Gas alam terus memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi secara global. Menurut data dari American Gas Association, gas alam menyumbang sekitar 25 % dari total pasokan energi global pada 2024 dan mengalami peningkatan permintaan dibanding tahun sebelumnya.
Lantas, negara mana saja yang paling mendominasi penghasil gas alam dan apakah Indonesia memiliki kontribusi besar di sektor ini? Temukan faktanya di sini.
Apa Negara Penghasil Gas Alam Terbesar?
Inilah urutan negara yang dalam beberapa tahun terakhir terus menjadi penghasil gas alam terbesar secara global.
1. Amerika Serikat
Amerika Serikat telah lama menjadi produsen gas alam terbesar di dunia. Kondisi ini sebagian besar didorong oleh revolusi gas shale dan teknologi seperti fracking yang membuka cadangan besar yang sebelumnya tidak ekonomis untuk diekstraksi.
Pada 2024, data menunjukkan AS menghasilkan lebih dari 1 triliun meter kubik gas alam, sekitar seperempat dari produksi global. Itulah kenapa menjadikannya pemimpin dunia dalam produksi gas alam.
Dukungan teknologi canggih, jaringan pipa yang luas, dan peningkatan kapasitas ekspor LNG (Liquefied Natural Gas) memperkuat posisi AS baik dalam pasar domestik maupun internasional.
Baca Juga: Perbedaan Offshore dan Onshore dalam Industri Migas
2. Rusia
Rusia menempati peringkat kedua sebagai produsen gas alam terbesar di dunia, dengan output berada di kisaran sekitar 630 miliar meter kubik per tahun.
Meskipun menghadapi tekanan geopolitik dan sanksi dari negara-negara Barat yang telah mengurangi ekspor pipa ke pasar Eropa, Rusia secara bertahap mengalihkan fokus ekspornya ke pasar Asia, khususnya Tiongkok, melalui pembangunan dan perluasan jalur pipa seperti Power of Siberia.
Selain itu, Rusia dikabarkan juga memiliki beberapa ladang gas raksasa di Siberia, termasuk Urengoy dan Yamburg, yang menegaskan perannya sebagai pemasok besar energi global dalam jangka panjang.
3. Iran
Iran menempati posisi ketiga sebagai produsen gas alam terbesar dunia, dengan produksi tahunan berada di kisaran mendekati 250 miliar meter kubik (bcm).
Ladang gas South Pars di Teluk Persia menjadi tulang punggung produksi gas Iran dan memainkan peran krusial dalam menopang pasokan energi nasional.
Meskipun volume produksinya sangat besar, sebagian besar gas tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik. Produksi dan ekspor gas negara ini kerap terhambat oleh sanksi internasional.
Baca Juga: Mengenal Liquid Petroleum Gas (LPG) dan Jenisnya
4. China
Tak hanya sebagai salah satu penghasil gas alam terbesar, China juga menjadi konsumen energi terbesar di dunia.
Kapasitas produksi gas alam China menunjukkan tren pertumbuhan yang kuat. Kondisi ini didorong oleh kebijakan keamanan energi nasional dan target pengurangan emisi.
Di tahun 2024, produksi gas alam tahunan China telah melampaui 200 miliar meter kubik (bcm).
Untuk memperkuat ketahanan energi, Tiongkok secara agresif berinvestasi dalam eksplorasi dan produksi gas, termasuk gas non-konvensional seperti gas serpih (shale gas) dan gas batu bara (coalbed methane).
5. Kanada
Pada 2024, kapasitas produksi gas alam Kanada berada di kisaran sekitar 160–180 miliar meter kubik (bcm).
Kanada berada di ambang transformasi penting di pasar energi global dengan dimulainya operasi terminal LNG pertama negara tersebut, yaitu LNG Canada di British Columbia, yang diperkirakan akan mulai beroperasi secara bertahap.
Kehadiran fasilitas ini berpotensi mengubah Kanada menjadi eksportir LNG ke pasar Asia dan dapat memengaruhi dinamika pasokan gas alam global dalam jangka menengah hingga panjang.
Baca Juga: Apa Itu Dock Kapal atau Galangan?
Indonesia Ada di Peringkat Berapa Dalam Produksi Gas Dunia?
Berdasarkan data PwC, Indonesia menempati peringkat ke-13 dunia dalam produksi gas alam pada tahun 2024, dengan total produksi sekitar 61,49 miliar meter kubik (bcm).
Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan China dan Kanada yang menempati posisi 4 dan 5 sebagai negara penghasil gas alam terbesar.
Secara domestik, volume produksi gas alam saat ini punya kontribusi penting di dalam negeri, meski secara global bisa dibilang kontribusinya masih relatif kecil.
Kenapa Masih Terjebak di Peringkat 13?
Peringkat Indonesia sebagai produsen gas alam dunia cenderung stagnan bukan karena keterbatasan cadangan, melainkan akibat tantangan struktural dalam pengembangan gas.
Banyak temuan gas baru berada di wilayah timur Indonesia yang terpencil dan memerlukan teknologi laut dalam (deepwater) serta investasi besar, sehingga waktu dari penemuan hingga produksi menjadi panjang dan berbiaya tinggi.
Selain faktor teknis, pengembangan gas sangat bergantung pada kesiapan infrastruktur dan kepastian pasar.
Tidak seperti minyak, gas harus segera dialirkan atau dicairkan menjadi LNG agar bernilai ekonomi. Tantangan utama Indonesia meliputi:
- Keterbatasan jaringan pipa dan fasilitas LNG di dekat lokasi temuan gas baru.
- Ketergantungan pada kepastian pembeli (offtaker) sebelum proyek bisa berjalan.
- Prioritas pemenuhan kebutuhan domestik (industri, pupuk, dan listrik) yang membatasi volume ekspor.
Kombinasi faktor-faktor ini secara struktural menahan peningkatan produksi dan membatasi peluang Indonesia untuk naik peringkat dalam jajaran produsen gas alam global.
Baca Juga: Apa Itu Biofuel dan Perbedaannya dengan Biodiesel?
Bagaimana Potensi Gas Alam Indonesia ke Depan?
Menurut data Kementerian ESDM, Indonesia masih memiliki potensi gas alam yang cukup besar untuk mendukung kebutuhan energi nasional dalam jangka panjang.
Cadangan gas bumi Indonesia mencapai puluhan triliun kaki kubik, dengan distribusi sumber daya yang luas di Sumatra, Kalimantan, Natuna, Sulawesi, hingga Papua.
Pemerintah juga memproyeksikan surplus gas hingga lebih dari 1.700 MMSCFD, setara dengan kurang lebih 34 juta ton LNG per tahun (MTPA), dalam 10 tahun ke depan dari berbagai proyek besar, termasuk produksi LNG yang diharapkan meningkat secara signifikan.
Kementerian ESDM juga menekankan optimalisasi pemanfaatan gas alam untuk kebutuhan domestik seperti industri, kelistrikan, dan rumah tangga melalui pengembangan infrastruktur gas dan LNG.
Indonesia saat ini memiliki kapasitas kilang LNG nasional sekitar 35 – 35,25 juta ton per tahun (MTPA), dengan produksi aktual sekitar 17,35 MTPA pada 2024, serta potensi proyek baru seperti FLNG (Floating LNG) berkapasitas jutaan ton per tahun yang akan menambah kapasitas produksi.
Referensi:
- EIA. Diakses Tahun 2025. Three U.S. regions each produce more natural gas than most countries
- American Gas Association. Diakses Tahun 2025. Statistical Review of World Energy
- Nasdaq. Diakses Tahun 2025. Top 10 Countries for Natural Gas Production (Updated 2024)
- Investing News. Diakses Tahun 2025. Top 10 Countries for Natural Gas Production
- Enerdata. Diakses Tahun 2025. Natural Gas Production
- Kementerian ESDM. Diakses Tahun 2025. Sepuluh Tahun Mendatang, Indonesia Bakal Surplus Gas Hingga 1715 MMSCFD
- Kementerian ESDM. Diakses Tahun 2025. Gas Jadi Energi Transisi, Pemerintah Dorong Peningkatan Produksi dan Infrastruktur Gas Nasional
- PwC. Diakses Tahun 2025. Oil and Gas in Indonesia