Dalam dunia perkapalan, keselamatan merupakan prioritas utama, terutama ketika berada di tengah lautan. Salah satu perangkat penting yang mendukung keselamatan pelayaran adalah EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon).
Kali ini kita akan membahas secara rinci mengenai apa itu EPIRB, fungsinya, cara kerjanya, serta pentingnya dalam menjaga keselamatan kapal dan kru di laut. Anda juga akan memahami kapan EPIRB harus diaktifkan dan bagaimana perbedaannya dengan perangkat lain seperti SART. Simak selengkapnya di bawah ini ya!
Definisi EPIRB dan Fungsinya
EPIRB merupakan perangkat radio yang dirancang khusus untuk mengirimkan sinyal darurat saat kapal mengalami keadaan darurat seperti kecelakaan, tenggelam, atau situasi berbahaya lainnya. Fungsinya sangat krusial karena memungkinkan tim penyelamat untuk menemukan posisi kapal atau kru yang terancam, terutama dalam kondisi di mana tidak ada alat komunikasi lain yang tersedia.
Perangkat ini beroperasi pada frekuensi yang telah ditetapkan secara internasional, sehingga sinyal yang dikirimkan dapat ditangkap oleh satelit dan diteruskan kepada pihak berwenang yang bertanggung jawab dalam tindak penyelamatan di laut. Pada dasarnya, EPIRB adalah alat yang memberi sinyal keberadaan kapal atau korban di laut, memastikan proses pencarian dan penyelamatan dapat dilakukan secepat mungkin.
Fungsi utama EPIRB:
- Mengirimkan sinyal darurat ke satelit ketika terjadi insiden
- Memberikan lokasi kapal atau personel yang membutuhkan pertolongan
- Memfasilitasi pencarian dan penyelamatan oleh tim SAR (Search and Rescue)
- Menjamin adanya komunikasi darurat bahkan saat semua sistem komunikasi lain gagal.
Bagaimana Cara EPIRB Bekerja
Secara teknis, EPIRB bekerja dengan mengirimkan sinyal darurat yang mengandung informasi posisi geografis kapal atau lokasi perangkat tersebut saat diaktifkan. Proses ini melibatkan beberapa langkah, yaitu:
- Aktivasi: EPIRB dapat diaktifkan secara otomatis saat terendam air atau secara manual oleh awak kapal dalam situasi darurat.
- Transmisi Sinyal: Setelah diaktifkan, EPIRB memancarkan sinyal frekuensi yang diatur untuk dikirimkan ke satelit penyelamat. Sinyal ini biasanya berisi informasi tentang identifikasi kapal dan lokasinya, yang diperoleh melalui GPS yang tertanam dalam perangkat.
- Penerimaan Sinyal oleh Satelit: Satelit yang beroperasi pada jaringan COSPAS-SARSAT akan menerima sinyal dari EPIRB dan menentukan lokasi kapal atau perangkat tersebut.
- Penerusan ke Pusat Koordinasi Penyelamatan: Informasi yang dikumpulkan oleh satelit diteruskan ke pusat penyelamatan terdekat, yang kemudian mengatur operasi pencarian dan penyelamatan.
- Respon Tim Penyelamat: Berdasarkan informasi yang diterima, tim penyelamat akan menuju ke lokasi yang telah ditentukan untuk mengevakuasi kru atau penumpang.
Proses ini biasanya berlangsung cepat, memastikan bantuan datang secepat mungkin dan meminimalkan risiko terhadap nyawa.
Perbedaan EPIRB dan SART
Di dunia maritim, selain EPIRB, dikenal juga perangkat lain yang memiliki tujuan serupa, yaitu SART (Search and Rescue Transponder). Meskipun keduanya digunakan dalam keadaan darurat, ada beberapa perbedaan penting antara EPIRB dan SART yang perlu dipahami.
EPIRB:
- Berfungsi untuk mengirimkan sinyal darurat berbasis satelit.
- Dapat diaktifkan secara otomatis saat terendam air atau secara manual.
- Memiliki jangkauan global melalui satelit, sehingga dapat digunakan di mana saja di seluruh dunia.
SART:
- Perangkat ini bekerja dengan cara merespons sinyal radar dari kapal penyelamat.
- Hanya berfungsi ketika radar dari kapal penyelamat mendeteksi sinyalnya, sehingga jangkauannya lebih terbatas dibandingkan EPIRB.
- SART dirancang lebih untuk penggunaan lokal di sekitar area pencarian, terutama untuk memberikan indikasi visual atau sinyal kuat kepada kapal penyelamat yang berada di sekitar lokasi.
Perbedaan utama antara keduanya adalah jangkauan dan metode pengiriman sinyal. EPIRB menggunakan satelit sehingga bisa digunakan dalam pencarian global, sedangkan SART lebih fokus pada area pencarian lokal dan berfungsi berdasarkan deteksi radar.
Kapan Kita Perlu Mengaktifkan EPIRB di Kapal?
EPIRB merupakan perangkat yang hanya digunakan dalam situasi darurat. Oleh karena itu, penting untuk memahami kapan EPIRB harus diaktifkan. Penggunaan yang tepat akan memastikan bantuan datang lebih cepat dan risiko terhadap keselamatan dapat diminimalisir.
Berikut beberapa contoh situasi darurat yang memerlukan aktivasi EPIRB:
- Tenggelamnya kapal: Ketika kapal mulai tenggelam dan tidak ada lagi cara untuk menyelamatkan diri atau berkomunikasi, EPIRB harus segera diaktifkan.
- Kebakaran yang tidak dapat dikendalikan: Jika terjadi kebakaran besar di kapal dan awak kapal tidak bisa lagi mengatasi situasi, EPIRB dapat digunakan untuk memanggil bantuan.
- Kehilangan komunikasi: Jika semua alat komunikasi di kapal gagal berfungsi, EPIRB dapat menjadi satu-satunya alat yang bisa digunakan untuk mengirim sinyal darurat.
- Kondisi cuaca ekstrem: Ketika kapal menghadapi cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan bahaya besar, aktivasi EPIRB akan membantu tim penyelamat memantau dan merespons situasi dengan cepat.
- Kondisi medis darurat di tengah laut: Jika ada kru atau penumpang yang mengalami kondisi medis kritis dan membutuhkan evakuasi darurat, EPIRB juga dapat digunakan.
Penting untuk diingat bahwa EPIRB bukan alat yang digunakan secara sembarangan. Aktivasi perangkat ini hanya boleh dilakukan dalam keadaan darurat yang nyata, ketika kehidupan di kapal terancam dan bantuan darurat sangat diperlukan.
EPIRB adalah perangkat vital dalam menjaga keselamatan di dunia perkapalan. Fungsinya yang dapat mengirimkan sinyal darurat ke satelit, memungkinkan tim penyelamat menemukan posisi kapal atau korban dalam keadaan darurat dengan cepat. Selain itu, memahami cara kerja EPIRB dan perbedaannya dengan perangkat lain seperti SART sangat penting bagi para pelaut dan operator kapal.
Penggunaan EPIRB harus dilakukan dengan bijak dan hanya dalam situasi darurat untuk memaksimalkan efektivitas penyelamatan. Bagi Anda yang bekerja di industri perkapalan atau sering berlayar, mengetahui cara menggunakan EPIRB bisa menyelamatkan nyawa dalam situasi kritis.
Sebagai tambahan, di era yang semakin mengedepankan energi hijau dan ramah lingkungan, PGN LNG Indonesia siap berkontribusi dalam menyediakan LNG (Liquefied Natural Gas) untuk sektor transportasi, termasuk perkapalan. Dengan menggunakan LNG, kita bisa mendorong penggunaan energi yang lebih bersih dan mendukung upaya distribusi energi hijau di Indonesia, sekaligus memastikan kelangsungan transportasi yang aman dan efisien.