Archives 2025

5 Keunggulan Floating LNG yang Tak Dimiliki Terminal Darat

floating-lng-id

Cadangan gas tidak hanya berada di daratan, tetapi juga banyak ditemukan di laut lepas. Dalam kondisi ini, membangun terminal LNG darat sering kali tidak efisien. Di sinilah Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) hadir sebagai solusi.

Teknologi ini menghadirkan cara baru dalam pemrosesan LNG dengan melakukan pemurnian, pencairan, penyimpanan, hingga pemuatan langsung di laut.

Dibanding terminal darat, FLNG menawarkan sejumlah keunggulan, terutama dari sisi biaya, fleksibilitas, dan dampak lingkungan.

Apa Itu Floating LNG (FLNG)?

Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) berbentuk kapal raksasa yang beroperasi langsung di laut lepas.

Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan cadangan gas alam lepas pantai tanpa harus membangun terminal LNG di darat.

Gas alam dari reservoir bawah laut dialirkan ke unit FLNG melalui jaringan pipa subsea. Di atas kapal, gas kemudian diproses melalui beberapa tahap utama:

  • Pemurnian: menghilangkan air, karbon dioksida, hidrogen sulfida, serta komponen lain yang tidak diinginkan.
  • Pencairan (liquefaction): mendinginkan gas hingga sekitar -162°C sehingga berubah menjadi cairan LNG.
  • Penyimpanan: LNG ditempatkan dalam tangki kriogenik berteknologi tinggi yang menjaga suhu tetap stabil.
  • Pemuatan (offloading): LNG dipindahkan ke kapal pengangkut melalui sistem transfer aman untuk didistribusikan ke berbagai pasar dunia.

Dengan proses ini, FLNG mampu mengolah, menyimpan, sekaligus menyalurkan LNG langsung dari sumber bawah laut tanpa perlu terminal darat.

Baca Juga: Air Bisa Jadi Energi? Ini Penjelasannya!

5 Keunggulan Floating LNG Dibanding Terminal Darat

FLNG memiliki lima keunggulan utama yang tidak dapat ditandingi oleh terminal darat, menjadikannya pilihan ideal untuk pengembangan proyek gas di masa depan.

1. Mudah Mengakses ke Cadangan Gas Lepas Pantai

Keunggulan utama FLNG adalah kemampuannya beroperasi tepat di lokasi cadangan gas lepas pantai, termasuk yang berada di perairan dalam dan terpencil.

Dengan hadirnya FLNG, cadangan gas yang sebelumnya dianggap stranded kini bisa dimanfaatkan secara efisien, membuka peluang pemanfaatan sumber energi baru yang sebelumnya sulit dijangkau.

Baca Juga: 7 Contoh Bahan Tambang Organik dan Manfaatnya

2. Hemat Biaya Infrastruktur

Terminal LNG darat membutuhkan investasi masif: fasilitas pencairan, tangki, pelabuhan, hingga infrastruktur darat lainnya.

Sebaliknya, FLNG mengurangi kebutuhan infrastruktur darat yang kompleks, sehingga biaya modal (CapEx) dapat ditekan.

Meskipun biaya pembangunan FLNG tetap tinggi, pendekatan ini seringkali lebih efisien dibanding membangun jaringan pipa panjang ke darat plus terminal baru. Hal ini membuat pengembangan lapangan gas di lokasi terpencil menjadi lebih layak secara finansial.

Baca Juga: Penyebab Utama Perubahan Iklim yang Makin Merusak Bumi

3. Mobilitas dan Fleksibilitas Tinggi

Sebagai fasilitas terapung, FLNG memiliki keunggulan relokasi yang tidak dimiliki terminal darat. Setelah satu area gas tidak lagi ekonomis untuk diproduksi, unit FLNG dapat dipindahkan ke lokasi lain, sehingga aset tetap bermanfaat dalam jangka panjang.

Meski relokasinya tetap rumit dan mahal, fleksibilitas ini membuat FLNG lebih adaptif menghadapi perubahan pasar energi global dibanding terminal darat yang permanen. Dengan demikian, FLNG menawarkan opsi yang lebih fleksibel dibanding terminal darat yang bersifat permanen.

Baca Juga: Contoh Limbah B3 dan Cara Pengelolaannya

4. Lebih Ramah Lingkungan

FLNG memiliki jejak lingkungan yang jauh lebih kecil dibandingkan terminal darat. Karena beroperasi di laut, FLNG meminimalkan kebutuhan lahan yang kerap menimbulkan konflik sosial maupun deforestasi di daratan.

Dampak pembangunan pada ekosistem darat, seperti terumbu karang di pesisir, dapat dihindari. Selain itu, teknologi canggih pada FLNG juga dapat dirancang untuk mengurangi emisi dan limbah.

Baca Juga: Penyebab Terjadinya Pencemaran Udara dan Cara Mengatasinya

5. Waktu Implementasi Lebih Cepat

Dalam industri energi, kecepatan realisasi proyek sangat penting. Terminal LNG darat biasanya membutuhkan waktu 5–7 tahun atau lebih untuk dibangun, sementara fasilitas FLNG umumnya dapat diselesaikan dalam 3–5 tahun.

Meskipun pembangunan FLNG tetap rumit dan bergantung pada skala proyek, integrasi seluruh proses di satu unit terapung membuatnya berpotensi lebih cepat siap beroperasi.

Keunggulan ini memungkinkan perusahaan merespons pasar dengan lebih gesit, mengurangi risiko proyek, serta mempercepat perolehan pendapatan.

Baca Juga: Mengenal HSE dan K3 dalam Perusahaan

Mengapa Floating LNG Semakin Populer?

Popularitas FLNG terus meningkat karena mampu menjawab tantangan energi global: mulai dari krisis geopolitik hingga kebutuhan transisi energi bersih.

Teknologi ini memungkinkan negara-negara mengakses cadangan gas lepas pantai yang sulit dijangkau, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan gas pipa.

Selain itu, FLNG mendukung transisi energi dengan menyediakan infrastruktur yang lebih efisien untuk menggantikan pembangkit berbahan bakar fosil yang lebih kotor, seperti batu bara.

Dengan sifatnya yang terapung, FLNG dapat ditempatkan di berbagai lokasi lepas pantai yang memiliki cadangan gas, membuka peluang bagi negara yang sebelumnya tidak memiliki akses LNG.

FLNG bukan sekadar inovasi teknis, melainkan perubahan paradigma dalam industri gas. Dengan berbagai keunggulannya, FLNG kini menjadi salah satu pilar utama rantai pasok LNG global.

Dengan peran ini, FLNG diproyeksikan terus berkontribusi pada ketahanan energi sekaligus mendukung transisi energi dunia.

Referensi:

FSRU Bikin Harga LNG Lebih Murah, Fakta atau Mitos?

fsru-id

FSRU atau Floating Storage and Regasification Unit, telah menjadi salah satu inovasi penting dalam industri gas alam cair (LNG). Teknologi ini memungkinkan LNG diangkut, disimpan, lalu diubah kembali menjadi gas di tengah laut. Dengan keunggulan tersebut, FSRU menjanjikan akses energi yang lebih cepat dan fleksibel.

Namun, benarkah kehadiran FSRU bisa membuat harga LNG lebih murah? Mari kita bahas.

Apa Itu FSRU?

FSRU (Floating Storage Regasification Unit) adalah terminal LNG terapung yang berfungsi untuk:

  • Menerima kargo LNG dari kapal pengangkut.
  • Menyimpan LNG dalam tangki kriogenik.
  • Melakukan regasifikasi untuk menyalurkan gas alam ke jaringan pipa darat.

Keunggulan utama FSRU adalah efisiensi. Dibanding terminal LNG darat yang membutuhkan lahan luas dan waktu konstruksi lama, FSRU bisa dipasang lebih cepat, fleksibel, dan hemat biaya. Unit ini bisa berupa kapal LNG carrier yang dikonversi atau kapal baru yang memang didesain khusus.

Baca Juga: Bagaimana Proses Refinery, Ubah Minyak Mentah Jadi BBM?

Bagaimana FSRU Bekerja?

Operasi FSRU dimulai saat LNG dari kapal pengangkut dipindahkan ke tangki kriogenik FSRU menggunakan loading arms atau selang fleksibel khusus. LNG ini disimpan dalam bentuk cair pada suhu sekitar -162°C.

Ketika ada kebutuhan gas, LNG dipompa ke unit regasifikasi di atas kapal, di mana ia dipanaskan menggunakan sistem vaporizer hingga kembali ke wujud gas.

Gas tersebut kemudian disalurkan melalui sistem offloading FSRU dan terhubung ke jaringan pipa di darat untuk digunakan oleh pembangkit listrik, industri, maupun rumah tangga.

Proses ini membuat FSRU menjadi solusi praktis yang menghubungkan pasar LNG global dengan kebutuhan domestik.

Baca Juga: Jenis Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Manfaatnya

Apakah FSRU Bikin Harga LNG Lebih Murah?

FSRU tidak mengubah harga LNG di pasar global. Harga LNG ditentukan oleh kontrak dagang dan dinamika pasar internasional. Namun, FSRU memberikan keuntungan besar pada sisi infrastruktur:

  • Waktu konstruksi lebih singkat: biasanya bisa siap beroperasi dalam < 2 tahun, dibandingkan terminal LNG darat yang butuh 4–5 tahun.
  • Biaya investasi lebih rendah: umumnya sekitar 30–50% lebih murah daripada terminal darat.
  • Akses lebih fleksibel: negara dapat mengakses LNG lebih cepat tanpa menunggu pembangunan terminal besar di darat.

Dengan demikian, FSRU tidak menurunkan harga LNG di pasar global, tetapi menekan biaya infrastruktur sehingga akses LNG menjadi lebih hemat dan cepat.

Hal ini membuat LNG bisa menjadi opsi energi yang lebih terjangkau dibanding bahan bakar impor lain, seperti minyak bumi.

Baca Juga: Konversi Energi Matahari Jadi Listrik? Begini Caranya

Faktor yang Menentukan Harga LNG 

Harga LNG ditentukan oleh dinamika global, bukan oleh satu fasilitas seperti FSRU. Faktor utamanya meliputi:

  • Harga minyak mentah: banyak kontrak LNG jangka panjang masih diindeks ke minyak.
  • Geopolitik: konflik, sanksi, atau ketidakstabilan politik di negara produsen/pengangkut gas memengaruhi ekspektasi pasokan.
  • Permintaan & penawaran global: lonjakan permintaan di musim dingin di Asia dan Eropa cenderung mendorong harga naik, sedangkan pasokan berlebih menekan harga turun.
  • Kapasitas logistik & infrastruktur LNG: keterbatasan jumlah kapal LNG carrier atau terminal penerima bisa menimbulkan bottleneck, yang menambah biaya transportasi dan akhirnya berdampak pada harga.

Dengan kata lain, harga LNG adalah hasil interaksi faktor global, bukan ditentukan oleh satu fasilitas seperti FSRU.

Baca Juga: Kelebihan Energi Nuklir dan Risikonya

Apa Peran Penting FSRU?

FSRU memainkan peran yang sangat penting dalam lanskap energi modern, terutama terkait transisi energi dan memperkuat ketahanan pasokan gas.

Akses LNG lebih cepat dan fleksibel

FSRU menjadi solusi strategis bagi negara yang ingin beralih dari bahan bakar fosil atau memperluas diversifikasi energi. Dengan waktu konstruksi yang jauh lebih singkat dibanding terminal darat, FSRU memungkinkan akses cepat ke pasar LNG global.

Keunggulan lainnya adalah fleksibilitas. Unit ini dapat dipindahkan ke lokasi lain sesuai kebutuhan (selama tersedia infrastruktur dasar seperti jetty dan sambungan pipa).

Karena itu, FSRU sangat ideal untuk proyek sementara, lokasi dengan keterbatasan lahan, maupun daerah terpencil.

Baca Juga: Potensi Geothermal di Indonesia dan Tantangannya

Solusi dalam transisi energi

Di banyak negara Asia, batu bara masih menjadi sumber utama pembangkit listrik meski menimbulkan emisi karbon dan polusi udara tinggi. FSRU membantu negara-negara ini beralih ke gas alam, yang menghasilkan sekitar 50% emisi karbon dioksida lebih rendah dibanding batu bara.

FSRU tidak menurunkan harga LNG global, tetapi secara signifikan mengurangi biaya dan waktu untuk mengaksesnya. Hal ini membuat LNG lebih kompetitif dibanding bahan bakar lain dalam pasar energi lokal.

Dengan peran strategis ini, FSRU menjadi elemen penting dalam mendukung transisi energi menuju sumber energi yang lebih bersih, terjangkau, dan berkelanjutan.

Referensi:

Tanpa LNG Carrier Pasokan Energi Dunia Bisa Terhenti? Ini Faktanya

lng-carrier

Distribusi energi di beberapa wilayah masih mengandalkan pipa. Namun, bagaimana jika lokasi itu tidak memungkinkan akses pipa? Solusinya adalah LNG carrier.

Hadirnya armada kapal khusus ini memungkinkan adanya diversifikasi dalam supply chain energi, sehingga berperan penting dalam menjaga pasokan dan ketahanan energi.

Lantas, benarkah tanpa LNG carrier pasokan energi bisa terhenti? Yuk, temukan jawabannya di artikel ini.

Apa Itu LNG Carrier?

LNG carrier adalah kapal khusus yang dirancang untuk mengangkut LNG (Liquefied Natural Gas) dalam bentuk cair.

Kapal ini memiliki lambung ganda (double-hulled) untuk meningkatkan keselamatan dengan mengurangi risiko kebocoran jika terjadi kerusakan pada lambung luar.

LNG sendiri merupakan gas alam yang telah didinginkan hingga sekitar -162° Celsius untuk mengubahnya menjadi bentuk cair. Dalam penyimpanan, LNG menggunakan tangki kriogenik berinsulasi tinggi yang dirancang untuk menjaga suhu tetap stabil selama pelayaran.

Baca Juga: Potensi LNG Sebagai Bahan Bakar Kereta Api, Makin Efisien!

Bagaimana LNG Carrier Bekerja?

LNG carrier berperan dalam memastikan distribusi LNG dapat menjangkau lokasi yang tidak memiliki jaringan pipa. Proses pengiriman ini melibatkan beberapa tahap.

Proses Pemuatan LNG di Terminal Liquefaction

Perjalanan LNG dimulai dari terminal liquefaction, yaitu fasilitas yang mencairkan gas alam dengan mendinginkannya hingga sekitar -162°C.

LNG kemudian dipompa ke tangki kapal LNG carrier melalui sistem pipa kriogenik. Proses ini memastikan LNG dapat diangkut dalam jumlah besar dan jarak jauh secara efisien. 

Sistem Penyimpanan di Kapal

Untuk menjaga LNG tetap cair selama perjalanan, kapal LNG dilengkapi dengan tangki kriogenik berinsulasi tinggi. Ada dua desain utama yang digunakan:

  • Moss spherical tanks (berbentuk bola)
  • Membrane tanks (dengan lapisan membran khusus).

Tangki ini mampu menjaga suhu LNG tetap stabil serta meminimalkan penguapan.

Namun, penguapan alami tetap terjadi yang ditandai dengan dihasilkannya boil-off gas (BOG). Gas ini tidak dibuang, tetapi dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk kapal atau dilikuifaksi kembali (reliquefaction) ke bentuk cair menggunakan peralatan khusus.

Selain tangki dan sistem isolasi, kapal LNG memiliki double hull untuk meningkatkan keamanan jika lambung luar mengalami kerusakan. 

Proses Pembongkaran LNG di Terminal Regasifikasi

Setibanya di pelabuhan tujuan, LNG dibongkar menggunakan pompa dan dialirkan ke fasilitas penyimpanan darat.

Setelah itu, LNG dipanaskan kembali hingga kembali ke bentuk gas melalui proses regasifikasi.

Gas alam ini kemudian dialirkan ke jaringan pipa untuk digunakan oleh pembangkit listrik, industri, dan konsumen akhir.

Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Peran Vital LNG Carrier dalam Pasokan Energi Dunia

Tidak semua lokasi memiliki akses jaringan pipa. Untuk itulah diperlukan LNG carrier sebagai penghubung agar LNG bisa terdistribusikan. Berikut peran pentingnya.

Menghubungkan Produksi dan Konsumsi

Sebagian besar cadangan gas alam berada di lokasi jauh dari pasar konsumen utama.

LNG carrier memungkinkan gas ini diangkut melintasi ribuan kilometer lautan ke negara-negara yang membutuhkan, termasuk wilayah yang sulit dijangkau pipa karena kendala geografis, politik, atau ekonomi.

Memastikan Keandalan Pasokan Energi

LNG juga berperan dalam meningkatkan keamanan energi. Contoh nyata adalah Eropa, di mana sebelumnya sangat bergantung pada gas pipa dari Rusia.

Dengan infrastruktur LNG, Eropa kini dapat mengimpor gas dari negara-negara lain, sehingga mengurangi risiko ketergantungan pada satu pemasok.

Diversifikasi pasokan melalui LNG membantu negara menjaga suplai energi tetap aman, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan ketahanan energi nasional.

Baca Juga: Mengapa LNG Krusial dalam Transisi Energi Global? Ternyata ini Faktanya

Apa yang Terjadi Jika LNG Carrier Berhenti Beroperasi?

Jika armada LNG carrier berhenti beroperasi, dampaknya tentu sangat merugikan bagi pasar energi global: pasokan energi dunia bisa terhenti.

Sebagai penghubung utama dalam rantai pasok LNG, terhentinya transportasi ini akan memutus aliran gas ke negara-negara yang sangat bergantung pada impor LNG.

Gangguan besar dalam transportasi akan menimbulkan kekurangan pasokan, terutama pada negara yang mengandalkan LNG. Dampaknya bisa menyebabkan pembatasan energi, penghentian produksi, hingga ancaman pemadaman listrik. 

Tak hanya itu saja, pasar gas global akan segera merasakan lonjakan harga yang drastis. Negara-negara yang mengimpor LNG dalam jumlah besar akan bersaing untuk mendapatkan pasokan alternatif.

Jika pasokan LNG terganggu, negara-negara yang sebelumnya beralih ke LNG dapat kembali meningkatkan penggunaan batu bara atau minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan energi. Hal ini akan menghambat pencapaian target pengurangan emisi dan upaya global memerangi perubahan iklim.

Referensi: