Karakteristik, Kategori, Cara Pengolahan, dan Contoh Limbah B3

Proses produksi tertentu akan menghasilkan berbagai jenis bahan sisa/ sampah, termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Mengetahui informasi lengkap tentang karakteristik hingga contoh limbah B3 dapat membuat Anda lebih berhati-hati dan teliti dalam pengolahan sampah.

Jika tidak dikenali dan dikelola dengan baik, jenis limbah ini bisa mencemari lingkungan hingga mengganggu kesehatan manusia. Langsung saja baca artikel tentang limbah B3 beserta contoh dan cara pengelolaannya melalui artikel di bawah ini!

Apa Itu Limbah B3 dan Contohnya

Seperti namanya, limbah B3 merupakan suatu jenis limbah sisa produksi yang mengandung bahan-bahan berbahaya hingga beracun, sehingga bisa memberikan dampak negatif ketika tidak kelola dengan baik.

Limbah B3 berbahaya karena mengandung zat-zat kimia berbahaya dan beracun. Pada umumnya, jenis limbah yang satu ini dihasikan oleh kegiatan produksi industri, pelayanan kesehatan, pariwisata, hingga rumah tangga.

Secara umum, berikut ini beberapa contoh limbah B3, yaitu:

  • Logam berat
  • Bahan kimia medis
  • Pestisida
  • Baterai bekas
  • Lampu neon bekas
  • Obat kadaluarsa
  • Cat bekas

Karakteristik dan Jenis-jenis Limbah B3

Limbah B3 dapat dikenali dengan cara mengetahui karakteristik atau ciri-cirinya. Apa saja ciri-ciri limbah B3? Jika belum tahu, maka berikut ini beberapa ciri atau karakteristik dari limbah B3 yang harus dipahami, yaitu:

1. Mudah Meledak (E-Explosive)

Karakteristik utama dari limbah B3 yang biasanya mengandung zat kimia adalah mudah meledak ketika terkena panas, kejutan, atau bahkan tekanan. Ledakan yang ditimbulkan bisa sangat berbahaya karena dapat memicu kebakaran atau ledakan lainnya.

Contoh limbah yang mudah meledak adalah limbah laboratorium (pelarut benzena, pelarut aseton, pelarut toulena, limbah kaporit, dan lainnya.

2. Mudah Terbakar atau Menyala (I-Ignitable)

Selain mudah meledak, limbah B3 dalam bentuk cairan juga dikenal memiliki karakteristik mudah menyala atau terbakar. Hal ini karena pada titik nyalanya limbah tersebut mengandung alkohol kurang dari 24% volume.

Contoh limbah yang mudah menyala adalah limbah laboratorium kimia, pembersih logam, limbah industri cat, tinta, dan lainnya.

3. Infeksius (X-Infectious)

Karakteristik limbah B3 lainnya yang harus diperhatikan adalah infeksius. Artinya, limbah B3 memiliki kandungan mikroorganisme berbahaya terutama untuk kesehatan manusia dan lingkungan. Limbah ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit tertentu.

Contoh limbah B3 yang memiliki sifat infeksius adalah limbah laboratorium (jarum suntik, pipet pasteur), limbah dari pembiakan organ, limbah sitotoksik, limbah patologi, dan lainnya.

4. Reaktif (R-Reactive)

Limbah B3 bersifat reaktif, artinya keadaannya tidak stabil dan dapat menyebabkan berbagai perubahan. Misalnya, perubahan warna, asap, gelembung gas, dan lainnya. Contoh limbah B3 yang rekatif adalah limbah sianida.

5. Korosif (C-Corrosive)

Limbah B3 yang memiliki sifat korosif biasanya bersifat asam dan memiliki kandungan pH sama atau kurang dari 2. Selain itu, limbah korosif juga bisa berifat basa dengan kandungan pH lebih dari 12,5. Jenis limbah yang satu ini bersifat merusak atau mampu menyebabkan luka bakar pada kulit.

Contoh limbah B3 korosif dapat berupa limbah baterai, aki, asam sulfat, dan lainnya.

6. Beracun (T-Toxic)

Karakteristik lainnya dari limbah B3 adalah beracun atau dapat menimbulkan keracunan bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya termasuk bisa mencemari lingkungan. Contohnya berupa pestisida, detergen pakaian, pembersih lantai, dan lainnya.

Kategori Limbah B3

Limbah B3 itu apa saja? Limbah B3 dapat dibedakan atau dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu:

1. Limbah B3 Sumber Spesifik Umum

Limbah yang termasuk kategori ini diidentifikasikan sebagai limbah berbahaya dan beracun, tetapi jenis limbah tersebut masih bersifat umum karena kandungan bahan kimia serta karakteristiknya. Misalnya, limbah pabrik tekstil, limbah toko baterai, limbah pabrik farmasi, dan lainnya.

2. Limbah B3 Sumber Spesifik Khusus

Kategori limbah B3 yang satu ini menghasilkan limbah yang bersifat beracun dan berbahaya dengan jenis limbah khusus. Pengelolaan limbah B3 yang masuk dalam kategori ini pun mengguankan metode khusus. Contohnya, limbah laboratorium kimua, limbah pabrik elektronik, dan lainnya.

3. Limbah B3 Sumber Tidak Spesifik

Limbah yang termasuk dalam kategori ini tidak dapat diidentifikasi secara spesifik. Oleh karena itu, diperlukan pengujian laboratorium untuk menentukan tingkat bahaya hingga jenisnya. Misalnya, limbah rumah tangga, limbah hasil pertanian, dan lainnya.

4. Limbah B3 Kadaluarsa

Seperti namanya, kategori limbah yang satu ini saudh tidak bisa digunakan karena melewati masa berlakunya. Kandungan bahan kimia di dalamnya sangat berbahaya bahkan pengelolaannya memerlukan cara khusus.

Contoh limbah B3 kategori kadaluarsa adalah limbah pestisida kadaluarsa, baterai bekas, lampu neon bekas, dan lain sebagainya.

Cara Pengolahan Limbah B3

Dampak negatif atau bahaya dari limbah B3 dapat tersebar dan merugikan banyak pihak termasuk lingkungan. Oleh karena itu, limbah B3 yang dihasilkan industri harus diolah dengan penanganan yang tepat.

Memangnya, bagaimana cara pengelolaan limbah tersebut? Jika belum tahu, maka berikut ini beberapa alternatif yang bisa dilakukan sebagai cara pengelolaan limbah B3, yaitu:

1. Pengolahan Secara Kimia

Limbah B3 akan dioleh menggunakan reaksi kimia dengan penambahan bahan kimia tertentu. Tujuannya untuk mengubah komponen berbahaya menjadi tidak berbahaya atau senyawa yang aman.

2. Pengolahan Secara Biologi

Teknik pengelolaan limbah B3 ini dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme tertentu. Pada umumnya, metode ini digunakan terhadap limbah B3 cair dengan kandungan senyawa organik berbahaya.

3. Pengolahan Secara Fisika

Proses pengelolaan ini dilakukan dengan mengubah limbah menjadi bentuk padat yang tidak membahayakan. Caranya dengan menambah bahan pengikat tertentu.

4. Pengolahan dengan Metode Termal

Penggunaan panas dilakukan dengan memanaskan limbah B3 agar menjadi komponen yang aman atau tidak berbahaya.

5. Pengolahan dengan Metode Stabilisasi

Metode ini dilakukan dengan mengurangi konsentrasi zat berbahaya di dalam limbah B3. Pada umumnya, metode stabilisasi dilakukan terhadap limbah B3 cair dengan kandungan logam berat.

Simbol Limbah B3

Simbol-simbol tertentu digunakan sebagai tanda atau informasi tentang sifat produk tersebut. Limbah B3 pun memiliki simbol-simbol tertentu, yaitu:

  • Simbol mudah meledak
  • Simbol mudah menyala
  • Simbol korosif
  • Simbol beracun
  • Simbol berbahaya bagi lingkungan
  • Simbol bahaya lain berupa gas
  • Simbol iritasi
  • Simbol pengoksidasi
  • Simbol karsinogenik, teratogenik, dan mutagenik
  • Simbol berbahaya

Contoh limbah B3 dapat menyebabkan berbagai bahaya termasuk pencemaran lingkungan hingga peningkatan emisi karbon. PNG LNG Indonesia bisa menjadi salah satu solusi terbaik untuk membantu mengurangi emisi karbon.