Tangki kriogenik punya peran vital dalam rantai pasok LNG. Bukan hanya sekadar memastikan distribusi lancar, teknologi ini menjaga LNG tetap cair sehingga memungkinkan diangkut hingga jarak ribuan kilometer.
Itulah kenapa tangki ini menjadi kunci penting ketahanan energi global. Mau tahu kenapa fungsinya begitu krusial? Yuk, temukan jawabannya di artikel ini.
Apa Itu Tangki Kriogenik?
Tangki kriogenik adalah wadah khusus yang dirancang untuk menyimpan dan mengangkut bahan pada suhu sangat rendah, biasanya di bawah −150°C (−238°F).
Suhu sedingin ini membuat gas seperti nitrogen, oksigen, argon, helium, atau LNG (Liquefied Natural Gas) berada dalam bentuk cair, sehingga volumenya jauh lebih kecil dan mudah diangkut.
Proses mengubah gas menjadi cair tidak terjadi di dalam tangki, melainkan di fasilitas pencairan khusus. Setelah gas menjadi cair, tangki kriogenik bertugas mempertahankan suhu dan tekanan yang sesuai agar cairan tersebut tidak menguap kembali.
Untuk menghadapi suhu ekstrem, dinding tangki dibuat dari material tahan suhu rendah seperti baja tahan karat, baja paduan 9% nikel, atau aluminium alloy, dengan lapisan isolasi termal canggih di dalamnya.
Desain ini memungkinkan tangki menahan panas dari luar dan menjaga cairan kriogenik tetap stabil selama penyimpanan maupun transportasi.
Baca Juga: Potensi LNG Sebagai Bahan Bakar Kereta Api, Makin Efisien!
Bagaimana Prinsip Kerja Tangki Kriogenik?
Tangki kriogenik menyimpan cairan pada suhu sangat rendah agar tetap berada dalam fase cair. Misalnya, nitrogen cair, oksigen cair, argon cair, helium cair, atau LNG disimpan pada suhu antara −150°C hingga −269°C, tergantung jenis zatnya.
Penyimpanan dalam bentuk cair ini jauh lebih efisien dibanding bentuk gas karena volumenya menyusut hingga ratusan kali lipat.
Kunci kerja tangki kriogenik adalah meminimalkan masuknya panas dan mengendalikan tekanan di dalam tangki.
Untuk itu, tangki biasanya memiliki desain dinding ganda yang terdiri dari:
- Dinding dalam
- Dinding luar
- Ruang vakum
Dinding dalam yang langsung bersentuhan dengan cairan kriogenik terbuat dari material tahan suhu rendah. Material ini umumnya dari baja yang dipadukan dengan nikel atau aluminium alloy.
Dinding luar memberikan perlindungan mekanis dari benturan atau cuaca. Kemudian, ruang antar dinding divakumkan dan sering diisi material isolator seperti perlite atau multi-layer insulation. Ruang vakum ini menghambat konduksi dan konveksi panas dari luar ke dalam.
Dengan isolasi yang baik, cairan kriogenik dapat bertahan dalam kondisi stabil selama berbulan-bulan, dengan laju penguapan (boil-off) yang sangat rendah.
Sistem ini memastikan gas tidak menguap begitu saja sebelum digunakan di industri medis, energi, atau penelitian.
Baca Juga: Dari Sampah Jadi Tenaga: 7 Jenis Limbah Organik Penghasil Energi
Apa Saja Peran Penting Tangki Kriogenik dalam LNG?
Tangki kriogenik adalah komponen vital dalam rantai pasok LNG, tugasnya tidak hanya menjaga agar LNG tetap cair dan aman selama distribusi. Inilah peran penting bagi industri LNG.
Penyimpanan LNG
Tangki kriogenik dirancang untuk menjaga LNG tetap berada dalam kondisi cair pada suhu sekitar −162°C. Pencairan LNG mengurangi volumenya menjadi hanya sekitar 1/600 dari volume gas aslinya, sehingga jauh lebih efisien untuk disimpan dalam jumlah besar.
Tangki penyimpanan LNG berkapasitas besar umumnya digunakan di kilang pencairan dan terminal penerima. Penggunaan tangki ini juga dapat menjaga laju penguapan tetap rendah.
Dengan teknologi ini, LNG dapat dipertahankan dalam kondisi cair selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Hal ini memungkinkan LNG bisa digunakan kapan pun dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi industri maupun pembangkit listrik.
Baca Juga: Fakta Mengejutkan di Balik Biogas: Ramah Lingkungan atau Bumerang Baru?
Transportasi LNG
Tangki kriogenik berperan penting dalam transportasi LNG, baik di darat maupun laut. Truk tangki kriogenik digunakan untuk distribusi jarak pendek hingga menengah, sedangkan kapal LNG carrier mengangkut LNG dalam jumlah ratusan ribu meter kubik antarnegara.
Tangki LNG di kapal atau truk dibuat dari material yang tahan suhu ekstrem. Desain ini mengurangi penguapan alami selama perjalanan, sehingga LNG tetap dalam volume optimal saat tiba di tujuan.
Distribusi dan Terminal LNG
Di terminal penerimaan LNG, tangki kriogenik berfungsi sebagai penyangga (buffer) antara pengiriman dan konsumsi.
Setelah LNG dibongkar dari kapal, cairan ini disimpan di tangki kriogenik raksasa berkapasitas ratusan ribu meter kubik.
Dari sini, LNG dipompa ke fasilitas regasifikasi, di mana suhunya dinaikkan hingga kembali menjadi gas sebelum dialirkan melalui jaringan pipa.
Terminal LNG dengan tangki kriogenik menjadi simpul penting dalam rantai pasok energi global, misalnya:
- Menjamin pasokan stabil meskipun ada fluktuasi permintaan atau jadwal pengiriman.
- Memungkinkan impor LNG bagi negara yang tidak memiliki cadangan gas alam.
- Mendukung diversifikasi sumber energi dan meningkatkan ketahanan energi nasional.
Selain terminal darat (onshore terminal), ada juga Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yang berfungsi sebagai terminal terapung.
Baca Juga: 5 Manfaat Energi Matahari yang Tak Dimiliki Energi Fosil
Jenis Tangki Kriogenik untuk LNG
Tangki kriogenik LNG umumnya dibedakan berdasarkan cara penahan beban dan posisi penempatannya. Berikut beberapa jenis yang umum digunakan.
Single Containment Tank (SCT)
SCT adalah jenis tangki LNG yang paling umum karena murah dan cepat dibangun. Memiliki lapisan dalam berbahan paduan nikel untuk menahan suhu kriogenik, serta lapisan luar baja karbon untuk menampung uap bertekanan rendah.
Meski efisien secara biaya, SCT tidak memiliki penahan sekunder internal sehingga kebocoran bisa langsung melepaskan uap ke lingkungan.
Baca Juga: Ini Perbedaan Nyata Energi Terbarukan vs Tak Terbarukan
Double Containment Tank (DCT)
DCT adalah pengembangan SCT dengan tambahan dinding luar tanpa atap yang berfungsi menahan tumpahan LNG. Jenis ini mampu memberikan perlindungan ekstra dan ketahanan lebih baik terhadap gangguan eksternal.
Full Containment Tank (FCT)
FCT adalah tangki LNG paling aman karena lapisan luar dan atapnya mampu menahan tumpahan sekaligus uap gas alam. Namun, di sisi lain juga ada kekurangannya seperti FCT memiliki biaya konstruksi tertinggi dan waktu pembangunan terlama.
Baca Juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Batu Bara sebagai Energi
Above-ground & In-ground Tank
Tangki above-ground dibangun di atas permukaan tanah dan merupakan pilihan paling umum karena konstruksinya lebih sederhana dan biaya pembangunan yang relatif rendah.
Jenis ini banyak digunakan di fasilitas LNG skala besar seperti:
- Qatar LNG Plant (Ras Laffan)
- Gorgon LNG Project (Australia)
- Sabine Pass LNG Terminal (Amerika Serikat)
Sebaliknya, in-ground tank ditanam di bawah permukaan tanah dan dilengkapi dengan tiga lapisan pelindung untuk menahan tekanan, suhu ekstrem, dan guncangan.
Desain ini memberikan perlindungan tambahan terhadap gempa bumi dan potensi serangan eksternal, sehingga cocok untuk wilayah rawan bencana. Contoh penerapannya antara lain:
- Tokyo Gas LNG Terminal (Jepang)
- KOGAS LNG Terminal (Korea Selatan)
- Taiwan LNG Terminal (Taichung)
Tangki kriogenik bukan sekadar wadah saja, tetapi tulang punggung yang menjaga dan mendistribusikan LNG tetap aman dan siap digunakan kapan saja.
Hadirnya teknologi ini memastikan energi mengalir tanpa henti, mendukung ketahanan energi sekaligus membuka jalan bagi perdagangan energi global yang lebih andal.
Referensi:
- BCGA. Diakses tahun 2025. Cryogenic Tanks
- Sngastank. Diakses tahun 2025. Bagaimana Cara Kerja Tangki Penyimpanan Kriogenik?