Apa Itu Dock Kapal atau Galangan? Ini Pengertian hingga Jenisnya

Masyarakat mungkin melihat kapal sekadar sebagai moda transportasi air. Lebih dari itu, kapal memiliki peranan penting, terlebih sebagai komponen untuk mendistribusikan barang, dalam perekonomian global.

Untuk memastikan kapal-kapal tersebut beroperasi dengan optimal, diperlukan tempat khusus yang disebut dock kapal atau galangan. Di dock, transportasi air tersebut menerima perbaikan maupun perawatan.

Di bawah ini, kami telah merangkum berbagai informasi tentang dock kapal atau galangan, mulai dari pengertian, jenis, hingga proses docking kapal. Simak penjelasannya berikut.

Pengertian Dock Kapal atau Galangan

Disebutkan dalam buku Produktivitas Galangan Kapal yang disusun oleh Rizwan dan Razali (2022), yang dimaksud galangan atau dock kapal adalah suatu entitas berlangsungnya kegiatan pembuatan, perbaikan, hingga modifikasi kapal ataupun pekerjaan kelautan lainnya.

Begitu pula dengan Daniel Yowel (2007), ia mengartikan galangan kapal, juga dikenal dengan sebutan shipyard, sebagai “tempat di perairan yang fungsinya untuk melakukan proses pembangunan kapal dan perbaikan kapal, dan juga melakukan pemeliharaan”.

Istilah dock dan galangan kerap digunakan bergantian. Akan tetapi, menurut Wulan (2015), ada sedikit perbedaan antara keduanya, yaitu jika dock kapal berfungsi sebagai tempat perawatan kapal, fungsi galangan lebih sebagai tempat pembuatan kapal baru.

Agar kegiatan pembangunan hingga perbaikan kapal dapat dilakukan, sebuah dock atau galangan kapal perlu dilengkapi dengan fasilitas tertentu, misalnya

  • tempat perancangan;
  • tempat perbaikan dan pemeliharaan kapal;
  • tempat pembuatan kapal baru;
  • bengkel pipa;
  • bengkel plat;
  • bengkel mesin;
  • gudang tempat menyimpan material dan peralatan, dan sebagainya.

Jenis-Jenis Dock Kapal

Apabila dilihat dari segi kegiatannya, jenis dock kapal dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu

a. Building Dock Shipyard

Sesuai namanya, jenis dock kapal ini hanya berfokus pada pembangunan atau pembuatan kapal baru saja (new building ship). Aktivitas pembangunan kapal baru tersebut bisa meliputi pemasangan plat lambung, pemasangan gading, hingga pengecekan quality control.

Di samping itu, juga dilakukan sejumlah tes fungsi sebelum kapal digunakan. Pada umumnya, pihak yang melakukan tes itu adalah badan klasifikasi kapal.

b. Repair Dock Shipyard

Jika sebuah kapal rusak, maka ia dapat dibawa ke galangan khusus tempat perbaikan kapal yang dikenal sebagai repair dock shipyard. Jenis galangan ini akan mengurus berbagai permasalahan terkait perbaikan (repair) maupun pemeliharaan (maintenance) kapal.

Contoh kegiatan dari perbaikan dan pemeliharaan adalah konstruksi pada badan kapal atau sistem peralatan.

c. Building and Repair Dock Shipyard

Ada pula jenis dock kapal yang memungkinkan untuk melakukan pembangunan, perbaikan, serta pemeliharaan sekaligus. Itu adalah building and repair dock shipyard.

Galangan jenis ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk membuat kapal baru dan memperbaiki kapal-kapal lama.

Proses dan Metode Docking Kapal

Jika dock merujuk pada lokasinya, docking kapal adalah proses memindahkan kapal dari laut ke dock dengan tujuan untuk memperbaiki berbagai kerusakan yang dialami kapal.

Menurut Wulan (2015), docking kapal adalah “ proses memindahkan kapal dari air/laut ke atas dock dengan bantuan fasilitas pengedokan yang dipergunakan untuk perbaikan kapal maupun pembangunan kapal baru”.

Proses docking kapal sendiri tidak boleh dilakukan asal-asalan. Pengedokan perlu melihat keadaan hingga spesifikasi kapal supaya dapat menerapkan metode yang tepat. Berikut rangkuman informasi tentang proses dan metode docking kapal.

a. Proses Docking Kapal

Secara umum, pengedokan kapal mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Pemindahan Kapal

Langkah pertama adalah memindahkan kapal ke dock kapal. Metode ini bervariasi tergantung pada jenis dock kapal yang digunakan. Sebagai contoh, di dry dock, kapal ditarik ke dalam dengan derek, sedangkan di floating dock, kapal ditarik ke atas platform mengambang.

2. Pembersihan dan Inspeksi

Setelah kapal terangkat atau berada di dock, mulailah dilakukan pembersihan dan inspeksi. Bagian bawah kapal biasanya akan dibersihkan dari lumut, kerak, dan korosi. Selanjutnya, pihak dock akan mengevaluasi kerusakan dan perbaikan apa saja yang perlu dilakukan.

3. Perbaikan

Dalam tahap ini, perbaikan dan pemeliharaan dilakukan sesuai dengan temuan inspeksi. Ini termasuk perbaikan pada lambung kapal, penggantian atau perbaikan komponen mekanis, perbaikan pada sistem listrik, dan pengecatan kapal.

4. Uji Coba dan Pengecekan

Setelah perbaikan selesai, berbagai sistem dan komponen kapal diuji untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Ini mencakup uji coba mesin, uji coba sistem listrik, dan pengujian sistem keamanan kapal.

5. Peluncuran Kapal

Setelah semua perbaikan dan uji coba selesai, kapal dipersiapkan untuk peluncuran kembali ke laut dengan menariknya kembali ke air. Cara lain adalah dengan mengosongkan floating dock untuk mengapungkan kapal.

b. Metode Docking Kapal

Terdapat beberapa jenis metode docking kapal yang umum diterapkan. Berikut keempat jenisnya:

1. Floating Dock atau Dok Apung

Floating dock adalah dok yang mengapung di atas air. Terbuat dari baja dan plat yang menyusun konstruksinya, floating dock memungkinkan pengedokan kapal dengan cara menenggelamkan dan mengapungkannya dalam arah vertikal.

Jenis floating dock kapal dilengkapi dengan fasilitas meliputi crane pengangkat, pompa air, perlengkapan tambat, dan perlengkapan reparasi kapal yang lain.

Kelebihan: Floating dock bersifat fleksibel karena dapat dipindahkan serta memerlukan biaya pembuatan yang relatif murah.

Kekurangan: Usia pemakaian floating dock relatif singkat jika dibandingkan dengan jenis graving dock serta memerlukan daerah perairan yang cukup dalam.

2. Graving Dock atau Dok Gali/Dok Kolam

Graving dock adalah fasilitas pengedokan kapal yang bentuknya menyerupai kolam. Lazim berlokasi di tepi pantai, metode docking kapal satu ini memiliki sejumlah bagian penting yang meliputi pintu penutup, pompa pengering, mesin gulung, hingga crane.

Untuk memasukkan kapal, air dalam galangan atau dock perlu diisi terlebih dahulu dengan membuka kutub. Setelah tinggi permukaan air dalam graving dock sudah sama dengan permukaan air laut, barulah pintu dibuka dan kapal dimasukkan. Metode ini kerap diterapkan untuk membangun kapal baru.

Kelebihan: Relatif lebih aman karena bangunannya tetap, usia pemakaian relatif tinggi, dan biaya perawatannya rendah.

Kekurangan: Memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang lama untuk membangunnya serta tidak mobile karena tidak dapat dipindah-pindahkan.

3. Slipway Dock atau Dok Tarik

Slipway dock merupakan metode pengedokan kapal yang paling sederhana. Cara kerjanya adalah dengan menempatkan kapal di atas bantalan berupa trolley. Kapal kemudian ditarik dengan mesin derek dan tali baja melalui suatu rel yang menjorok masuk ke perairan.

Tersusun atas berbagai komponen yang meliputi landasan beton, rel, shifter, crane, dan derek, slipway dock terdiri dari dua jenis, yakni slipway melintang dan slipway memanjang. Perlu Anda ketahui pula, Ini adalah metode yang umum digunakan untuk perbaikan kapal kecil.

Kelebihan: Pengoperasiannya mudah, murah, dan cepat; memerlukan biaya yang relatif sedikit untuk membangunnya; memiliki kapasitas angkat yang besar; efektif untuk reparasi dan bangunan baru.

Kekurangan: Memiliki potensi bahaya yang lebih tinggi, misalnya kapal terbalik atau tali baja terputus.

4. Syncrolift Dock atau Dok Angkat

Seperti namanya, syncrolift dock merujuk pada metode pengedokan kapal dengan menggunakan lift. Spesifiknya, landasan pengerjaan dari dock atau galangan kapal ini bisa dinaik-turunkan secara vertikal menggunakan sebuah mesin pengangkat.

Dock kapal atau galangan adalah bagian penting dalam dunia perkapalan. Entitas tersebut memungkinkan untuk perbaikan, pemeliharaan, dan pembangunan kapal.

Docking kapal perlu dilakukan secara rutin agar kondisi moda transportasi air tersebut senantiasa optimal. Akan lebih baik lagi jika kapal menggunakan Liquefied Natural Gas (LNG) sebagai bahan bakarnya.

Ini karena LNG memiliki keunggulan operasional yang unik, pembakarannya bersih, serta minim jelaga dan emisi debu/partikel yang rendah. Penggunaan LNG sebagai bahan bakar juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi emisi gas karbon (CO2).

Bagi Anda yang memiliki concern akan penggunaan energi yang lebih bersih untuk menjaga lingkungan, Jangan ragu untuk menghubungi kontak PGN LNG yang tersedia di situs web untuk informasi lebih lanjut.