Carbon Capture and Storage Jadi Gimmick Hijau? Simak Faktanya!

Web Editor
03/12/2025
carbon-capture-and-storage-ina

Pasokan energi dunia hingga saat ini masih banyak bergantung pada bahan bakar fosil, yang tentu memiliki dampak berupa emisi.

Di tengah dorongan menuju target net-zero emission, penggunaan sumber energi tersebut tetap memiliki peran penting, tetapi perlu dilengkapi dengan teknologi untuk menurunkan emisinya: Carbon Capture and Storage (CCS).

Lantas, bagaimana sebenarnya teknologi ini bekerja, dan sejauh mana CCS dapat membantu mengurangi emisi dari fasilitas berbasis fosil? Berikut penjelasan lengkapnya.

Apa Itu Carbon Capture and Storage (CCS)?

Carbon Capture and Storage (CCS) adalah teknologi untuk mencegah karbon dioksida (CO₂) dilepaskan ke atmosfer dengan cara menangkapnya dari sumber emisi besar, mengompresinya, lalu menyimpannya secara aman di bawah tanah.

Teknologi ini menjadi strategi penting untuk menekan emisi dari sektor industri yang sulit dikurangi seperti semen, baja, pembangkit listrik fosil, kilang, dan fasilitas pengolahan gas.

Baca Juga: Penyebab Emisi Karbon dan Cara Menguranginya

Bagaimana Cara Kerja CCS?

CCS terdiri dari tiga tahap utama yang saling bersinergi:

1. Penangkapan CO₂ (Capture)

CO₂ dipisahkan dari gas buang atau aliran proses sebelum dilepaskan ke atmosfer. Ada tiga teknologi utama:

  • Post-Combustion: Menangkap CO₂ setelah pembakaran menggunakan pelarut kimia. Cocok untuk pembangkit eksisting.
  • Pre-Combustion: Mengubah bahan bakar menjadi syngas, lalu memisahkan CO₂ sebelum pembakaran. Umum pada proses gasifikasi.
  • Oxyfuel Combustion: Membakar bahan bakar dengan oksigen murni sehingga gas buang mengandung CO₂ tinggi dan mudah dimurnikan.

2. Kompresi dan Transportasi (Compression & Transport)

CO₂ dikompresi ke fase cair atau superkritis untuk mengurangi volume. Pengangkutannya dapat dilakukan melalui:

  • pipa (metode utama untuk skala besar)
  • kapal (untuk jarak jauh atau lintas negara)
  • truk (untuk volume kecil)

3. Penyimpanan Geologis (Storage)

CO₂ disuntikkan ke formasi geologis dalam yang mampu menahan gas dalam jangka panjang, seperti:

  • reservoir minyak/gas yang sudah habis
  • saline aquifers
  • formasi batuan lain yang memiliki lapisan batuan penutup (caprock) impermeabel

Setelah injeksi, lokasi penyimpanan dimonitor jangka panjang untuk memastikan keamanan dan stabilitas.

Baca Juga: Macam-macam Energi Alternatif dan Contohnya

Apa Bedanya CCS dan CCUS?

Perbedaan utama antara CCS (Carbon Capture and Storage) dan CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage) terletak pada bagaimana karbon dioksida (CO₂) yang ditangkap dimanfaatkan atau disimpan.

CCS berfokus pada penangkapan dan penyimpanan permanen CO₂ di bawah tanah. Tujuan utamanya:

  • Mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.
  • Menyimpan CO₂ secara aman pada formasi geologis seperti saline aquifers atau reservoir minyak/gas yang sudah habis.

Walaupun dalam praktiknya CO₂ hasil EOR (Enhanced Oil Recovery) tetap disimpan, CCS secara umum merujuk pada proses yang didorong oleh kebutuhan mitigasi iklim, bukan pemanfaatan komersial CO₂.

Sementara, CCUS mencakup seluruh proses CCS tetapi menambahkan komponen utilization, yaitu pemanfaatan CO₂ untuk aplikasi bernilai ekonomi, seperti:

  • Enhanced Oil Recovery (EOR)
  • Bahan baku kimia (misalnya metanol, urea)
  • Produk konstruksi melalui mineralisasi karbon

CCUS menempatkan CO₂ sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan, bukan hanya limbah yang harus disimpan.

Namun, sebagian besar CO₂ yang ditangkap secara global tetap diperkirakan membutuhkan penyimpanan geologis karena permintaan pasar untuk CO₂ masih terbatas.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon untuk Masa Depan Bumi

Apa Peran Penting CCS?

CCS memiliki peran besar dalam membantu menekan emisi karbon. Namun, apa sebenarnya dampak langsung bagi industri, terutama sektor-sektor yang paling sulit didekarbonisasi. Berikut penjelasannya.

Mengurangi Emisi dari Industri yang Sulit Didekarbonisasi

Industri seperti semen, baja, dan produksi pupuk termasuk dalam kategori hard-to-abate karena sebagian besar emisinya berasal dari reaksi kimia proses produksi, bukan hanya dari penggunaan energi.

Kondisi ini membuat elektrifikasi atau energi terbarukan saja tidak cukup untuk menghilangkan seluruh emisi yang dihasilkan. CCS menjadi salah satu solusi paling penting untuk menurunkan emisi dari sektor-sektor tersebut.

Pendukung Target Net-Zero

CCS dipandang sebagai salah satu elemen penting untuk mencapai target emisi nol bersih. Teknologi ini berperan terutama dalam menangani emisi residu dari sektor industri dan energi yang paling sulit dikurangi dengan elektrifikasi, efisiensi, atau energi terbarukan saja.

Banyak analisis dari lembaga seperti IPCC dan IEA menunjukkan bahwa memasukkan CCS ke dalam strategi dekarbonisasi dapat membuat transisi menuju Net-Zero menjadi lebih terjangkau dan lebih realistis.

Mendukung Pemanfaatan Infrastruktur Energi Eksisting

Pemanfaatan aset migas lama yang kini sudah tak produktif lagi bisa menjadi bagian dari strategi mitigasi iklim melalui CCS/CCUS. Reservoir alami ini memiliki karakteristik geologi yang memungkinkan injeksi dan penyimpanan CO₂ dengan aman.

Di Indonesia, pemerintah dan sektor migas tengah menjajaki potensi besar dari rute ini. Beberapa proyek CCS/CCUS telah direncanakan atau dalam tahap studi, dengan target memanfaatkan lapangan migas tua sebagai tempat penyimpanan CO₂.

Baca Juga: 5 Industri Ini Sudah Move On ke LNG

Bagaimana CCS Membantu LNG Tetap Kompetitif di Era Net-Zero?

LNG (gas alam cair) merupakan bahan bakar transisi karena emisinya relatif lebih rendah dibanding batu bara. Namun, penggunaan dan pemrosesannya tetap menghasilkan CO₂, sehingga transisi jangka panjang memerlukan solusi dekarbonisasi tambahan.

Salah satu opsi adalah penerapan CCS/CCUS di fasilitas pemrosesan atau terminal LNG. Ini bisa membantu mengurangi jejak karbon LNG, sehingga LNG tetap lebih kompetitif dalam era di mana target iklim dan regulasi karbon semakin ketat.

Ada ketertarikan yang semakin besar secara global terhadap pengembangan teknologi CCS/CCUS sebagai bagian dari strategi transisi energi dan mitigasi iklim.

Jika fasilitas LNG diintegrasikan dengan CCS hal ini bisa mendukung keberlanjutan industri gas dalam jangka panjang.

 

Referensi:

    • Kementerian ESDM. Diakses Tahun 2025. Dirjen Migas: Teknologi CCS/CCUS Kurangi 10 Persen Emisi Global
    • Kementerian ESDM. Diakses Tahun 2025. Teknologi CCS-CCUS Jadi Tren Baru Hadapi Transisi Energi
    • Kementerian ESDM. Diakses Tahun 2025. Carbon Capture and Storage (3): Sistem Penangkapan CO2
    • IEA. Diakses Tahun 2025. About CCUS
    • IPCC. Diakses Tahun 2025. Mitigation pathways compatible with 1.5°C in the context of sustainable development