ISM Code dalam Perkapalan: Pengertian, Tujuan, hingga Penerapannya

Kecelakaan dapat terjadi di mana saja, tanpa terkecuali di laut. Di Indonesia sendiri, data dari Departemen Perhubungan, pada Kesatuan Laut dan Penjaga Pantai (KPLP) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi menunjukkan tingginya kecelakaan kapal laut terlebih dalam kurun waktu 2007 sampai 2009.

Sepanjang tahun 2007, sebanyak 159 kecelakaan yang didominasi kapal kargo terjadi. Tahun 2009 juga menunjukkan angka kecelakaan kapal yang cukup tinggi, yakni hingga 124 kecelakaan.

Berangkat dari kondisi tersebut, Organisasi Maritim Internasional (IMO) lantas mengeluarkan peraturan yang populer dengan sebutan ISM Code atau International Safety Management Code.

ISM Code tidak hanya menjadikan keselamatan kapal beserta awaknya sebagai prioritas, tetapi juga meliputi kesehatan lingkungan laut. Merujuk berbagai sumber, berikut kami sajikan rangkaian informasi mengenai ISM Code. Simak di bagian berikut!

Pengertian ISM Code dan Pentingnya ISM Code dalam Aturan Perkapalan

a. Apa Itu ISM Code?

Disebutkan dalam ISM-Code sebagai Upaya Perlindungan Hukum dan Penggunaan Kapal yang Tidak Standar Kelaiklautan oleh Asmarinanda dan Safitri (2020), ISM Code adalah standar peraturan manajemen keselamatan internasional untuk keamanan maupun keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan pencemaran lingkungan laut yang ditetapkan Dewan Keselamatan Maritim IMO.

Peraturan satu ini tidak serta-merta muncul begitu saja. Munsah (2017) menyebutkan, pencetusan ISM Code tidak terlepas dari tingginya kecelakaan kerja di bidang maritim dan pelayaran. Urgensi akan kebutuhan pengelolaan keselamatan di kapal lantas menggiring pengesahan resolusi A.741(18) pada 4 November 1993.

Dari resolusi tersebut, lahirlah International Management Code for the Safe Operation and for Pollution Prevention. Ketentuan ini juga diadopsi oleh Safety of Life At Sea (SOLAS).

Adapun dasar hukum ISM Code di Indonesia dapat Anda lihat pada Ketentuan Pasal 169 Bagian Ketujuh dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Dalam undang-undang tersebut, disebutkan bahwa perusahaan wajib memenuhi persyaratan ISM-Code dalam pengoperasi kapal di laut.

b. Tujuan ISM Code

Seberapa penting ISM Code bagi perkapalan dan pelayaran? Tentu sangat penting. Tujuan penetapan ISM Code sendiri tak lain dan tak bukan adalah guna menjamin keselamatan di laut, mencegah kecelakaan dan hilangnya jiwa manusia serta kehilangan harta benda.

Di samping itu, kerusakan dan pencemaran lingkungan laut juga menjadi perhatian dari ketentuan ini. Disebutkan Arianti, Dzirrusydi, dan Faridah (2023) dalam Jurnal Manajemen Riset dan Teknologi Universitas Karimun, berikut tujuan ISM Code selengkapnya:

  • Menyediakan cara pengoperasian kapal yang aman dan melindungi lingkungan
  • Menyediakan sistem yang dapat mencegah risiko kecelakaan serta menanggulangi kecelakaan dan pencemaran
  • Meningkatkan keterampilan personil di darat dan di atas kapal secara berkesinambungan dalam menghadapi keadaan darat

Penerapan ISM Code

ISM Code sendiri dapat diterapkan di setiap kapal, baik kapal kargo, kapal tanker, maupun kapal penumpang. Ketika sebuah perusahaan mulai menerapkan code ini, maka kapal tersebut perlu memiliki Sistem Manajemen Keselamatan yang di dalamnya mengandung ketentuan

  • kebijakan keselamatan dan perlindungan lingkungan;
  • petunjuk dan prosedur perihal pengoperasian kapal secara aman dan perlindungan lingkungan yang sesuai dengan peraturan internasional maupun negara berbendera;
  • prosedur pelapor kejadian dan merespons keadaan darurat;
  • prosedur internal audit dan tinjauan manajemen; serta
  • tingkat kewenangan dan jalur-jalur komunikasi di darat dan di atas kapal maupun di antaranya.

Cara Mendapatkan Sertifikasi ISM Code

Sebuah kapal telah memenuhi standar keamanan apabila telah mendapat sertifikasi ISM Code dari badan sertifikasi yang terakreditasi. Mengapa ini penting untuk dilakukan?

Pasalnya, ada beberapa keuntungan yang didapat dari sertifikasi International Safety Management Code, seperti meningkatkan kepercayaan pelanggan kepada perusahaan, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjaga nama baik perusahaan.

Adapun cara untuk mendapatkan sertifikasi ISM Code adalah dengan menjalani audit kapal oleh badan sertifikasi yang diakui negara bendera. Proses audit meliputi penilaian akan kepatuhan kapal dan perusahaan terhadap persyaratan ISM Code.

Tahapan Implementasi ISM Code

Implementasi ISM Code melibatkan beberapa tahapan, di antaranya

  1. penetapan kebijakan manajemen keselamatan yang dilakukan pemilik kapal;
  2. identifikasi bahaya dan penilaian risiko;
  3. penetapan prosedur keselamatan;
  4. penetapan tanggung jawab dan wewenang;
  5. pelatihan dan keterampilan kru kapal;
  6. pemeliharaan kapal; dan
  7. evaluasi dan peninjauan kinerja.

Ketentuan dalam ISM Code

a. Ketentuan Umum

Menjelaskan perihal tujuan umum dan sasaran yang hendak dicapai dari ISM Code.

b. Kebijakan tentang Keselamatan dan Perlindungan Lingkungan

Perusahaan wajib secara tertulis menyatakan tentang keselamatan dan perlindungan lingkungan maritim serta memastikan seluruh bagian perusahaan mengetahui sekaligus mematuhinya.

c. Tanggung Jawab dan Wewenang Perusahaan

Perusahaan wajib memiliki cukup orang yang dapat bekerja di atas kapal dengan menyatakan secara tertulis dan jelas perihal peran dan tanggung jawab mereka.

d. Koordinator antara Pimpinan Perusahaan dan Kapal (DPA)

Perusahaan wajib menunjuk seseorang atau lebih di darat (kantor pusat) untuk memantau dan mengikuti semua kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan kapal.

e. Tanggung Jawab dan Wewenang Nakhoda

Nakhoda adalah “bos” yang bertanggung jawab untuk membuat sistem berlaku di atas kapal. Apabila terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan kapal, maka nakhoda dapat melakukan penyimpangan terhadap semua ketentuan yang telah ditetapkan.

f. Sumber Daya dan Personalia

Perusahaan perlu merekrut orang-orang tepat, baik di atas kapal maupun kantor, serta memastikan mereka memahami tugas masing-masing, menerima instruksi perihal tugas, dan menerima pelatihan jika perlu.

g. Pengembangan Program untuk Keperluan Operasi di Atas Kapal

Program tertentu di atas kapal perlu dibuat dan dikerjakan sesuai dengan program yang telah ditetapkan tersebut. 

h. Kesiapan terhadap Keadaan Darurat

Perusahaan perlu melatih anggota dalam situasi tidak terduga atau darurat dengan mengembangkan rencana-rencana tertentu untuk menghadapi situasi tersebut.

i. Laporan dan Analisis tentang Penyimpangan, Kecelakaan, dan Kejadian Membahayakan

Jika pekerja menemukan sesuatu yang tidak benar, seperti kecelakaan atau situasi berbahaya, maka wajib melaporkannya. Hal-hal seperti itu nantinya akan dianalisis sehingga keseluruhan sistem dapat diperbaiki.

j. Pemeliharaan Kapal dan Perlengkapannya

Kapal dan seluruh perlengkapannya perlu dipelihara dan dipastikan dapat berfungsi dengan baik.

k. Dokumentasi

Sistem Kerja Keselamatan harus dinyatakan secara tertulis dan wajib berada di kantor maupun di atas kapal.

l. Tinjauan terhadap Hasil Verifikasi dan Evaluasi Perusahaan

Perusahaan harus mempunyai metode-metode untuk melakukan pemeriksaan internal untuk memastikan bahwa sistem tersebut berfungsi dan terus meningkat

m. Sertifikasi, Verifikasi, dan Kontrol

Pemerintah di negara berbendera atau organisasi yang diakuinya (RO) akan mengirimkan auditor-auditor eksternal untuk mengecek sistem manajemen keselamatan dari perusahaan di kantor dan di atas kapal-kapalnya. Setelahnya, pemerintah negara bendera tersebut akan mengeluarkan Document of Compliance untuk kantor dan Safety Management Certificate untuk setiap kapalnya.

International Safety Management Code atau ISM Code bukanlah sekadar ketentuan. Lebih dari itu, code ini menjadi dasar perkapalan dan pelayaran yang lebih aman guna memitigasi kecelakaan sekaligus melindungi lingkungan maritim.

Kami di PGN LNG juga memprioritaskan keselamatan dan perlindungan pekerja melalui sistem Kebijakan Mutu, Keselamatan & Kesehatan Kerja, Pengamanan, Pengelolaan Lingkungan, Energi dan Anti Penyuapan (MK3P2LE-AP).

Melalui sistem tersebut, kami memastikan pekerja, klien, dan mitra-mitra kami bekerja dalam lingkungan yang aman. Di samping kesehatan para pekerja, PGN LNG juga berkomitmen dalam menjaga lingkungan.

Lewat penggunaan liquefied natural gas (LNG) sebagai bahan bakar, emisi karbon dapat berkurang hingga 25 persen. Dalam hal ini, PGN LNG Indonesia dapat menjadi solusi pengurangan emisi karbon.

Maka dari itu, jangan ragu menghubungi kontak PGN LNG yang tersedia di situs web untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana Anda dapat berperan dalam menjaga lingkungan dan energi yang lebih bersih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *