Proses Refinery: Begini Cara Ubah Minyak Mentah Jadi BBM

Web Editor
12/09/2025
proses-refinery

BBM (Bahan Bakar Minyak) punya peran penting dalam industri, transportasi, hingga rumah tangga. Namun, sebelum siap digunakan, bahan bakar ini harus melewati proses panjang dan kompleks di fasilitas yang dikenal sebagai refinery atau kilang minyak.

Mau tahu seperti apa prosesnya dan apa saja produk yang dihasilkan selain BBM? Yuk, simak artikel ini.

Apa Itu Refinery?

Refinery adalah fasilitas untuk mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk siap pakai dengan nilai jual lebih tinggi.

Minyak mentah yang baru dipompa dari bumi belum bisa dimanfaatkan secara langsung, sehingga perlu melalui pemisahan, pemurnian, dan perubahan molekul hidrokarbon.

Fungsi utama refinery adalah sebagai “jantung” industri energi, memastikan pasokan bahan bakar yang stabil untuk transportasi, industri, dan rumah tangga.

Seiring waktu, kilang minyak berkembang dari unit distilasi sederhana menjadi fasilitas modern yang kompleks. Awalnya fokus pada produksi minyak tanah, kini teknologi kilang modern mampu mengolah minyak mentah lebih efisien dan menghasilkan berbagai produk yang beragam.

Baca Juga: Ini Faktanya! Kelebihan dari Energi Alternatif Dibanding Fosil

Bagaimana Proses Refinery Minyak Mentah?

Sebelum bisa digunakan, minyak mentah ini perlu diolah melalui serangkaian proses yang panjang dan kompleks untuk menghasilkan berbagai produk tersebut. Berikut tahapan proses yang perlu dilalui:

Distilasi Fraksionasi

Distilasi adalah proses memisahkan fraksi-fraksi berat seperti minyak pelumas. Fraksi berat ini memiliki titik didih yang sangat tinggi pada tekanan atmosfer, umumnya sekitar 375–400°C, sehingga pemanasan langsung dapat merusak molekul hidrokarbon.

Untuk menghindari kerusakan ini, distilasi dilakukan di bawah tekanan rendah menggunakan pompa vakum. Dengan menurunkan tekanan, titik didih senyawa ikut turun, sehingga fraksi berat dapat diuapkan dan dipisahkan tanpa mencapai suhu yang terlalu tinggi.

Proses ini memungkinkan diperolehnya produk yang tidak bisa dihasilkan melalui distilasi atmosferik. Hasilnya berupa minyak pelumas, lilin, dan residu yang kemudian diolah menjadi produk bernilai tinggi, seperti minyak pelumas mesin, gemuk, dan bahan baku industri petrokimia.

Baca Juga: Deforestasi Menggila! 7 Dampaknya yang Mengancam Kita Semua

Konversi Minyak Mentah

Proses konversi bertujuan mengubah fraksi minyak berat menjadi produk yang lebih ringan dan bernilai tinggi, seperti bensin. Ada tiga teknik di tahap ini:

  • Cracking
  • Reforming
  • Alkilasi

Cracking adalah memecah molekul hidrokarbon besar menjadi molekul lebih kecil. Teknik ini dapat dilakukan secara termal (menggunakan panas dan tekanan tinggi) atau katalitik (menggunakan katalis untuk menurunkan suhu dan meningkatkan selektivitas).

Reforming mengubah molekul nafta lurus (parafin) menjadi molekul bercabang (isoparafin) dan senyawa aromatik. Teknik ini bertujuan meningkatkan nilai oktan bensin tanpa mengubah panjang rantai karbonnya.

Alkilasi adalah proses penggabungan molekul-molekul hidrokarbon ringan, seperti isobutana dan butilena, menjadi molekul isoparafin yang lebih besar. Produk alkilasi memiliki nilai oktan sangat tinggi dan menjadi komponen penting dalam campuran bensin.

Pemurnian (Treating)

Pemurnian adalah proses untuk membersihkan fraksi minyak dari pengotor yang tidak diinginkan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kualitas produk akhir dan memastikan bahan bakar atau produk petrokimia aman digunakan.

Proses pemurnian menghilangkan senyawa yang dapat menurunkan performa produk atau menimbulkan masalah, seperti bau tidak sedap, lumpur, logam, dan senyawa poliaromatik.

Baca Juga: 5 Industri Ini Sudah Move On ke LNG

Blending dan Penyimpanan

Blending adalah proses akhir dalam pengolahan minyak bumi, di mana berbagai komponen hasil distilasi, konversi, dan pemurnian dicampur dalam proporsi yang tepat.

Tujuannya adalah menghasilkan produk akhir, seperti bensin, solar, atau avtur, yang memenuhi spesifikasi kualitas ketat, termasuk nilai oktan, angka setana, tekanan uap, dan viskositas.

Untuk meningkatkan performa, digunakan aditif modern seperti MTBE, ETBE, atau alkohol, yang berfungsi sebagai penambah nilai oktan bensin.

Setelah proses blending, produk akhir disimpan di tangki besar yang dirancang untuk menjaga kualitas dan mencegah kontaminasi. Dari sini, bahan bakar didistribusikan melalui truk tangki, kereta api, atau kapal ke depot, stasiun pengisian, atau langsung ke industri.

Baca Juga: 5 Cara Hadapi Pemanasan Global untuk Selamatkan Masa Depan Bumi

Apa Saja Produk yang Dihasilkan Refinery?

Produk-produk refinery terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu produk bahan bakar transportasi dan non-BBM.

Bahan Bakar Transportasi

Produk utama dari refinery adalah bahan bakar untuk transportasi, seperti:

  • Bensin: Untuk kendaraan bermotor dengan kualitas diukur melalui nilai oktan.
  • Solar atau diesel: Digunakan pada truk, bus, dan alat berat, dengan kualitas diukur melalui angka setana.
  • Avtur: Bahan bakar pesawat jet yang memiliki standar keamanan dan performa tinggi.

Produk Non-BBM

Selain bahan bakar, kilang minyak juga menghasilkan berbagai produk non-BBM yang sangat penting bagi industri, contohnya:

  • LPG (Liquefied Petroleum Gas): Digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga (gas elpiji) dan industri.
  • Aspal: Digunakan sebagai bahan pengikat dalam konstruksi jalan dan atap.
  • Bahan petrokimia: Nafta diolah menjadi etilena, propilena, dan benzena sebagai bahan baku plastik, serat sintetis, detergen, dan pupuk.

Baca Juga: Benarkah Sektor Paling Boros Energi adalah Transportasi? Ini Faktanya

Perbedaan Refinery dengan Natural Gas Processing

Refinery mengolah minyak mentah menjadi berbagai produk siap pakai seperti bensin, solar, aspal, dan LPG. Proses utamanya adalah distilasi fraksionasi, yaitu memisahkan minyak menjadi fraksi-fraksi berdasarkan titik didih, serta diikuti oleh konversi dan pemurnian untuk meningkatkan kualitas produk.

Sementara itu, natural gas processing memurnikan gas alam mentah dengan menghilangkan kotoran dan hidrokarbon non-metana. Gas yang dimurnikan dapat didistribusikan melalui pipa atau dicairkan menjadi LNG (Liquefied Natural Gas) menggunakan teknologi kriogenik pada suhu sekitar -162°C, sehingga lebih mudah diangkut.

Perbedaan utama terletak pada tujuan dan produk. Refinery memecah molekul berat minyak mentah untuk menghasilkan BBM dan produk petrokimia. Sementara, gas processing memurnikan gas dari impurities yang kemudian dapat menghasilkan produk seperti LNG setelah melalui tahap lanjutan yaitu pendinginan atau liquefaction. 

Dengan demikian, perbedaan utama antara refinery dan natural gas processing tidak hanya terletak pada proses, tetapi juga pada jenis produk akhirnya.Jika dilihat dari sisi energi bersih dan dampak lingkungan, LNG dinilai lebih ramah dibandingkan BBM hasil refinery. LNG menghasilkan emisi karbon lebih rendah saat dibakar dan lebih sedikit polutan, sehingga menjadi opsi yang lebih unggul dalam konteks transisi menuju energi yang lebih bersih.

Referensi: