5 Keunggulan Floating LNG yang Tak Dimiliki Terminal Darat

Web Editor
08/10/2025
floating-lng-id

Cadangan gas tidak hanya berada di daratan, tetapi juga banyak ditemukan di laut lepas. Dalam kondisi ini, membangun terminal LNG darat sering kali tidak efisien. Di sinilah Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) hadir sebagai solusi.

Teknologi ini menghadirkan cara baru dalam pemrosesan LNG dengan melakukan pemurnian, pencairan, penyimpanan, hingga pemuatan langsung di laut.

Dibanding terminal darat, FLNG menawarkan sejumlah keunggulan, terutama dari sisi biaya, fleksibilitas, dan dampak lingkungan.

Apa Itu Floating LNG (FLNG)?

Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) berbentuk kapal raksasa yang beroperasi langsung di laut lepas.

Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan cadangan gas alam lepas pantai tanpa harus membangun terminal LNG di darat.

Gas alam dari reservoir bawah laut dialirkan ke unit FLNG melalui jaringan pipa subsea. Di atas kapal, gas kemudian diproses melalui beberapa tahap utama:

  • Pemurnian: menghilangkan air, karbon dioksida, hidrogen sulfida, serta komponen lain yang tidak diinginkan.
  • Pencairan (liquefaction): mendinginkan gas hingga sekitar -162°C sehingga berubah menjadi cairan LNG.
  • Penyimpanan: LNG ditempatkan dalam tangki kriogenik berteknologi tinggi yang menjaga suhu tetap stabil.
  • Pemuatan (offloading): LNG dipindahkan ke kapal pengangkut melalui sistem transfer aman untuk didistribusikan ke berbagai pasar dunia.

Dengan proses ini, FLNG mampu mengolah, menyimpan, sekaligus menyalurkan LNG langsung dari sumber bawah laut tanpa perlu terminal darat.

Baca Juga: Air Bisa Jadi Energi? Ini Penjelasannya!

5 Keunggulan Floating LNG Dibanding Terminal Darat

FLNG memiliki lima keunggulan utama yang tidak dapat ditandingi oleh terminal darat, menjadikannya pilihan ideal untuk pengembangan proyek gas di masa depan.

1. Mudah Mengakses ke Cadangan Gas Lepas Pantai

Keunggulan utama FLNG adalah kemampuannya beroperasi tepat di lokasi cadangan gas lepas pantai, termasuk yang berada di perairan dalam dan terpencil.

Dengan hadirnya FLNG, cadangan gas yang sebelumnya dianggap stranded kini bisa dimanfaatkan secara efisien, membuka peluang pemanfaatan sumber energi baru yang sebelumnya sulit dijangkau.

Baca Juga: 7 Contoh Bahan Tambang Organik dan Manfaatnya

2. Hemat Biaya Infrastruktur

Terminal LNG darat membutuhkan investasi masif: fasilitas pencairan, tangki, pelabuhan, hingga infrastruktur darat lainnya.

Sebaliknya, FLNG mengurangi kebutuhan infrastruktur darat yang kompleks, sehingga biaya modal (CapEx) dapat ditekan.

Meskipun biaya pembangunan FLNG tetap tinggi, pendekatan ini seringkali lebih efisien dibanding membangun jaringan pipa panjang ke darat plus terminal baru. Hal ini membuat pengembangan lapangan gas di lokasi terpencil menjadi lebih layak secara finansial.

Baca Juga: Penyebab Utama Perubahan Iklim yang Makin Merusak Bumi

3. Mobilitas dan Fleksibilitas Tinggi

Sebagai fasilitas terapung, FLNG memiliki keunggulan relokasi yang tidak dimiliki terminal darat. Setelah satu area gas tidak lagi ekonomis untuk diproduksi, unit FLNG dapat dipindahkan ke lokasi lain, sehingga aset tetap bermanfaat dalam jangka panjang.

Meski relokasinya tetap rumit dan mahal, fleksibilitas ini membuat FLNG lebih adaptif menghadapi perubahan pasar energi global dibanding terminal darat yang permanen. Dengan demikian, FLNG menawarkan opsi yang lebih fleksibel dibanding terminal darat yang bersifat permanen.

Baca Juga: Contoh Limbah B3 dan Cara Pengelolaannya

4. Lebih Ramah Lingkungan

FLNG memiliki jejak lingkungan yang jauh lebih kecil dibandingkan terminal darat. Karena beroperasi di laut, FLNG meminimalkan kebutuhan lahan yang kerap menimbulkan konflik sosial maupun deforestasi di daratan.

Dampak pembangunan pada ekosistem darat, seperti terumbu karang di pesisir, dapat dihindari. Selain itu, teknologi canggih pada FLNG juga dapat dirancang untuk mengurangi emisi dan limbah.

Baca Juga: Penyebab Terjadinya Pencemaran Udara dan Cara Mengatasinya

5. Waktu Implementasi Lebih Cepat

Dalam industri energi, kecepatan realisasi proyek sangat penting. Terminal LNG darat biasanya membutuhkan waktu 5–7 tahun atau lebih untuk dibangun, sementara fasilitas FLNG umumnya dapat diselesaikan dalam 3–5 tahun.

Meskipun pembangunan FLNG tetap rumit dan bergantung pada skala proyek, integrasi seluruh proses di satu unit terapung membuatnya berpotensi lebih cepat siap beroperasi.

Keunggulan ini memungkinkan perusahaan merespons pasar dengan lebih gesit, mengurangi risiko proyek, serta mempercepat perolehan pendapatan.

Baca Juga: Mengenal HSE dan K3 dalam Perusahaan

Mengapa Floating LNG Semakin Populer?

Popularitas FLNG terus meningkat karena mampu menjawab tantangan energi global: mulai dari krisis geopolitik hingga kebutuhan transisi energi bersih.

Teknologi ini memungkinkan negara-negara mengakses cadangan gas lepas pantai yang sulit dijangkau, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan gas pipa.

Selain itu, FLNG mendukung transisi energi dengan menyediakan infrastruktur yang lebih efisien untuk menggantikan pembangkit berbahan bakar fosil yang lebih kotor, seperti batu bara.

Dengan sifatnya yang terapung, FLNG dapat ditempatkan di berbagai lokasi lepas pantai yang memiliki cadangan gas, membuka peluang bagi negara yang sebelumnya tidak memiliki akses LNG.

FLNG bukan sekadar inovasi teknis, melainkan perubahan paradigma dalam industri gas. Dengan berbagai keunggulannya, FLNG kini menjadi salah satu pilar utama rantai pasok LNG global.

Dengan peran ini, FLNG diproyeksikan terus berkontribusi pada ketahanan energi sekaligus mendukung transisi energi dunia.

Referensi: