Mengapa Biogas Dapat Menghemat Energi? Ternyata ini Faktanya!

Sumber energi fosil seperti batu bara dan minyak bumi masih menjadi andalan utama dalam memenuhi kebutuhan energi saat ini. Namun, ketergantungan pada energi ini memiliki dampak serius, seperti peningkatan emisi gas rumah kaca yang mempercepat perubahan iklim.

Padahal, kita memiliki alternatif yang lebih ramah lingkungan, yaitu biogas. Energi yang dihasilkan dari limbah organik ini bukan hanya menghasilkan emisi yang lebih rendah, tapi juga dapat membantu menghemat energi dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Mau tahu kenapa biogas bisa menawarkan begitu banyak keunggulan? Yuk, simak penjelasan di artikel ini.

Apa Itu Biogas?

Biogas merupakan sumber energi terbarukan yang berasal dari gas alami yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen).

Proses fermentasi bahan organik ini akan menghasilkan gas, seperti metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) dengan kandungan sedikit hydrogen sulfida, nitrogen, dan uap air.

Limbah organik di sekitar kita yang bisa digunakan sebagai bahan biogas ini bisa berupa:

  • Kotoran hewan
  • Limbah pertanian (jerami, dedaunan, sisa makanan)
  • Limbah rumah tangga organik
  • Lumpur dari instalasi pengolahan air limbah

Untuk mengolah bahan organik menjadi biogas dibutuhkan sebuah teknologi yang namanya digester. Teknologi digester bekerja dengan menciptakan wadah kedap udara yang memungkinkan mikroorganisme menguraikan bahan organik dan menghasilkan gas metana.

Dilansir dari data Kementrian ESDM tercatat pemanfaatan biogas di Indonesia dalam 3 tahun terakhir cukup signifikan. Pada 2022, realisasi pemanfaatan mencapai 155% dari target, sementara di tahun 2023 melonjak drastis hingga 473% dari target yang ditetapkan.

Data tersebut merepresentasikan keberhasilan optimalisasi sumber energi terbarukan, terutama di sektor bioenergi. Tak hanya itu saja, di tahun 2023, Kementrian ESDM juga mencatat realisasi penurunan emisi GRK sektor energi tercatat sebesar 127,67 Juta Ton CO2.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon untuk Masa Depan Bumi

Mengapa Penggunaan Biogas dapat Menghemat Energi?

Penggunaan biogas memungkinkan kita untuk memanfaatkan limbah organik menjadi sumber energi lokal yang ramah lingkungan. Selain pasokannya mudah didapat, biogas juga menawarkan efisiensi biaya yang signifikan.

Berikut beberapa alasan mengapa biogas dapat menjadi solusi menekan konsumsi energi fosil di masa kini dan mendatang:

Mengurangi Ketergantungan pada Energi Fosil

Salah satu alasan utama mengapa biogas dapat menghemat energi adalah karena kemampuannya untuk menggantikan bahan bakar fosil seperti LPG, hingga batu bara.

Dengan menggunakan biogas untuk memasak, penerangan, atau bahkan pembangkit listrik, tentunya akan menekan kebutuhan bahan bakar fosil

Penggunaan biogas pada skala rumah tangga juga membantu mengurangi biaya pembelian bahan bakar komersial. Ini sangat bermanfaat terutama bagi masyarakat di daerah pedesaan yang memiliki keterbatasan akses terhadap energi fosil atau harga bahan bakar terlampau mahal.

Baca Juga: LNG dan Alternatif Energi Lain: Pengganti Ideal Batu Bara?

Efisiensi Energi dari Limbah

Biogas memungkinkan pemanfaatan energi dari limbah organik yang sebelumnya dibuang begitu saja. Dengan teknologi digester sederhana, limbah dapur, kotoran ternak, dan sisa panen bisa diubah menjadi energi yang bisa langsung digunakan.

Hal ini menciptakan siklus kemandirian energi lokal yang efisien. Limbah yang biasanya menimbulkan masalah lingkungan, justru menjadi sumber energi bersih dan murah.

Energi yang dihasilkan juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan, mulai dari skala rumah tangga hingga skala industri kecil.

Biaya Energi Lebih Rendah

Pada awalnya tentu diperlukan investasi untuk membangun instalasi biogas seperti digester dan sistem pipa distribusi gas. Namun, biaya tersebut dapat ditekan dengan menggunakan bahan lokal dan teknologi sederhana.

Setelah sistem berjalan, biaya operasionalnya relatif rendah karena hanya memerlukan suplai limbah organik. Dalam jangka panjang, kita akan merasakan penghematan biaya yang signifikan.

Baca Juga: Benarkah Sektor Paling Boros Energi adalah Transportasi? Ini Faktanya

Biogas Menjadi Solusi Energi yang Ramah Lingkungan

Dibandingkan dengan bahan bakar fosil, proses produksi dan pemanfaatan biogas jauh lebih bersih dan berkelanjutan.

Berikut adalah alasan mengapa biogas dianggap sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan:

  • Mengurangi emisi gas rumah kaca: Biogas membantu menurunkan jumlah gas metana yang lepas ke atmosfer. Gas metana memiliki dampak pada pemanasan global.
  • Pemanfaatan limbah organik secara produktif: Limbah seperti sisa makanan, kotoran ternak, dan limbah pertanian yang tadinya sebagai sumber pencemaran kini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi.
  • Sesuai untuk daerah terpencil: Biogas memungkinkan diproduksi secara lokal dan bahkan dengan skala kecil. Cocok untuk masyarakat yang memiliki keterbatasan akses LPG.

Penanganan yang tepat atas limbah organik dapat menghasilkan biogas yang bisa menjadi sumber energi terbarukan.

Untuk mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan transisi energi, PGN LNG Indonesia mengembangkan teknologi pengolahan biogas menjadi bio-LNG.

Proses ini melibatkan peningkatan kadar metana (purifikasi biogas) dan penghilangan unsur pengotor lainnya, sehingga gas yang dihasilkan mencapai kualitas tinggi yang dapat dicairkan menjadi bio-LNG.

Karena berbentuk cair tentunya akan memudahkan dalam proses penyimpanan dan distribusi ke wilayah-wilayah yang belum terjangkau jaringan gas pipa.

Ini Penyebab Utama Perubahan Iklim yang Makin Merusak Bumi

Data WMO (World Meteorological Organization) menyatakan perubahan iklim berlangsung secara cepat dan sistematis. Di tahun 2011-2020 tercatat sebagai periode terpanas dalam sejarah karena suhu rata-rata global meningkat 1,1°C.

Pemanasan global hanyalah awal krisis iklim yang berpotensi mengancam kehidupan manusia. Lantas apa sebenarnya yang menyebabkan perubahan iklim ini secara cepat dan apa solusi nyata yang bisa kita lakukan? Yuk, temukan faktanya di artikel ini.

Apa Dampak Nyata Perubahan Iklim?

Sederhananya, perubahan iklim dalam jangka panjang akan memengaruhi pola cuaca dan suhu global yang bisa berdampak terhadap kenaikan suhu, kondisi atmosfer, dan curah hujan yang tidak bisa ditebak.

Hal ini terjadi karena adanya pembakaran bahan bakar fosil yang melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer yang terdiri dari:

  • Metana (CH4)
  • Karbon dioksida (CO2)
  • Dinitrogen oksida (N2O)

Gas tersebut dapat memerangkap panas dari radiasi matahari, sehingga membuat suhu bumi meningkat dari biasanya.

Jika kondisi ini terjadi secara berlebihan, bumi akan mengalami beberapa dampak yang mengkhawatirkan, seperti:

  • Kenaikan permukaan laut
  • Perubahan ekosistem karena hujan asam
  • Terjadinya badai
  • Banjir
  • kekeringan 

Terjadinya semua fenomena ini akan menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan juga mengancam kesehatan manusia.

Baca Juga: Ini Pentingnya Sumber Energi Listrik Alternatif untuk Masa Depan Kita!

Apa Saja Faktor Penyebab Perubahan Iklim?

Akumulasi berbagai aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, seperti penggunaan bahan bakar fosil hingga pembakaran lahan dan hutan memicu peningkatan emisi gas rumah kaca.

Aktivitas inilah yang dinilai sebagai penyebab perubahan iklim. Untuk lebih detailnya, berikut beberapa faktor yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi.

1. Meningkatnya Emisi Gas Rumah Kaca  

Pada dasarnya, efek rumah kaca merupakan proses alami yang penting bagi kehidupan di bumi. Mekanisme ini memungkinkan atmosfer menyerap sebagian radiasi inframerah yang dipancarkan oleh permukaan bumi, lalu memantulkannya kembali ke berbagai arah, termasuk kembali ke permukaan bumi.

Proses ini membantu menjaga suhu bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, ketika konsentrasi gas rumah kaca meningkat secara berlebihan, maka banyak panas terperangkap di atmosfer yang kemudian meningkatkan suhu rata-rata bumi.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon untuk Masa Depan Bumi

2. Terjadinya Deforestasi

Deforestasi tidak hanya menghilangkan pohon sebagai penyerap karbon alami, tetapi juga melepaskan karbon dioksida (CO₂) ke atmosfer. 

Pohon menyerap CO₂ melalui proses fotosintesis dan menyimpannya. Namun, ketika pohon ditebang dan/atau dibakar, karbon yang tersimpan dilepaskan kembali ke atmosfer, sehingga meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca.

3. Aktivitas Industri dan Sektor Energi

Mulai dari perindustrian hingga transportasi, memiliki ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi karbon. Hal ini menyebabkan tercemarnya udara dan memperparah efek rumah kaca.

Hal tersebut  berkontribusi besar terhadap krisis iklim. Oleh karena itu, sudah saatnya kita bersama-sama mendorong transisi ke sumber energi alternatif yang lebih bersih. Langkah ini penting untuk memenuhi kebutuhan energi industri dan masyarakat tanpa merusak lingkungan.

4. Fast Fashion dan Gaya Hidup Konsumtif

Tren fast fashion yang berkembang pesat turut berkontribusi dalam peningkatan emisi gas rumah kaca. Selain tahap produksinya yang dilakukan dalam skala besar membutuhkan konsumsi energi tinggi, limbah tekstil yang dihasilkan juga turut memberi dampak lingkungan mengingat trend ini mendorong pola konsumsi “sekali pakai”.

Limbah tekstil ini sulit terurai dan tidak mudah didaur ulang seperti sampah organik, sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Semakin tinggi tingkat konsumsi dan produksi, semakin besar pula emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.

Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Bagaimana LNG bisa Menjadi Solusi Perubahan Iklim?

Kebutuhan energi global yang terus meningkat menuntut solusi yang tidak hanya andal, tetapi juga lebih ramah lingkungan. Dalam konteks ini, LNG (Liquefied Natural Gas) dapat menjadi salah satu alternatif transisi menuju energi bersih.

Dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya seperti batu bara dan minyak bumi, LNG menghasilkan emisi karbon dioksida (CO₂) yang lebih rendah selama proses pembakaran.

Selain itu, LNG memiliki keunggulan dalam hal penyimpanan dan distribusi. Karena bentuknya cair, LNG dapat disimpan dalam volume yang lebih kecil dan didistribusikan ke wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan energi konvensional.

Inilah yang membuat LNG sering disebut sebagai “jembatan energi” menuju penggunaan energi terbarukan.

Dengan kata lain, penggunaan LNG dapat menjadi langkah peralihan penting dalam mendukung upaya global mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat laju perubahan iklim.

Dampak Polusi Udara yang Paling Merugikan Tubuh dan Lingkungan

Pada tahun 2023, World Air Quality Report mencatat bahwa Indonesia menempati peringkat 1 negara dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara.

Masalah polusi udara bukan lagi masalah remeh yang bisa dibiarkan begitu saja. Kualitas udara yang buruk dapat mengancam kesehatan masyarakat, seperti menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Selain gangguan kesehatan tersebut, masih banyak dampak negatif yang lebih merugikan lagi. Yuk, kenali apa saja pengaruh buruk polusi udara serta apa solusi energi terbaiknya untuk menekan isu ini.

Apa Itu Polusi Udara dan Sumber Utamanya?

Polusi udara merupakan sebutan untuk kontaminasi udara oleh zat-zat berbahaya yang beresiko untuk terhirup manusia maupun organisme hidup lainnya.

Polusi udara dapat berasal dari berbagai sumber, seperti asap pembakaran batu bara, asap tembakau, maupun asap knalpot kendaraan yang kita gunakan sehari-hari.

Dalam aktivitas rumah tangga, polusi udara bisa dihasilkan dari pembakaran sampah, hingga proses pengolahan makanan, daging dan ikan..

Bisa dibilang, pencemaran udara menjadi salah satu indikator kerusakan lingkungan karena adanya polusi yang berlebihan. Dan ini  menandakan adanya penurunan kualitas udara karena masuknya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer bumi.

Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Dampak Polusi Udara Terhadap Tubuh Manusia

Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia yang terpapar polusi udara secara terus menerus akan merasakan dampak buruk pada kesehatannya, terutama pada saluran pernapasan.

Berikut ini dampak polusi udara terhadap tubuh dan kesehatan manusia.

Masalah Pernapasan yang Serius

Pencemaran udara berasal dari berbagai macam, seperti asap kendaraan, asap rokok, dan asap pabrik. Kondisi ini bisa memicu gangguan pernapasan serius, seperti asma, ISPA, hingga kanker paru-paru.

Ancaman gangguan kesehatan ini bisa terjadi karena polusi udara mampu mengurangi kadar oksigen pada tubuh manusia, sehingga berdampak serius pada kesehatan.

Baca Juga: Dekarbonisasi, Mengapa Dunia Harus Beralih ke Energi Bersih?

Menghambat Oksigen di Dalam Darah

Selain saluran pernapasan, polusi udara juga dapat mengganggu sistem peredaran darah. Paparan karbon monoksida (CO) dari polusi udara dapat mengikat hemoglobin dalam darah, sehingga mengurangi kemampuan darah mengangkut oksigen.

Selain itu, polusi udara juga mengandung partikel halus (PM2.5) dan zat berbahaya lain yang dapat memicu peradangan sistemik.

Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan kekentalan darah dan merangsang pelepasan protein-protein inflamasi. Inilah yang pada akhirnya bisa menimbulkan peradangan pada pembuluh darah.

Menjadi Penyebab Keguguran

Bagi ibu hamil, polusi udara dapat membawa risiko serius, baik bagi kesehatan ibu maupun janin yang dikandung. Paparan polutan seperti partikel halus (PM2.5), karbon monoksida, dan nitrogen dioksida dapat memicu stres oksidatif dan peradangan dalam tubuh. 

Kondisi ini dapat mengganggu perkembangan janin, meningkatkan risiko kelahiran prematur, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan keguguran.

Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Paparan polusi udara yang tinggi dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kardiovaskular. Zat-zat berbahaya yang terbawa polusi dapat memicu peradangan sistemik, mempercepat pengerasan pembuluh darah, dan mengganggu fungsi jantung. 

Jika kondisi ini berlangsung terus menerus dapat menyebabkan gangguan serius seperti penyakit jantung koroner, serangan jantung, hingga stroke.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon untuk Masa Depan Bumi

Dampak Polusi Udara Terhadap Lingkungan

Tak hanya berdampak pada kesehatan saja, polusi udara juga bisa merugikan lingkungan, seperti:

Hujan Asam

Polusi udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Hujan ini bersifat korosif dan berbahaya bagi tumbuhan, karena dapat merusak daun, mengganggu penyerapan nutrisi di tanah, serta membuat tanah dan perairan menjadi lebih asam.

Ketika keasaman meningkat, kondisi ini dapat mengganggu kehidupan berbagai spesies hewan, termasuk satwa darat dan ikan.

Baca Juga: Ini Pentingnya Sumber Energi Listrik Alternatif untuk Masa Depan Kita!

Penipisan Lapisan Ozon

Ozon atau lapisan atmosfer bisa mengalami penipisan seiring dengan pekatnya polusi udara. Saat lapisan ozon menipis, radiasi UV yang berbahaya akan menembus ke permukaan bumi dan bisa menyebabkan kerusakan pada kulit manusia dan ekosistem makhluk hidup.

Pemicu Pemanasan Global

Polusi udara mengandung gas-gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana yang berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca di atmosfer.

Gas-gas ini menyerap dan memerangkap panas dari sinar matahari. Akibatnya, temperatur rata-rata bumi meningkat dan terjadilah pemanasan global. Pemanasan ini berdampak luas, mulai dari perubahan iklim, mencairnya es kutub, hingga naiknya permukaan air laut.

Baca Juga: Catat! Ini Proses Terjadinya Pemanasan Global dari Awal hingga Dampaknya

Peran LNG dalam Mengurangi Dampak Polusi Udara

Untuk bisa menanggulangi kondisi udara yang semakin memburuk yang mengancam kesehatan masyarakat, diperlukan penanganan yang serius dari berbagai pihak, terutama Pemerintah dan pelaku industri.

Salah satu upaya yang bisa mulai dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan batu bara dan mulai beralih ke energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan, seperti LNG (Liquefied Natural Gas)

LNG dinilai sebagai sumber energi alternatif yang menghasilkan emisi karbon lebih rendah, sehingga dapat mengurangi polusi udara secara signifikan.

Dengan memanfaatkan LNG, tentunya akan membantu menjaga lingkungan dan mendukung sektor industri bisa bergerak lebih maju tanpa khawatir akan memberikan dampak buruk terhadap kehidupan manusia.