Disadari atau tidak, kita sering merasa kalau cuaca panas dari tahun ke tahun rasanya makin menyengat. Nyatanya, ini adalah sebuah fakta, bukan sekadar prasangka.
Menurut data dari National Centers for Environmental Information, tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas di abad ke-20. Dalam satu dekade terakhir, suhu bumi terus mencetak rekor demi rekor setiap tahunnya.
Kita memang berada di tengah isu pemanasan global. Bahkan kita juga sudah melihat dampaknya yang begitu nyata.
Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi pemanasan global ini? Yuk, simak solusinya di artikel ini.
Mengapa Pemanasan Global Harus Diatasi Sekarang?
Pemanasan global bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga menjadi ancaman nyata bagi kehidupan manusia dan seluruh makhluk hidup di bumi.
Peningkatan suhu global terjadi karena konsentrasi gas rumah kaca, seperti CO₂, metana, dan nitrogen oksida terus bertambah di atmosfer. Gas-gas ini memerangkap panas matahari dan kemudian menyebabkan suhu bumi naik.
Aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil, deforestasi, dan polusi industri dinilai sebagai faktor kenapa hal ini bisa terjadi lebih parah.
Pemanasan global ini kemudian memunculkan dampak besar yang fenomenanya sudah kita rasakan, misalnya:
- Mencairnya es di kutub yang menyebabkan kenaikan permukaan laut
- Suhu ekstrem terus meningkat
- Kebakaran hutan
- Kekeringan dan sering terjadi banjir bandang
- Penyebaran penyakit seperti malaria dan dengue
Mengabaikan isu ini hanya akan memperparah dampaknya untuk masa depan. Inilah mengapa kita harus bertindak sekarang dalam mengatasi pemanasan global.
Semakin menunda, semakin sulit untuk membalikkan kerusakan yang terjadi.
Baca Juga: 5 Tanda Pemanasan Global yang Gejalanya Makin Parah
5 Cara Menghadapi Pemanasan Global
Ada berbagai macam upaya untuk menghadapi pemanasan global yang bisa dilakukan mulai dari diri sendiri dan kehidupan sekitar kita.
Memang hasilnya tidak akan langsung terlihat, tapi upaya ini bisa memperlambat dampaknya.
Berikut 5 upaya yang bisa kita lakukan:
1. Hemat Listrik Semaksimal Mungkin
Banyak dari kita yang belum paham bahwa listrik yang kita gunakan sehari-hari turut bisa berkontribusi atas pemanasan global.
Sederhananya begini, untuk menghasilkan listrik, dibutuhkan bahan bakar fosil. Proses pembakaran ini akan menghasilkan emisi gas CO2. Penumpukan gas inilah yang nantinya memicu pemanasan global.
Nah, dengan berhemat listrik, seperti mematikan lampu saat tidak dibutuhkan bisa menjadi langkah sederhana dalam menurunkan konsumsi energi dan pada akhirnya mengurangi emisi.
Baca Juga: Mengapa Biogas Dapat Menghemat Energi? Ternyata ini Faktanya!
2. Melakukan Reboisasi atau Penanaman Pohon Kembali
Pembalakan hutan dan pengalihan fungsi lahan menyebabkan pohon kehilangan fungsinya sebagai penyerap karbon alami. Akibatnya, efek gas rumah kaca meningkat karena tingginya emisi CO₂.
Upaya reboisasi atau penanaman kembali adalah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk menyeimbangkan kadar gas CO₂ di atmosfer.
Nantinya, pohon akan menyerap gas CO₂ dan mengubahnya menjadi oksigen. Proses ini akan membantu menstabilkan iklim, menjaga kelembapan udara, dan menurunkan suhu lingkungan.
3. Mendaur Ulang Sampah
Limbah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) akan mengalami pembusukan dan menghasilkan gas metana. Jika tidak dikendalikan, akumulasi gas ini dapat mempercepat pemanasan global.
Oleh karena itu, kita perlu lebih bijak dalam memilah sampah organik dan anorganik sebelum dibuang.
Sampah organik, seperti sisa makanan atau dedaunan, dapat diolah menjadi kompos atau dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas. Sementara itu, sampah anorganik, seperti botol plastik bekas, bisa didaur ulang atau digunakan kembali, misalnya sebagai pot atau wadah serbaguna.
Baca Juga: Mengapa Harus Beralih ke Energi Hijau? Ini Dampaknya Bagi Masa Depan Bumi
4. Menerapkan Gaya Hidup Minimalis
Gaya hidup konsumtif dan berlebihan mendorong peningkatan konsumsi produk secara masif. Akibatnya, jumlah sampah pun meningkat dan berdampak pada tingginya emisi gas rumah kaca.
Untuk mencegah dampak buruk ini terhadap lingkungan, sudah saatnya kita mulai menerapkan gaya hidup minimalis.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan produk yang tahan lama dan bisa dipakai berulang kali, seperti mengganti kemasan air mineral plastik dengan botol stainless.
5. Melakukan Efisiensi Bahan Bakar Kendaraan
Penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil menghasilkan gas karbon dioksida (CO₂). Bayangkan jika semua orang terus-menerus mengandalkan kendaraan pribadi, seberapa besar jumlah polusi CO₂ yang dihasilkan setiap harinya?
Untuk membantu mengurangi dampak ini, kita bisa mulai dengan langkah sederhana, yaitu dengan beralih ke transportasi umum. Selain lebih ramah lingkungan, transportasi publik juga membantu mengurangi kemacetan dan menghemat konsumsi energi.
Baca Juga: Benarkah Sektor Paling Boros Energi adalah Transportasi?
Peran LNG dalam Mengurangi Dampak Pemanasan Global
Kita tahu bahwa batu bara masih menjadi sumber energi utama saat ini. Namun, di lain sisi, pembakarannya menghasilkan emisi karbon dioksida yang tinggi. Dan inilah yang mempercepat laju pemanasan global.
Solusinya, kita perlu beralih ke sumber energi alternatif yang yang lebih bersih dan berkelanjutan. Di sinilah LNG bisa memainkan peran penting.
Dilansir dari Wood Mackenzie, LNG terbukti menghasilkan sekitar 50% lebih sedikit emisi CO₂ dibanding batu bara ketika digunakan untuk pembangkit listrik. Karena itu, penggunaan LNG berpotensi menekan emisi karbon dan membantu memperlambat pemanasan global.
Meski belum dapat dikategorikan sebagai bahan bakar nol emisi, LNG dapat menjadi jembatan energi dalam masa transisi menuju penggunaan energi terbarukan.
Jika dikelola dan dimanfaatkan secara bijak, LNG bisa membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang selama ini menjadi penyebab utama krisis iklim.
Referensi:
- National Centers for Environmental Information. Diakses tahun 2025. Global Climate Report 2024
- Wood Mackenzie. Diakses tahun 2025. Study shows more U.S. LNG is needed to curb Asia’s surging coal use
- DISLHK Bandung. Diakses tahun 2025. 7 Upaya Menanggulangi Pemanasan Global – Penyebab dan Dampaknya