Archives Juni 2025

LNG dan Alternatif Energi Lain: Pengganti Ideal Batu Bara?

Data Kementerian ESDM yang dirilis pada Oktober 2024 menyebutkan 67% kebutuhan pembangkit listrik di Indonesia mengandalkan batu bara. Ini 

BP Statistical Review of World Energy juga mencatat Indonesia menempati peringkat ke-enam dalam hal cadangan batu bara. Ketersediaan yang melimpah membuat batu bara menjadi opsi penting sebagai sumber energi nasional.

Fenomena ini cukup memprihatinkan mengingat batu bara memiliki dampak negatif terhadap lingkungan atas emisi yang dihasilkan.

Padahal dunia saat ini tengah gencar mencari sumber energi alternatif terbarukan yang lebih bersih. Lantas kalau kita ingin beralih dari batu bara, apa saja pilihan energi yang perlu kita pertimbangkan?

Mengapa Batu Bara Perlu Ditinggalkan?

Batu bara merupakan sumber energi penting untuk sektor industri, bahkan hingga sampai sekarang. Namun, batu bara juga memiliki dampak serius yang perlu dipertimbangkan.

Bayangkan, untuk bisa mendapatkan energi dari batu bara perlu melakukan proses ekstraksi yang menyebabkan deforestasi, penghancuran habitat satwa liar, erosi tanah hingga degradasi lahan. Proses eksploitasi ini tentu akan mengancam keanekaragaman hayati.

Belum lagi, penggunaan baru bara menjadi penyumbang besar atas perubahan iklim. Lebih lanjut lagi akan menyebabkan pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca yang dihasilkan selama proses pembakaran.

Baca Juga: Mengapa Harus Beralih ke Energi Hijau? Ini Dampaknya Bagi Masa Depan Bumi

Apa Saja Alternatif Batu Bara yang Tersedia Saat Ini?

Ada berbagai macam energi alternatif yang saat ini sedang dikembangkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia sendiri. Sumber energi ini jauh lebih bersih, sehingga cocok sebagai pengganti batu bara.

1. LNG

LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair bisa digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik dan bahan baku industri.

Kelebihan utama dari LNG ini adalah bisa digunakan dalam skala besar. Terlebih lagi infrastruktur dan distribusinya sudah tersedia sehingga sangat cocok sebagai pengganti batu bara saat ini.

Baca Juga: Jangan Salah Lagi! Ini Perbedaan Utama LPG dan LNG

2. Energi Surya

Sinar matahari adalah salah satu sumber energi yang pasokannya melimpah dan bisa kita gunakan untuk memenuhi pasokan kebutuhan listrik, mulai dari penerangan skala rumah tangga hingga operasional industri.

Di Indonesia sendiri, sebagai negara tropis, ketersediaan sinar matahari sangatlah melimpah. Dengan menggunakan panel surya, kita dapat mengubah energi matahari menjadi sumber listrik.

3. Energi Air

Tenaga air juga bisa dijadikan sebagai salah satu energi alternatif. Cara kerjanya bisa dengan menggunakan aliran sungai atau bendungan untuk menggerakkan turbin.

Turbin inilah yang nantinya akan mengubah energi gerak dari air menjadi listrik yang bisa digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Baca Juga: Ini Pentingnya Sumber Energi Listrik Alternatif untuk Masa Depan Kita!

4. Energi Angin

Selain air, angin juga bisa digunakan untuk menggerakkan turbin yang bisa mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Contoh negara yang telah menggunakan turbin angin sebagai pembangkit listrik adalah Denmark dan Belanda.

5. Energi Panas Bumi

Di dalam inti bumi terdapat sumber panas yang bisa dimanfaat sebagai alternatif baru sumber energi. Jika digunakan dengan tepat, energi ini mampu membantu memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Indonesia sendiri, sebagai negara yang berada di atas cincin api Pasifik memiliki potensi panas bumi yang sangat besar. Bahkan ketersedian energi ini bisa digunakan sebagai pembangkit listrik.

Baca Juga: Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kebutuhan Listrik di Era Modern

Mengapa LNG Menjadi Pengganti Batu Bara yang Menjanjikan?

Tidak bisa dipungkiri, penggunaan batu bara akan terus menghasilkan emisi karbon berbahaya. Adanya dampak negatif ini akan terus mendorong kita untuk menemukan energi alternatif baru yang lebih ramah lingkungan.

Saat ini LNG menjadi alternatif terbaik batu bara. LNG menghasilkan emisi karbon dioksida yang lebih rendah selama pembakaran, sehingga bisa membantu menurunkan emisi gas rumah kaca.

LNG dapat disimpan dan diangkut dalam bentuk cair menggunakan kapal, sehingga menawarkan fleksibilitas distribusi ke wilayah-wilayah yang belum terjangkau jaringan pipa gas, termasuk daerah terpencil atau kepulauan.

Baca Juga: Mengapa LNG Krusial dalam Transisi Energi Global? Ternyata ini Faktanya

Strategi Transisi Energi dari Batu Bara ke LNG dan ETB

Untuk mendukung Indonesia menjadi salah satu negara maju di tahun 2045 mendatang, Kementerian ESDM berkomitmen secara penuh akan menyediakan listrik bersih dan terjangkau demi bisa mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060 mendatang.

Pemerintah menetapkan beberapa strategi transisi energi dari batu bara ke LNG dan ETB, dengan langkah-langkah:

  • Melakukan percepatan pemanfaatan energi terbarukan (EBT) yang bervariasi dan tersebar di seluruh Indonesia.
  • Diversifikasi sumber energi terbarukan untuk menjaga ketahanan energi.
  • Menyusun dokumen perencanaan energi, seperti Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) dan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), yang memprioritaskan EBT.

Upaya ini tentu akan berjalan lancar jika pemerintah bisa berkolaborasi dengan pihak swasta dalam menyediakan energi untuk mempercepat transisi dan mendukung pengadaan listrik oleh PLN.

Perbandingan LNG vs Batu Bara

Untuk lebih mudah memahami perbedaan kedua sumber energi ini dalam berbagai aspek, berikut ini perbandingan antara LNG dan batu bara dalam tabel:

AspekBatu BaraLNG
Emisi CO₂TinggiLebih rendah (40–50%)
Polusi udaraTinggiRendah
LimbahAbuHampir tidak ada
Efisiensi energiRelatif rendahTinggi
Kesiapan infrastrukturSudah luasSemakin berkembang
Potensi jangka panjangTerbatas, merusak lingkunganCocok untuk transisi energi

Dunia tidak bisa terus-menerus mengandalkan batu bara, terlebih mengingat dampaknya yang sangat merugikan lingkungan dan kesehatan. 

LNG hadir sebagai solusi realistis yang jauh lebih murah, lebih bersih dan lebih efisien dibandingkan batu bara.

Selain itu, didukung dengan kesiapan infrastruktur dan distribusi yang merata, LNG dapat membantu memenuhi kebutuhan listrik nasional tanpa meninggalkan dampak negatif berkepanjangan.

Manfaat Batu Bara dan Ancaman Risikonya, Ini Faktanya!

Batu bara masih menjadi penopang penting sumber energi listrik di beberapa negara, seperti Indonesia, Tiongkok, dan India.

Meski secara ekonomi batu bara memberikan banyak manfaat, tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaanya juga memiliki resiko yang sangat merugikan.

Nah, agar bisa memahami posisi batu bara dalam transisi energi global, penting bagi kita untuk melihat kedua sisi, baik positif maupun negatifnya.

Apa Saja Manfaat Batu Bara?

Tak hanya sebagai sumber energi, batu baru juga memiliki peran penting di kegiatan industri.

1. Sumber Energi Listrik

Batu bara digunakan sebagai bahan bakar utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Ketersediannya yang cukup melimpah menjadikannya sebagai pilihan dalam memenuhi kebutuhan energi untuk masyarakat.

Kebutuhan yang sangat tinggi akan energi batu bara ini umumnya terjadi di negara berkembang. Adanya keterbatasan infrastruktur membuat kesulitan untuk beralih ke energi alternatif.

Baca Juga: Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kebutuhan Listrik di Era Modern

2. Penopang Industri Berat

Berbagai macam industri, seperti baja, semen, dan alumunium sangat bergantung pada batu bara, baik sebagai bahan baku dalam proses produksi.

Batu bara kokas merupakan jenis yang sering digunakan dalam proses peleburan besi untuk menghasilkan baja. Karena itulah, di industri berat seperti ini, ketersedian batu bara menjadi hal paling krusial agar rantai pasok tidak terganggu.

3. Sumber Pendapatan Negara

Batu bara termasuk komoditas ekspor utama Indonesia, sehingga memiliki peran besar sebagai sumber pendapatan negara. 

Di Indonesia sendiri, batu bara menyumbang pemasukan negara dalam berbagai macam bentuk, seperti pajak, royalti, hingga devisa. Daerah penghasil batu bara pun juga mendapatkan dana bagi hasil yang bisa digunakan untuk kepentingan daerah.

4. Penciptaan Lapangan Kerja

Industri batu bara juga membantu pemerintah dalam menyerap jutaan tenaga kerja, baik secara langsung di sektor tambang maupun tidak langsung di sektor logistik, transportasi serta pelayanan pendukung.

Bahkan, di beberapa daerah, aktivitas pertambangan batu bara menjadi penopang utama dari ekonomi warga lokal.

Baca Juga: Mengapa Krisis Energi Menjadi Ancaman Serius untuk Ekonomi Dunia?

Ancaman dan Resiko Penggunaan Batu Bara

Meski memiliki potensi manfaat, penggunaan batu bara juga menyisakan dampak yang cukup merugikan.

Polusi Udara dan Gas Rumah Kaca

Perlu dipahami bahwa pembakaran batu bara menghasilkan emisi karbon dioksida dalam jumlah besar. Emisi ini termasuk kontributor utama pada pemanasan global.

Selain itu, batu bara juga menghasilkan polutan seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan partikel halus yang mencemari udara dan membahayakan kesehatan.

Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Dampak Lingkungan dan Kesehatan

Kegiatan penambangan batu bara, terutama di tambang terbuka akan merusak bentang alam, habitat satwa, hingga menyebabkan erosi tanah.

Restorasi bekas tambang seringkali juga tidak berjalan optimal, hingga meninggalkan lubang besar yang bisa mengancam ekosistem dan keselamatan.

Masyarakat sekitar area tambang atau PLTU batu bara juga rentan terkena penyakit pernapasan, seperti asma, bronkitis, hingga kanker paru-paru..

Konflik Sosial dan Kerusakan Sosial-Ekonomi Lokal

Industri batu bara terbilang sering menimbulkan konflik antara masyarakat lokal dan perusahaan tambang.

Ini berawal dari proses penggusuran lahan, pencemaran lingkungan, dan distribusi manfaat ekonomi yang tidak merata yang dapat memicu ketegangan sosial.

Selain itu, daerah yang ekonominya hanya bergantung pada tambang batu bara akan beresiko mengalami gangguan saat cadangan habis atau harga batu bara anjlok.

Inilah mengapa transisi energi seharusnya bukan hanya sebagai tren industri saat ini, melainkan sebuah keharusan pada sebuah kebijakan.Upaya ini bisa didukung dengan percepatan pengurangan pembangkit batu bara melalui berbagai regulasi dan insentif investasi energi di masa depan.

Baca Juga: Mengapa Harus Beralih ke Energi Hijau? Ini Dampaknya Bagi Masa Depan Bumi

Perbandingan Dampak Antar Sumber Energi

Sumber EnergiEmisi CO₂ (kg/MWh)Polusi UdaraKeberlanjutan
Batu Bara820Sangat TinggiTidak
Minyak Bumi650TinggiTidak
LNG490SedangTerbatas
Tenaga Surya45RendahYa
Tenaga Angin11Sangat RendahYa

Tabel di atas memperlihatkan perbandingan antara beberapa sumber energi yang diklasifikasikan ke dalam 3 aspek penting, seperti:

  • Emisi karbon dioksida (CO2)
  • Tingkat polusi udara
  • Sisi keberlanjutannya.

Batu bara dan minyak bumi menjadi penghasil emisi CO2 tertinggi yang akan menghasilkan polusi udara yang signifikan. Dan inilah yang menjadikan minyak bumi dan batu bara berdampak pada kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.

Di sisi lain, peran LNG sebagai gas alam cair menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dibandingkan batu bara dan minyak bumi yang menjadikannya sebagai transisi energi yang lebih ramah lingkungan.

Karena emisi CO2 yang dihasilkan rendah, maka polusi udara yang dihasilkan LNG pun juga lebih sedikit.

Ini semakin menguatkan bahwa LNG bisa menjadi jembatan energi yang cocok dari batu bara dan minyak bumi untuk menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

LNG sebagai Solusi Energi yang Lebih Ramah Lingkungan

Jika melihat dari berbagai dampak dan resiko batu bara, beralih ke energi yang lebih bersih menjadi solusi paling tepat.

Salah satu alternatif energi yang banyak dilirik adalah LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair.

Banyak sekali keunggulan dari penggunaan LNG jika dibandingkan dengan batu bara, antara lain:

  • LNG memiliki emisi karbon lebih rendah dibandingkan batu bara
  • Memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi
  • Ramah lingkungan karena tidak meninggalkan limbah padat seperti abu

LNG memiliki peran penting dalam menurunkan emisi. Terlebih lagi dengan ketersedian infrastruktur dan kebijakan yang mendukung, LNG bisa menjadi langkah awal menuju masa depan energi yang lebih hijau.