Gas menjadi salah satu sumber energi yang sangat penting hari ini. Tidak hanya untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk industri. Sayangnya, masih banyak orang yang bingung membedakan dua jenis gas yang sering digunakan: LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan LNG (Liquefied Natural Gas).
Keduanya sekilas terlihat mirip karena sama-sama berbentuk gas cair, tapi ternyata masing-masing punya perbedaan yang cukup signifikan.
Yuk, cari tahu apa saja perbedaan LPG dan LNG agar tahu peruntukan keduanya!
Apa itu LPG dan LNG?
Kehidupan sehari-hari kita akrab sekali dengan istilah Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan Liquefied Natural Gas (LNG) yang sering dijadikan sumber energi penting.
Kedua gas hidrokarbon yang juga sering digunakan di industri sebagai bahan bakar ini kerap kali dianggap sama, padahal terdapat perbedaan mendasar antara LPG dan LNG.
Pentingnya pengetahuan mengenai kedua jenis gas hidrokarbon ini akan membantu kita dalam memahami implikasi ekonomis dan lingkungannya serta agar kita dapat menentukan aplikasi yang tepat.
Apa Saja Perbedaan LPG dan LNG yang Penting Diketahui?
Meskipun keduanya sama-sama digunakan sebagai sumber energi dan sama-sama berbentuk gas yang dicairkan, keduanya memiliki perbedaan dalam beberapa aspek.
Mulai dari kandungan kimianya, cara penyimpanan, hingga penggunaannya. Memahami perbedaan ini penting agar kita bisa menggunakan jenis gas yang tepat sesuai kebutuhan dan kondisi lingkungan.
1. Komposisi dan Sumber Bahan Baku
Pada dasarnya, perbedaan mendasar dari LPG dan LNG berada pada komposisi kimia keduanya. Sesuai dengan namanya, LPG merupakan campuran dari berbagai macam gas hidrokarbon yang dicairkan.
Komponen utama dari LPG ini terdiri dari propana (C3H8) dan butana (C4H10) dalam komposisi yang bervariasi tergantung dari musim dan sumber gas tersebut. Karena terkadang, sejumlah kecil hidrokarbon lain seperti etana dan pentana juga dapat ditemukan dalam campuran LPG.
Namun, di sisi lain hampir keseluruhan gas LNG terdiri dari metana (CH4) dengan kandungan sekitar 90% atau lebih. Sejumlah kecil etana, propana, nitrogen dan juga karbon dioksida pun sebetulnya juga ada, namun dalam proporsi yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan LPG.
Perbedaan komposisi inilah yang secara langsung memengaruhi sifat fisik dan kimia kedua jenis bahan bakar ini.
Baca Juga: Jenis Bahan Bakar Fosil, Manfaat dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
2. Proses Pencairan LPG dan LNG
Melihat dari proses pencairannya, LPG dicairkan dengan cara mendinginkannya hingga suhu yang relatif rendah dan memberikan tekanan moderat.
Proses pencairan LPG tidak membutuhkan suhu ekstrem, sehingga jauh lebih hemat energi dan biaya. Pada tekanan atmosfer, propana akan mencair pada suhu sekitar -42°C (-44°F), sedangkan butana mencair pada sekitar -0.5°C (31°F).
Sebaliknya, LNG dicairkan melalui proses kriogenik yang melibatkan pendinginan metana hingga suhu yang sangat rendah, yaitu sekitar -162°C (-260°F) pada tekanan atmosfer. Proses ini terbilang jauh lebih kompleks dan membutuhkan energi yang lebih besar.
Pada dasarnya tujuan utama pencairan LNG adalah untuk mengurangi volumenya secara signifikan (hingga sekitar 1/600 dari volume gas aslinya), sehingga memudahkan dan mengefisienkan transportasi jarak jauh menggunakan kapal tanker khusus.
Kepadatan energi juga menjadi pembeda penting pada LPG dan LNG. Meskipun keduanya merupakan bahan bakar berenergi tinggi, LPG memiliki kepadatan energi volumetrik yang lebih tinggi dibandingkan LNG.
Ini artinya, dalam volume yang sama, LPG akan menghasilkan lebih banyak energi saat dibakar. Hal ini disebabkan oleh kandungan atom karbon dan hidrogen yang lebih banyak per molekul dalam propana dan butana dibandingkan dengan metana.
Baca Juga: Mengenal Regasifikasi, Proses Penting dalam Industri Gas Alam Cair (LNG)
3. Kegunaan dan Sektor Pengguna LPG dan LNG
Jika melihat dari kegunaan dan sektor pengguna LPG dan LNG, ada begitu banyak hal yang perlu kita pahami. Berikut tabel kegunaan dan sektor pengguna LPG dan LNG agar lebih mudah dipahami.
Fitur | LPG (Liquefied Petroleum Gas) | LNG (Liquefied Natural Gas) |
Kegunaan Utama | – Memasak (rumah tangga) | – Pembangkit listrik |
– Pemanas air (rumah tangga) | – Keperluan industri besar | |
– Bahan bakar kendaraan (autogaz) | – Jaringan gas kota | |
– Proses pemanasan dan pengeringan (industri) | – Bahan bakar kendaraan (LNG truk – masih berkembang) | |
– Bahan baku petrokimia | ||
Sektor Pengguna | – Rumah tangga | – Industri pembangkit listrik |
– Transportasi (kendaraan) | – Industri manufaktur skala besar | |
– Industri | – Perusahaan distribusi gas | |
Kemasan & Distribusi | – Tabung gas bertekanan | – Kapal tanker (transportasi jarak jauh) |
– Tangki bertekanan | – Terminal regasifikasi (untuk pengubahan kembali menjadi gas) | |
– Mudah disimpan dan ditransportasikan untuk berbagai skala | – Didistribusikan melalui pipa setelah regasifikasi | |
Keunggulan Lingkungan | – Lebih bersih dibandingkan bahan bakar fosil cair/padat | – Lebih bersih dibandingkan bahan bakar fosil cair/padat |
Emisi Pembakaran | – Menghasilkan CO2 per unit energi lebih tinggi dari LNG | – Menghasilkan CO2 per unit energi lebih rendah dari LPG |
Potensi Risiko Lingkungan | – Relatif lebih rendah | – Potensi kebocoran metana (Jika dalam bentuk gas) |
Penanganan | – Lebih praktis untuk berbagai skala kebutuhan | – Membutuhkan penanganan dan transportasi khusus dan personel yang tersertifikasi |
Dari tabel di atas, dapat dipahami bahwa LPG memiliki kegunaan yang lebih luas, yakni untuk kebutuhan rumah tangga (memasak, pemanas air), transportasi (autogaz), industri (pemanasan, pengeringan), dan bahan baku petrokimia. Tipe LPG sendiri didistribusikan dalam tabung atau tangki bertekanan, sehingga praktis untuk berbagai skala pengguna.
Sementara itu, gas tipe LNG umumnya digunakan untuk aplikasi skala besar, seperti pembangkit listrik, industri besar, dan jaringan gas kota. Pendistribusiannya pun membutuhkan kapal tanker untuk transportasi jarak jauh dan terminal regasifikasi sebelum akhirnya didistribusikan melalui pipa, meskipun penggunaannya sebagai bahan bakar kendaraan (LNG truk) mulai berkembang.
Baca Juga: Memahami Berbagai Jenis Kapal Tanker dan Fungsinya
4. Keamanan dan Efisiensi
Dari segi keamanan, baik LPG maupun LNG memiliki risiko yang perlu dikelola dengan baik. LPG lebih berat dari udara, sehingga jika terjadi kebocoran, gas akan cenderung mengumpul di area rendah dan dapat menimbulkan risiko ledakan jika terpapar sumber api.
Sebaliknya, LNG lebih ringan dari udara, sehingga jika terjadi kebocoran, gas akan cenderung menyebar ke atas dan lebih cepat menghilang.
Namun, suhu kriogenik LNG memerlukan penanganan khusus untuk menghindari risiko cold burn jika terjadi kontak langsung.
Baca Juga: Pengertian Emisi Karbon, serta Penyebab, Dampak, hingga Cara Menguranginya
Tabel Perbandingan LPG vs LNG
Untuk mempermudah dalam membedakan LPG dan LNG, berikut tabel yang berisi perbedaan di antara keduanya:
Feature | LPG (Liquefied Petroleum Gas) | LNG (Liquefied Natural Gas) |
Komposisi Utama | Propana (C3H8), Butana (C4H10) | Metana (CH4) |
Proses Pencairan | Pendinginan & Tekanan Moderat | Pendinginan Kriogenik (-162°C) |
Kepadatan Energi (Volumetrik) | Lebih Tinggi | Lebih Rendah |
Aplikasi | Rumah Tangga, Kendaraan, Industri Kecil-Menengah | Pembangkit Listrik, Industri Besar, Transportasi Jarak Jauh |
Emisi CO2 | Lebih Tinggi per unit energi | Lebih Rendah per unit energi |
Kerapatan Gas | Lebih Berat dari Udara | Lebih Ringan dari Udara |
Itu dia penjelasan mengenai perbedaan dari LPG dan LNG yang perlu dipahami. Dengan mengetahui perbedaan mendasar dari kedua jenis gas tersebut akan memungkinkan kita untuk bisa memanfaatkan keunggulan masing-masing jenis bahan bakar secara optimal sesuai dengan kebutuhan dan skala aplikasi baik dalam rumah tangga maupun skala industri.
Ini artinya, akan semakin banyak yang butuh akan LPG dan LNG sebagai energi bersih pengganti minyak bumi dan PGN mendukung penuh distribusi energi bersih ke seluruh Indonesia.
Karena pada akhirnya, LPG dan LNG di masa depan akan terus memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi global dengan pertimbangan terhadap ekonomi, dampak lingkungan berkelanjutan dan juga dari segi efisiensi.