIgas Dukung Pemanfaatan LNG untuk Pembangkit Listrik

Energi Terbarukan vs Tak Terbarukan: Ternyata Ini Bedanya!

perbedaan energi terbarukan dan tidak terbarukan

Ada dua jenis sumber energi yang memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, yaitu energi terbarukan dan energi tak terbarukan.

Masing-masing jenis energi ini punya kelebihan dan kekurangan. Karena itu, kita perlu mengenali perbedaan keduanya agar lebih bijak dalam mengelola sumber energi.

Pemahaman ini penting untuk kita miliki, agar pemanfaatan energi tersebut tidak menimbulkan dampak yang merugikan, baik bagi kehidupan manusia saat ini maupun generasi yang akan datang.

Apa Itu Energi Terbarukan dan Energi Tak Terbarukan?

Energi terbarukan merupakan energi yang diperoleh dari sumber daya alam yang ketersediaannya bisa diperbaharui secara alami dalam waktu yang relatif singkat.

Beberapa contoh dari energi terbarukan, antara lain adalah energi surya, energi angin, energi panas bumi, energi air, biomassa, dan juga energi ombak.

Sedangkan energi tak terbarukan merupakan energi yang ketersediaan sumbernya terbatas dan tidak bisa diperbaharui secara alami sehingga semakin sering digunakan, maka ketersediaannya akan habis.

Contoh dari energi tak terbarukan adalah energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi, gas alam, batu bara.

Baca Juga: Energi Terbaik Pengganti Bahan Bakar Fosil, Apakah Itu LNG?

Apa Saja Perbedaan Energi Terbarukan dan Tidak Terbarukan?

Perbedaan yang sering dipahami antara kedua jenis energi ini adalah sumber dayanya. Padahal, kalau diperhatikan aspek perbedaanya kedua energi ini cukup luas, antara lain:

Dari Segi Ketersediaan

Dari segi sumbernya, energi terbarukan tersedia melimpah dan bisa diperbaharui secara alami, karena sumbernya berasal dari alam.

Jenis energi terbarukan bisa menjadi pilihan tepat untuk bisa memenuhi kebutuhan energi manusia tanpa perlu melakukan eksploitasi berlebihan.

Sedangkan energi tak terbarukan memiliki jumlah ketersediaan yang terbatas. Saat energi ini digunakan terus menerus, maka sumber energi akan terus berkurang sehingga ketika ketersediaannya habis perlu eksploitasi baru lagi untuk mendapatkan penggantinya.

Dari Segi Dampak Lingkungan

Jika ditinjau dari dampak lingkungan yang ditimbulkan, energi terbarukan cenderung ramah lingkungan, minim emisi gas rumah kaca dan tidak mencemari lingkungan air maupun udara di sekitar.

Sedangkan energi tak terbarukan dalam proses pembakarannya menyebabkan polusi udara, air dan juga tanah.

Proses penggunaan energi tak terbarukan inilah yang akhirnya menghasilkan emisi gas rumah kaca tinggi. Dampak inilah yang kemudian memicu terjadinya perubahan iklim ekstrem dan pemanasan global.

Dari Segi Biaya dan Efisiensi

Energi terbarukan membutuhkan biaya tinggi untuk membangun infrastruktur awalnya. Namun, biaya operasional secara jangka panjang cenderung rendah.

Tak hanya itu, energi terbarukan juga memiliki efisiensi yang bisa disesuaikan pada teknologi dan kondisi alam sekitar.

Sedangkan energi tak terbarukan biasanya membutuhkan biaya awal yang jauh lebih rendah, tetapi saat dioperasikan membutuhkan biaya yang tinggi.

Memang betul energi tak terbarukan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi, namun sangat disayangkan sumbernya terbatas dan memberikan dampak buruk pada lingkungan.

Baca Juga: Mengapa Biogas Dapat Menghemat Energi? Ternyata ini Faktanya!

Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Jenis Energi

Meski punya manfaat yang besar untuk mendukung kebutuhan energi industri hingga rumah tangga, baik energi terbarukan dan energi tak terbarukan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yuk kita bahas!

Energi Terbarukan

Keunggulan sumber energi terbarukan adalah mampu menghasilkan emisi gas rumah kaca yang rendah bahkan mendekati nol. Itu lah kenapa energi ini sangat ramah lingkungan.

Ini menunjukkan, energi terbarukan bisa dipilih sebagai salah satu upaya mitigasi dampak pemanasan global.

Kelebihan dari energi terbarukan adalah stoknya yang melimpah dan tidak akan habis, sehingga bisa digunakan sebagai pasokan energi jangka panjang dan sebagai pengganti bahan bakar fosil.

Sayangnya, energi terbarukan memiliki tantangan, misalnya produksi listriknya sangat bergantung pada cuaca sekitar sehingga ketersediaan energinya belum bisa stabil.

Selain itu juga memerlukan lahan yang luas untuk melakukan instalasi dan membangun infrastruktur di tahap awal.

Energi Tak Terbarukan

Energi terbarukan masih menjadi sumber utama pembangkit listrik dunia. Sebut saja minyak bumi dan batu bara yang hingga saat ini masih menjadi primadona energi global.

Kelebihan dari energi tak terbarukan adalah memiliki kepadatan energi yang tinggi. Itu artinya bisa menghasilkan jumlah energi yang besar. Selain itu, ketersedian dan keandalannya juga bisa menjadi nilai plus karena memiliki pasokan yang stabil.

Sayangnya, energi tak terbarukan memberikan dampak lingkungan yang cukup serius karena dalam proses pembakarannya melepaskan emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang besar penyebab perubahan iklim global.

Proses ekstraksi sumber energi tak terbarukan juga bisa menyebabkan polusi udara dan polusi air sehingga bisa mengancam kesehatan manusia. Karena sifatnya terbatas, sumber energi tak terbarukan akan habis suatu saat nanti.

Baca Juga: 7 Jenis Limbah Organik Penghasil Energi

Peran Penting LNG di Era Transisi Energi

Energi terbarukan dan tak terbarukan memiliki kelebihan masing-masing. Jika dimanfaatkan dengan tepat, keduanya dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia.

Namun, saat ini kita berada di tengah tuntutan global akan transisi energi, yaitu pergeseran dari sistem energi berbasis bahan bakar fosil menuju sumber energi yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan.

Dalam proses transisi ini, LNG (Liquefied Natural Gas) memainkan peran penting sebagai jembatan menuju energi bersih. LNG merupakan gas alam cair yang menghasilkan emisi lebih rendah dibandingkan batu bara dan minyak bumi.

Salah satu keunggulan LNG adalah kesiapan teknologi dan infrastruktur pendukungnya. Mulai dari proses pencairan, pengangkutan dengan kapal khusus, hingga terminal regasifikasi, semuanya sudah tersedia, termasuk di Indonesia!

Hal ini memungkinkan LNG dipindahkan dengan lebih mudah tanpa melalui jaringan pipa ke berbagai wilayah.

Dengan memanfaatkan LNG, kita dapat secara bertahap mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, sekaligus membuka jalan menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. 

Referensi:

5 Manfaat Energi Matahari yang Tak Dimiliki Energi Fosil

manfaat energi matahari

Energi matahari atau surya menjadi salah satu alternatif gratis yang berpotensi menggantikan bahan bakar fosil sebagai pemasok kebutuhan energi.

Terlebih lagi penggunaan energi surya ini tidak menghasilkan emisi dan polutan yang merugikan lingkungan, sehingga bisa menjadi solusi energi bersih di masa depan.

Beralih ke energi matahari akan memberikan manfaat yang selama ini tidak pernah ditawarkan oleh energi fosil. Simak lebih lanjut untuk menemukan ulasan selengkapnya.

5 Manfaat Energi Matahari yang Tak Dimiliki Energi Fosil

Sebagai sumber energi alternatif yang tak terbatas, energi matahari memiliki 5 manfaat yang tak dimiliki oleh energi fosil, antara lain:

1. Energi yang Ramah Lingkungan

Energi matahari merupakan sumber energi bersih yang tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca saat digunakan.

Berbeda dengan pembakaran batu bara atau minyak bumi yang melepaskan karbon dioksida (CO₂) dan zat berbahaya lainnya ke atmosfer yang kemudian meningkatkan emisi gas rumah kaca.

Penggunaan energi matahari justru berkontribusi langsung dalam mengurangi jejak karbon dan membantu memperlambat laju perubahan iklim.

Baca Juga: Apakah Biogas Termasuk Energi yang Ramah Lingkungan?

2. Sumber Energi Tidak Terbatas

Semakin sering digunakan, ketersediaan energi fosil akan semakin menipis seiring waktu. Namun, berbeda dengan energi matahari yang tersedia secara alami dan tak terbatas sehingga dapat dimanfaatkan kapan saja selama ada sinar matahari.

Inilah keunggulan dari energi matahari, karena mampu menjamin pasokan energi yang berkelanjutan tanpa bergantung pada sumber daya yang bisa menipis.

3. Sumber Energi yang Bebas Polusi

Dalam pengolahan energi fosil seperti minyak bumi dan batu bara akan menghasilkan polutan. Sementara itu, proses konversi sinar matahari menjadi listrik melalui panel surya tidak menghasilkan polusi udara, air, maupun tanah.

Karena tidak menghasilkan polutan, penggunaan energi matahari mampu melindungi sumber air dan tidak memiliki risiko terhadap munculnya masalah pencemaran udara.

Baca Juga: Energi Terbaik Pengganti Bahan Bakar Fosil, Apakah Itu LNG?

4. Desentralisasi Energi

Panel surya dapat dipasang di berbagai lokasi, termasuk di daerah terpencil. Ini memberikan akses bagi masyarakat yang selama ini belum tersentuh jaringan infrastruktur listrik. 

Keunggulan energi matahari adalah fleksibilitas penggunaannya. Berbeda dengan energi fosil membutuhkan infrastruktur distribusi yang kompleks seperti jaringan pipa atau pembangkit besar. Hal ini membuatnya sulit diakses oleh wilayah-wilayah pedalaman.

5. Biaya Operasional Jangka Panjang Lebih Murah

Meski biaya awal instalasi panel surya masih tergolong tinggi, biaya operasional energi matahari dalam jangka panjang jauh lebih murah dibandingkan energi fosil.

Panel surya tidak memerlukan bahan bakar untuk beroperasi dan hanya membutuhkan perawatan minimal. Setelah terpasang, biaya listrik dapat ditekan secara signifikan atau bahkan gratis dalam jangka panjang.

Sebaliknya, pembangkit listrik berbasis energi fosil terus-menerus membutuhkan pasokan bahan bakar yang harus dibeli. Tak hanya itu saja, biaya pemeliharaan infrastruktur dan dampak lingkungan yang ditimbulkan juga menjadi beban tersendiri.

Baca Juga: Potensi LNG Sebagai Bahan Bakar Kereta Api, Makin Efisien!

Apa Tantangan Pemanfaatan Energi Matahari?

Meskipun energi matahari memiliki banyak keunggulan, ada sejumlah tantangan yang masih harus dihadapi dalam penerapannya.

Tantangan utamanya adalah ketergantungan pada kondisi cuaca dan waktu. Energi matahari hanya dapat dihasilkan saat matahari bersinar, sehingga produksinya berkurang saat cuaca mendung atau hujan, serta tidak tersedia sama sekali pada malam hari.

Hal ini membuat energi matahari kurang stabil dan tidak selalu dapat diandalkan sebagai satu-satunya sumber listrik, terutama di wilayah dengan intensitas sinar matahari rendah atau pola cuaca yang tidak menentu.

Selain itu, biaya awal instalasi panel surya relatif tinggi selaras dengan kebutuhan lahan yang cukup luas untuk pembangunan berskala besar. Efisiensi konversi energi matahari menjadi listrik oleh panel surya juga masih terbatas, sehingga dibutuhkan teknologi yang terus berkembang untuk memaksimalkan potensi energi ini

Baca Juga: Dari Sampah Jadi Tenaga: 7 Jenis Limbah Organik Penghasil Energi

Peran LNG sebagai Transisi Menuju Energi Terbarukan

Transisi dari energi fosil menuju energi surya membutuhkan strategi yang matang dan bertahap. Dalam proses ini, LNG (Liquefied Natural Gas) memiliki peran penting sebagai sumber energi transisi yang lebih bersih dan fleksibel.

Dibandingkan dengan batu bara atau minyak bumi, LNG menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah, menjadikannya solusi jangka menengah yang lebih ramah lingkungan dalam memenuhi kebutuhan energi global.

LNG dapat dimanfaatkan dalam berbagai sektor, seperti pembangkit listrik, transportasi, hingga industri.

Fleksibilitas penggunaan dan besarnya potensi LNG membuat gas dingin menjadi pilihan yang realistis, utamanya bagi negara berkembang yang tengah berupaya meningkatkan akses energi ke seluruh penjuru negeri.

LNG dapat menjadi solusi jangka menengah untuk mempercepat pemerataan energi dengan biaya infrastruktur yang lebih rendah dibandingkan energi terbarukan, sembari tetap mendukung transisi menuju sistem energi yang lebih bersih di masa depan.

Referensi:

  • ESDM. Diakses tahun 2025. Solar Cell, Sumber Energi Terbarukan Masa Depan
  • ESDM. Diakses tahun 2025. Tantangan Pengembangan “Wind and Solar Energy” di Kawasan Asia
  • IEA. Diakses tahun 2025. Integrating Solar and Wind