Tak bisa dimungkiri bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA). Dengan segala potensinya, Indonesia ternyata termasuk salah satu negara yang punya potensi akan cadangan mineral alias barang tambang yang tinggi.
Dilansir Badan Pusat Statistik, barang tambang, seperti batubara, minyak, gas bumi, bijih timah, atau bijih nikel, merupakan contoh dari hasil kegiatan pertambangan. Semua mineral tersebut masih berbentuk mentah dan perlu diolah lebih lanjut supaya nilainya bertambah.
Tempat untuk mengolah bahan tambang tersebut salah satunya dikenal sebagai smelter. Apakah itu? Berikut kami rangkum informasi mengenai apa itu smelter serta fungsi, cara kerja, hingga contoh proyeknya di Indonesia.
Apa Itu Istilah Smelter dalam Pertambangan?
Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata “smelter”? Sebelum itu, perlu Anda ketahui, kata smelter berakar dari kata bahasa Inggris smelting yang artinya ‘peleburan’. Jadi, smelter merujuk pada lokasi atau tempat untuk melebur barang-barang tambang.
Lebih rincinya, laman Enluse menjelaskan, smelter adalah sebuah pabrik tempat logam diekstraksi dari bijihnya melalui proses yang disebut peleburan.
Hal yang serupa juga disebutkan dalam laman worstpolluted.org, yakni bahwa smelter adalah fasilitas untuk mengekstrak berbagai logam dari bijihnya untuk menghasilkan produk logam yang lebih halus.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa proses smelting di smelter bukanlah sekadar peleburan biasa. Laman Cast Masterelite Shop menjelaskan tentang perbedaan antara peleburan (melting) dan smelting.
Yang dimaksud melting adalah mengubah sebuah material dari padat menjadi cair. Sementara itu, smelting adalah proses mendapatkan logam dengan cara meleburkan bijih melebihi titik lelehnya.
Fungsi dan Cara Kerja Smelter
a. Fungsi Smelter
Seperti disinggung di bagian sebelumnya, smelter adalah fasilitas smelting. Di sinilah logam akan dilebur dan diolah, dari yang masih berbentuk mineral mentah menjadi logam murni yang lebih bernilai. Namun, bukan itu saja.
Fungsi smelter yang lain adalah sebagai tempat untuk membersihkan mineral logam. Lebih jelasnya, barang-barang tambang akan dipanaskan hingga suhu tinggi dengan bantuan zat pereduksi.
Dengan melakukan hal tersebut, logam akan terbebas dari berbagai zat pengotor. Pada waktu yang bersamaan, kandungan logamnya pun akan meningkat.
Perlu Anda ketahui pula, dengan adanya smelter, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tambang dapat beroperasi secara produktif dan optimal.
b. Cara Kerja Smelter
Bagaimana proses peleburan mineral logam di smelter? Berikut penjelasan tentang cara kerja smelter:
1). Proses Persiapan dan Pemrosesan Bahan Mentah
Pada tahap awal, bijih mineral perlu direduksi dengan cara dihancurkan dan digiling. Hal ini untuk memisahkan kandungan logam yang diinginkan dengan mineral pengotor.
Di samping itu, tidak menutup kemungkinan jika bijih logam dikupas, dikeringkan, atau melalui pemisahan magnetik. Ketiga tahapan tersebut juga dikenal dengan istilah para-smelting.
2). Proses Peleburan
Bijih mineral yang telah direduksi selanjutnya perlu dimasukkan ke dalam tungku peleburan atau furnace. Di sinilah bijih mengalami proses peleburan.
Agar proses ini berjalan optimal, tungku peleburan diatur agar bersuhu tinggi. Di samping itu, suhu dan kondisi lingkungan juga diatur supaya logam dapat terpisah dari zat pengotor ataupun mineral lainnya.
Selama proses peleburan, bisa saja ada logam yang meleleh lebih dulu, karena titik lelehnya yang lebih rendah. Jika itu terjadi, maka logam tersebut dikumpulkan dalam bentuk cair.
3). Proses Memisahkan Logam dari Slag dan Pengotor
Proses peleburan menyebabkan logam menjadi cair dan bersih dari zat pengotor. Namun, logam cair tersebut masih perlu dipisahkan dari slag. Apa itu?
Slag sendiri adalah material dari zat pengotor yang teroksidasi dan meleleh saat proses peleburan. Untuk memisahkannya dari logam, butuh teknik seperti gravitasi, diferensiasi massa jenis, atau teknik pemisahan lainnya.
Adapun logam cair yang telah dikumpulkan selanjutnya dicetak menjadi ingot (berbentuk persegi panjang) atau bentuk lain sesuai kebutuhan.
4). Proses Lanjutan
Usai pemisahan dari slag, beberapa prosedur lanjutan lain bisa saja dilakukan pada logam, misalnya penggunaan teknik elektrolisis, pengecoran, pendinginan, atau pemurnian tambahan dengan metode kimia atau fisika.
5). Pengolahan Lanjutan
Setelah tingkat kemurnian logam yang diinginkan tercapai, logam tersebut sudah bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, seperti untuk kebutuhan industri manufaktur, otomotif, ataupun elektronik.
Lebih lanjut, agar kelima tahapan tadi dapat berjalan dengan baik, smelter perlu dilengkapi dengan berbagai teknologi. Adapun peralatan teknologi tersebut meliputi tungku peleburan, peralatan pengumpanan, peralatan pemisahan, sistem pendinginan, peralatan pemurnian, peralatan analisis dan kontrol, serta sistem pengolahan gas.
Jenis Material Logam yang Memerlukan Proses Smelter
Material logam apa saja yang memerlukan proses smelting di smelter? Beberapa contohnya adalah timah, nikel, emas, perak, tembaga, dan besi.
a. Besi
Di antara banyaknya jenis logam, besi adalah salah satu yang paling umum di-smelting. Bijih besi perlu dipanaskan agar terpisah dari oksigen.
Bijih besi yang sudah diolah barulah bisa dimanfaatkan dalam berbagai sektor industri, mulai dari otomotif hingga konstruksi.
b. Emas
Emas batangan yang sering Anda lihat dalam kehidupan bukanlah semata-mata telah seperti itu saat diambil dari alam. Material logam tersebut memerlukan proses smelting di smelter dahulu.
Bijih emas harus dipanaskan dengan suhu tinggi untuk memisahkan logamnya dari mineral atau bahan pengotor lainnya. Barulah bijih yang sudah diproses dapat dijadikan sebagai logam emas murni atau alloy (paduan).
c. Nikel
Tahukah Anda smelter material apa yang paling banyak di Indonesia? Menurut laporan CNBC Indonesia, diketahui bahwa smelter nikel adalah yang paling banyak sejauh ini, yakni terakumulasi hingga 116 smelter.
Layaknya besi dan emas, nikel juga perlu melewati tahap smelting agar bisa diolah menjadi alloy nikel ataupun nikel murni.
d. Timah
Perabot ataupun peralatan dalam kehidupan sehari-hari banyak yang terbuat dari timah. Sebelum menjadi barang serbaguna, bijih timah terlebih dahulu dimurnikan sebelum menjadi timah yang dapat dibentuk menjadi batangan atau kumparan.
e. Tembaga
Contoh material logam lain yang juga memerlukan proses smelting di smelter adalah tembaga. Pemurnian bijih tembaga dapat membuatnya menjadi tembaga murni ataupun alloy. Adapun smelter tembaga di Indonesia kini tengah dibangun oleh PT Freeport Indonesia.
Proyek Smelter di Indonesia
Pembangunan smelter menjadi salah satu ambisi terbesar pemerintah Indonesia. Diberitakan laman databoks, pembangunan sebanyak 53 unit smelter direncanakan rampung pada 2024.
Fasilitas smelting tersebut meliputi smelter nikel (30 unit), bauksit (11 unit), mineral besi (4 unit), tembaga (4 unit), mineral mangan (2 unit), dan seng (2 unit).
Di luar dari itu, masih ada proyek smelter di Indonesia lainnya. Merujuk situs resmi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), berikut beberapa di antaranya:
a. Smelter Kuala Tanjung, Sumatra Utara
Dengan skema pendanaan dari BUMN, smelter Kuala Tanjung memakan biaya sebesar Rp 21,016 miliar. Proyek ini berupa ekspansi peleburan aluminium 200.000 tpy.
b. Smelter Ketapang, Kalimantan Barat
Pembangunan smelter Ketapang dibangun seluas 1.520 ha. Menghabiskan investasi sebesar Rp 7 triliun, dana proyek ini berasal dari pihak swasta.
c. Smelter Morowali, Sulawesi Tengah
Smelter Morowali dibangun oleh PT Sulawesi Mining Investment dan PT Indonesia Guang Ching Nickel And Stainless Steel Industry. Investasi total proyek ini mencapai Rp 32.400 triliun.
d. Smelter Buli, Maluku Utara
Proyek ini berupa pembangunan pabrik ferronikel 13.500 tny dengan investasi total sebesar Rp 19,7 triliun.
e. Smelter Konawe, Sulawesi Tenggara
Ada empat perusahaan yang membangun smelter Konawe, yaitu PT. Cahaya Modern Metal Industri, PT. Virtue Dragon Nickel Indonesia, PT. COR Industri Indonesia, dan PT. Karyatama Konawe Utara. Luas smelter ini mencapai 351,03 ha.
f. Smelter Bantaeng, Sulawesi Tenggara
Dibangun di atas tanah seluas 3.000 ha, smelter Bantaeng di Sulawesi Tenggara memiliki investasi total hingga Rp 2 triliun.
Closing
Peran smelter dalam meningkatkan nilai material logam sangatlah krusial. Tidak heran jika pembangunannya dilakukan secara besar-besaran. Akan tetapi, di sisi lain, hal tersebut memiliki imbas yang kurang baik terhadap kebersihan lingkungan.
PGN LNG (Lembaga Penyediaan dan Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi Cair) adalah pilihan yang bijak. Gas bumi cair sebagai alternatif energi yang bersih dapat menjadi solusi untuk mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan efisiensi, dan menghemat biaya operasional.
Jangan ragu untuk menghubungi kontak PGN LNG yang tersedia di situs web untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana Anda dapat berperan dalam menjaga lingkungan dan energi yang lebih bersih.