Sudah ada kurang lebih 2.000 tahun yang lalu, nikel merupakan salah satu jenis logam yang sangat berperan dalam kehidupan manusia. Logam satu ini dapat dimanfaatkan dalam bidang industri, militer, hingga moda transportasi dan peralatan rumah tangga.
Di Indonesia, nikel tergolong sebagai komoditi unggulan di samping batubara. Untuk mendapatkannya, tentu perlu dilakukan proses penambangan nikel.
Pada artikel ini, kami akan mengajak Anda untuk mengenal lebih jauh tentang proses penambangan nikel, mulai dari tahapan, metode, hingga produk hasilnya. Merujuk buku Teknis Penambangan Nikel oleh Dzakir, dkk. (2023) serta sumber yang lain, berikut informasi selengkapnya.
Proses dan Tahapan Penambangan Nikel
Sebelum mengetahui proses penambangan nikel, Anda perlu mengetahui bahwa ada beberapa jenis sistem penambangan yang bisa diterapkan untuk mengambil mineral dari dalam bumi, yaitu sistem tambang terbuka, sistem penambangan bawah tanah, sistem penambangan bawah air, dan sistem penambangan insitu.
Umumnya, perusahaan-perusahaan tambang nikel, seperti PT Vale Indonesia atau PT Antam (Persero) Tbk, menerapkan sistem penambangan terbuka atau surface mining.
Berdasarkan buku Teknis Penambangan Nikel oleh Dzakir, dkk. (2023), adapun tahapan penambangan nikel, yang menerapkan sistem penambangan terbuka, adalah sebagai berikut:
1. Land Clearing atau Pembersihan Lahan
Proses penambangan nikel dimulai dengan land clearing atau pembersihan lahan. Tahapan ini penting dilakukan agar lokasi kegiatan penambangan bersih dari semak-semak, pepohonan kecil hingga besar, dan bongkahan-bongkahan batu yang dapat menghalangi pekerjaan.
2. Pengupasan Tanah Pucuk
Setelah lahan dibersihkan, tanah pucuk atau top soil yang subur selanjutnya diambil dan ditimbun di area tertentu. Lokasi timbunan tanah pucuk tersebut dapat ditanami semak-semak atau rerumputan untuk mencegah terjadinya erosi.
Di samping itu, tanah pucuk juga disimpan supaya nantinya dapat dimanfaatkan untuk keperluan reklamasi lahan bekas tambang.
3. Pengupasan Tanah Penutup
Tahapan penambangan nikel berikutnya adalah overburden removal atau pengupasan tanah penutup. Cara pengerjaannya bisa dengan backfilling digging atau beaching system.
Adapun tanah penutup sengaja diambil supaya nantinya kegiatan penggalian atau penambangan bijih nikel di lokasi dapat lebih mudah. Lapisan tanah yang telah dikupas kemudian ditimbun di area khusus yang populer dengan istilah disposal area.
4. Penambangan Bahan Galian Bijih
Usai lapisan tanah pucuk dan tanah penutup dikupas, barulah proses penggalian atau penambangan bahan galian dilakukan. Caranya adalah dengan menggali dan mengeluarkan endapan galian bijih nikel dari dalam ke permukaan bumi.
Ketika mulai menambang, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, mulai dari segi ekonomis, teknis, hingga teknologi yang digunakan. Posisi dan kedalaman endapan juga perlu diketahui agar dapat menerapkan metode penambangan yang tepat.
5. Pemuatan dan Pengangkutan
Yang dimaksud pemuatan atau loading adalah kegiatan memindahkan material dari front penambangan ke dump truck. Sementara itu, pengangkutan atau hauling merujuk pada proses pemindahan material dari satu lokasi ke lainnya.
Kegiatan pengangkutan dari proses penambangan nikel secara umum meliputi
- pengangkutan tanah pucuk dari lokasi penambangan menuju tempat penimbunan top soil;
- pengangkutan tanah penutup dari lokasi penambangan menuju disposal area;
- pengangkutan bijih nikel dari lokasi penambangan menuju tempat penimbunan bijih (stockpile area); dan
- pengangkutan bijih nikel dari stockpile area menuju jetty atau pelabuhan pengangkutan.
Metode Penambangan Nikel
Metode penambangan nikel yang lazim diterapkan oleh perusahaan-perusahaan tambang nikel di Indonesia adalah metode open pit dan open cast.
1. Open Pit
Disebutkan dalam Advances in Nuclear Fuel Chemistry oleh Piro dan Lipkina (2020), metode open pit merujuk pada penambangan yang dilakukan secara langsung pada permukaan tanah sehingga terciptalah sebuah lubang terbuka (seperti cekungan).
Metode penambangan nikel satu ini cocok diaplikasikan pada area yang cenderung datar hingga landai. Metode ini juga dapat diterapkan pada penambangan batubara atau penambangan batuan keras lainnya, seperti bijih logam, aluminium, atau tembaga.
2. Open Cast
Apabila kegiatan penambangan dilakukan dengan cara menggali mengikuti lereng bukit, maka metode itu dikenal sebagai metode open cast. Penggalian tersebut dapat dikerjakan dari atas ke bawah ataupun sebaliknya.
Dijelaskan dalam Sensing and Monitoring Technologies for Mines and Hazardous Areas oleh Chaulya dan Prasad (2016), metode open cast kerap melibatkan pemindahan lapisan tanah penutup, pembuangan, dan penimbunan kembali dalam jumlah besar di lokasi penggalian.
Sebagai tambahan, Alkausar dan Murda dalam Rancangan Penambangan Pit SR4 pada PT. Manggala Usaha Manunggal Jobsite Bara Anugrah Sejahtera, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan (2020) menyebutkan perbedaan antara metode penambangan open pit dan open cast.
Perbedaannya adalah metode open pit dilakukan dari permukaan mendatar menuju ke arah bawah, sedangkan metode open cast dilakukan jika endapan bijih terdapat pada perbukitan.
Produk Hasil Pengolahan Nikel
Produk akhir dari proses penambangan dan pengolahan nikel adalah berbagai bentuk nikel yang digunakan dalam berbagai aplikasi. Beberapa produk hasil pengolahan nikel yang umum di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Feronikel
Feronikel kerap dimanfaatkan sebagai bahan pemadu ketika membuat baja. Berdasarkan Good Mining Practice di Indonesia oleh Irwandy Arif (2021), di Indonesia, feronikel dibuat oleh PT Aneka Tambang.
2. Nikel Matte
Nickel Institute mendefinisikan nikel matte sebagai produk antara dalam proses metalurgi dengan kandungan nikel yang bervariasi antara 30-60 persen. Hasil pengolahan nikel satu ini kerap dimanfaatkan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Disebutkan pula dalam Irwandy Arif (2021), PT Vale Indonesia merupakan perusahaan tambang nikel yang memproduksi nikel matte.
Proses penambangan nikel adalah langkah penting dalam memastikan pasokan nikel yang diperlukan untuk berbagai industri. Sebelum penambangan berlangsung, lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat galian perlu dibersihkan hingga dikupas dari tanah pucuk dan tanap penutup.
Di samping nikel, hasil tambang yang juga memiliki potensi dan manfaat dalam kehidupan manusia adalah liquefied natural gas (LNG) atau gas alam cair. Bahkan, LNG tergolong lebih bersih dibanding bahan bakar fosil lainnya.
Emisi CO2 berkurang secara signifikan sekitar 25 persen dari penggunaan LNG sehingga bahan bakar satu ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi emisi karbon.
Bersama PGN LNG (Lembaga Penyediaan dan Pengembangan Infrastruktur Gas Bumi Cair), Anda dapat berpartisipasi dalam menjaga lingkungan dan menggunakan energi yang lebih bersih. Hubungi kontak PGN LNG yang tersedia di situs web untuk informasi lebih lanjut.