Pengelolaan Liquified Natural Gas (LNG) dari PGN sebagai Solusi Energi Berbagai Sektor Industri

Beberapa sektor industri yang berperan sebagai penggerak perekonomian Indonesia bergantung pada gas alam dari bumi sebagai pembangkit listrik guna menjalankan operasional industri tersebut. Dan karenanya, permintaan dan konsumsi gas sebagai tenaga pembangkit listrik mengalami pelonjakan yang signifikan.

Gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) merupakan sumber daya alam utama dari gas bumi yang digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan bahan baku industri, dalam skala besar. Dalam pengelolaannya tentu dibutuhkan inisiatif infrastruktur LNG yang baik agar proses pembentukan bahan bakar pembangkit listrik berjalan dengan maksimal.

Memahami lebih dalam tentang apa itu LNG dan PGN LNG

LNG (Liquified Natural Gas) adalah gas bumi yang telah didinginkan sampai suhu -162 derajat celcius, mengubahnya dari gas menjadi bentuk cair dan mengurangi volumenya sampai 600x lebih kecil. Proses inilah yang membuat gas bumi jadi lebih mudah untuk disimpan dan didistribusikan. Dengan LNG, emisi CO2 dapat berkurang sekitar 25%, emisi NOX berkurang 90%, tidak ada emisi sulfur, debu, dan partikel lain. 

Bisnis LNG yang terdiri dari LNG Liquefaction; penyimpanan dan pengiriman LNG; dan regasifikasi LNG; dipegang oleh PT PGN LNG Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). PGN LNG melakukan penguatan perseroan meliputi pasokan, likuifaksi, pengangkutan, penyimpanan,, regasifikasi, dan niaga. Di sisi lain, sumber daya manusia sebagai aset perseroan terus ditingkatkan.

Apa perbedaan LNG dan LPG

Meski sekilas namanya tampak sama, ternyata perbedaan LNG dan LPG sangatlah besar. Tak hanya dari sisi singkatan, fungsi dan LNG dan LPG cukup berbeda.

LNG adalah gas alam yang diubah menjadi cair dengan cara didinginkan hingga minus 161°C dan secara fungsi digunakan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik dan bahan baku industri.

Sedangkan LPG atau Liquified Petroleum Gas adalah jenis gas bumi yang bentuk aslinya telah cair dan sifatnya amat mudah terbakar. Dan fungsi dari LPG sendiri biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti memasak.

Adapun perbedaan LNG dan LPG lainnya adalah sebagai berikut:

  • Komponen di dalamnya. Sebagian besar komponen LNG terdiri dari metana, sedangkan LPG terdiri dari propana dan butana;
  • LNG dicairkan dengan paparan suhu yang sangat rendah, sedangkan LPG cukup disimpan di bawah tekanan rendah untuk dapat mencair;
  • LNG lebih aman dibandingkan LPG karena bobotnya yang lebih ringan sehingga tidak mudah terbakar terbakar seperti LPG.
  • Komponen dalam LPG mengandung komponen karbon yang tinggi dibandingkan LNG. Hal tersebut menjadikan LNG sebagai bahan bakar dengan pembakaran yang lebih bersih, dengan emisi polutan yang jauh lebih rendah.

Haruskah kita sepenuhnya menggunakan LNG sebagai sumber energi?

Selaras dengan peningkatan populasi manusia, jumlah konsumtifitas masyarakat terhadap penggunaan energi juga turut naik. Bahkan, permintaan energi dunia diproyeksikan terdapat kenaikan 45% di tahun 2030. Sedangkan, seluruh energi yang dibutuhkan masih dipasok dari bahan bakar fosil. Menurut Nofrizal, Direktur Utama PLI, berikut inisiasi peralihan ke LNG pada sektor bahan bakar:

  1. Dorongan Presiden terhadap penggunaan kendaraan berlistrik turut berkontribusi pada peningkatan permintaan energi pada bahan bakar kendaraan. LNG dibutuhkan untuk menggantikan sumber energi listrik dari batu bara karena memiliki nilai emisi 40% lebih rendah; 
  2. Pada transportasi kereta, efisiensi LNG sebagai bahan bakar akan jauh lebih tinggi dibanding bahan bakar lain berdasarkan hasil uji statis bersistem dual fuel diesel maupun uji dinamis pada trayek Jakarta-Surabaya kereta Dharmawangsa;
  3. LNG menjanjikan masa depan Subholding Gas pada kawasan pelabuhan. Hal ini karena emisi karbon dan sulfur di atas 0,5% masih banyak ditemukan pada bahan bakar yang kapal gunakan. Sedangkan, dengan LNG, emisi akan lebih rendah dan jumlah sulfur menyentuh angka 0%. Dengan konsep LNG Power Barge, seperti powerbank di atas kapal dengan generator listrik dengan sumber energi LNG, dapat menghasikan 0 emisi dan hemat biaya listrik hingga 10-30%.

Dari segi harga, negara akan mampu menghemat devisa sebesar setidaknya US$1,43 miliar pertahun akibat aktifitas impor untuk potensi pasar Solar dalam negeri sebesar 16,3 juta Kiloliter di tahun 2012. Ditambah dengan biaya operasional kendaraan yang dapat ditekan melalui penggunaan LNG karena harga lebih murah dibanding harga solar non subsidi, yaitu dari US$ 31/MMbtu menjadi US$ 18-20/MMbtu. 

Kemudian, dengan asumsi tingkat konsumsi solar non subsidi dari empat perusahaan tambang yang beroperasi mencapai 1,62 juta kiloliter per tahun, maka potensi penggunaan LNG di sektor pertambangan batu bara di Kalimantan dapat menyentuh angka 0,62 juta ton per tahun. 

Faktanya, harga tinggi pada bahan bakar diesel tidak menjamin keramahan pada lingkungan akibat peningkatan produksi CO2 serta emisi pencemar lingkungan lainnya.

PGN LNG Indonesia sebagai solusi bahan bakar untuk berbagai sektor

Faktanya, harga tinggi pada bahan bakar diesel tidak menjamin keramahan pada lingkungan akibat peningkatan produksi CO2, emisi sulfur, dan pencemar lingkungan lainnya. Ditambah dengan ketersediaan bahan bakar diesel yang terus menipis, maka kita harus beralih ke sumber energi alternatif yang bersih dan tahan lama. 

PGN LNG Indonesia hadir untuk menjawab permasalahan yang tengah dihadapi untuk keberlangsungan bumi agar dapat dinikmati oleh generasi anak cucu nanti. Kegiatan industri diharapkan bisa secepatnya menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan, ditenagai oleh sumber energi yang bersih dan tahan lama dengan berbagai solusi yang memudahkan proses adopsi LNG.

Hubungi team PGN LNG Indonesia untuk berkonsultasi terkait kebutuhan bisnis Anda pada LNG.