Archives Juni 2025

Catat! Ini Proses Terjadinya Pemanasan Global dari Awal hingga Dampaknya

Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyebutkan bahwa dalam 100 tahun terakhir ini, suhu permukaan bumi mengalami peningkatan sebesar 0,6 °C.

Meski peningkatan tersebut terbilang sedikit, nyatanya berdampak serius pada isu pemanasan global. Jika kondisi ini terus memburuk, bisa dipastikan akan menimbulkan ancaman bagi kehidupan manusia.

Mau tahu seperti apa proses terjadinya pemanasan global ini dan apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya? Yuk, temukan jawabannya di sini.

Apa Itu Pemanasan Global?

Pemanasan global atau global warming adalah suatu istilah yang menggambarkan peristiwa kenaikan suhu rata-rata  permukaan bumi. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa penyebab utama pemanasan global ialah efek rumah kaca (ERK).

Laporan European Commission mencatat konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) di atmosfer pada tahun 2020 telah meningkat 48% di atas rata-rata dibandingkan pada masa pra-industri, sebelum tahun 1750.

Gas-gas ini tercipta karena pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Selain itu, kondisi ini juga diperparah dengan aktivitas manusia dalam penebangan hutan dan pembakaran hutan.

Baca Juga: Mengapa Krisis Energi Menjadi Ancaman Serius untuk Ekonomi Dunia?

Bagaimana Proses Terjadinya Pemanasan Global?

Berikut ini adalah penjelasan mengenai terjadinya pemanasan global dan apa saja faktor yang mempengaruhi kondisi ini.

Emisi Gas Rumah Kaca

Pada dasarnya, segala bentuk aktivitas manusia yang melibatkan pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, serta kegiatan industri yang kompleks akan menyebabkan pelepasan gas karbon dioksida (CO2), metana, dan beberapa jenis gas lainnya.

Gas-gas ini memang tidak langsung menyebabkan suhu meningkat, namun akan memperkuat efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon untuk Masa Depan Bumi

Efek Rumah Kaca dan Perangkap Panas

Bumi punya lapisan atmosfer yang berperan penting dalam menjaga suhu stabil melalui efek rumah kaca alami.

Saat cahaya matahari masuk ke bumi dalam bentuk radiasi gelombang pendek, maka permukaan bumi akan menghangat dan kemudian akan dipantulkan kembali ke luar angkasa berbentuk radiasi gelombang panjang (inframerah).

Gas rumah kaca kemudian akan menyerap sebagian radiasi inframerah dan segera memantulkannya ke permukaan bumi, sehingga suhu bumi tetap hangat seperti yang kita rasakan.

Sayangnya, saat konsentrasi gas rumah kaca berlebihan, maka akan menyebabkan lebih banyak panas terperangkap di atmosfer dan membuat suhu bumi meningkat secara bertahap hingga terjadilah pemanasan global.

Baca Juga: Mengapa Harus Beralih ke Energi Hijau? Ini Dampaknya Bagi Masa Depan Bumi

Dampak Pemanasan Global

Bicara tentang dampak dari pemanasan global, ada begitu banyak hal yang terpengaruh karena kenaikan suhu bumi, seperti:

  • Mencairnya gletser yang berimbas pada kenaikan permukaan laut dan menyebabkan seringnya banjir.
  • Pola cuaca semakin tidak teratur, seperti curah hujan tidak menentu. Akibatnya, hewan dan tumbuhan kesulitan beradaptasi dan membuat ekosistem berubah total dan cepat.
  • Curah hujan yang meningkat dapat menyebabkan penyakit lebih mudah terbawa air hujan dan menyebar.

Baca Juga: Mengapa LNG Krusial dalam Transisi Energi Global? Ternyata ini Faktanya

Peran LNG dalam Mengurangi Dampak Pemanasan Global

Melihat berbagai dampak negatif pemanasan global terhadap kehidupan, seharusnya membuat kita semakin sadar bahwa kita harus beralih ke energi alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk menekan gas rumah kaca.

Salah satu energi alternatif yang ramah lingkungan adalah LNG (Liquefied Natural Gas), yakni gas alam cair yang bisa membantu mengurangi dampak pemanasan global.

Meski belum bisa dibilang sebagai bahan bakar nol emisi, pembakaran LNG terbilang menghasilkan CO2 yang lebih rendah jika dibandingkan dengan minyak bumi ataupun batu bara.

LNG juga menghasilkan polutan udara yang lebih sedikit, sehingga bisa memperbaiki kualitas udara dalam mengurangi dampak pemanasan global dari sisi lingkungan.Pengelolaan dan pemanfaatan LNG yang tepat dapat menjadi langkah transisi energi yang penting guna mengurangi ketergantungan pada bahan bakar tak terbarukan yang menjadi penyebab pemanasan global.

Alternatif Pengganti Minyak Bumi, Ini yang Paling Ramah Lingkungan!

Minyak bumi dan batu bara menjadi energi yang paling krusial pada sektor industri. Sayangnya, keduanya memiliki dampak negatif terhadap lingkungan karena proses pembakarannya bisa meningkatkan suhu panas bumi dan menyebabkan kerusakan.

Melihat berbagai dampak minyak bumi yang mengkhawatirkan, tentu kita harus mulai meningkatkan kesadaran dengan cara mencari energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Mau tahu apa solusi terbaiknya? Yuk, temukan di artikel ini.

Alternatif Energi Pengganti Minyak Bumi yang Lebih Bersih

Tak hanya memiliki dampak yang merugikan, minyak bumi juga memiliki sumber daya yang terbatas. Karena itu, untuk menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, sudah saatnya kita mulai beralih ke energi alternatif

Saat ini, ada 5 sumber energi bumi yang jauh lebih bersih dan minim dampaknya, antara lain:

1. LNG

LNG atau Liquified Natural Gas merupakan gas alam cair yang didinginkan hingga suhu sekitar  -162°C agar berubah menjadi bentuk cair, sehingga mudah untuk disimpan dan didistribusikan.

Emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan LNG jauh lebih rendah dibandingkan dengan pembakaran minyak bumi dan batu bara. Selain itu, kandungan nilai kalornya terbilang tinggi, sehingga sangat efisien digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Dalam transisi energi sendiri, LNG sering dianggap sebagai bridge fuel (energi jembatan) dalam transisi dari energi fosil ke energi terbarukan.

Baca Juga: Jangan Salah Lagi! Ini Perbedaan Utama LPG dan LNG

2. Energi Surya

Energi surya bekerja dengan mengubah sinar matahari menjadi listrik. Dalam proses ini dibutuhkan sebuah alat yang namanya solar panel. Dengan alat ini kita bisa memanfaatkan energi surya dalam skala rumah tangga maupun industri.

Energi surya ini memiliki banyak kelebihan, seperti sumbernya tidak terbatas, ketersediaannya melimpah di negara kita, dan tidak menghasilkan emisi saat digunakan.

3. Energi Angin

Angin juga menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin.

Turbin memanfaatkan energi angin untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Penggunaan energi angin ini tidak menghasilkan emisi sama sekali dan memiliki efisiensi tinggi terutama di wilayah berangin.

Beberapa negara maju yang telah menggunakan angin sebagai salah satu energi alternatif terbarukan untuk memenuhi kebutuhan industri mereka. Sedangkan di negara berkembang, seperti Indonesia, energi angin ini belum diolah secara maksimal.

Baca Juga: Ini Pentingnya Sumber Energi Listrik Alternatif untuk Masa Depan Kita!

4. Bioenergi (Biofuel dan Biogas)

Limbah yang seringkali dibuang, ternyata bisa jadi sumber energi, lho. Energi dari bahan organik atau biomassa, seperti sisa tanaman, limbah pertanian, kotoran hewan, hingga limbah organik rumah tangga disebut dengan bioenergi.

Ada dua jenis bioenergi, yaitu biofuel dan biogas. Biofuel adalah bahan bakar cair yang berasal dari biomassa. Sedangkan biogas dihasilkan dari proses fermentasi anaerob atau tanpa oksigen pada bahan organik, seperti limbah pertanian, kotoran hewan maupun sampah organik.

5. Tenaga Air (Hidroelektrik)

Hidroelektrik dapat digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air dengan memanfaatkan aliran air yang berasal dari bendungan untuk menggerakkan turbin. Nah, turbin inilah yang nantinya akan mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.

Penggunaan energi air perlu dijalankan secara bijak agar agar tidak memengaruhi ekosistem sungai, seperti dengan mengkaji AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan) agar tepat guna ataupun dengan membangun PLTA Skala Mikro tanpa perlu membangun bendungan besar.

Baca Juga: Mengapa Harus Beralih ke Energi Hijau? Ini Dampaknya Bagi Masa Depan Bumi

Kenapa LNG Menjadi Solusi Terbaik Saat Ini?

Dari berbagai alternatif sumber energi yang tersedia, LNG dinilai sebagai solusi paling tepat untuk saat ini, terutama dalam mendukung transisi energi menuju masa depan yang lebih bersih.

Sementara energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin memang menjanjikan, tetapi tantangannya sangat berat.

Kedua sumber energi ini sangat bergantung pada kondisi cuaca serta waktu (siang dan malam), dan umumnya membutuhkan instalasi skala besar agar bisa dimanfaatkan secara optimal.

Di sisi lain, LNG memiliki pasokan yang stabil dan menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan batu bara dan minyak bumi.

Didukung oleh infrastruktur yang lengkap, jaringan distribusi yang sanggup menjangkau pelosok negeri, serta regulasi yang mendukung, LNG dapat menjadi jembatan nyata bagi Indonesia dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Dampak Negatif Minyak Bumi: Dari Polusi hingga Krisis Sosial-Ekonomi

Tidak bisa dipungkiri minyak bumi memiliki manfaat penting untuk berbagai industri dan rumah tangga, mulai dari bahan baku industri, bahan bakar kendaraan, hingga bahan campuran untuk produk kesehatan dan kecantikan.

Namun, dibalik manfaat tersebut, pernahkan terpikirkan dampak apa saja yang mungkin akan ditanggung oleh lingkungan. Karena ternyata risiko yang ditimbulkan bisa sangat merugikan.

Apa Dampak Minyak Bumi pada Lingkungan?

Ketergantungan manusia terhadap minyak bumi tidak dipungkiri menjadi pemicu perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.

Greenpeace mencatat tumpahan minyak Pertamina yang terjadi di tahun 2019, terbukti telah mencemari laut dan lingkungan pesisir pantai, terutama di wilayah Bekasi, Karawang, bahkan hingga Kepulauan Seribu.

Fenomena ini adalah contoh kecil dari dampak negatif minyak bumi terhadap lingkungan. Karena di luar dampak tersebut masih menyimpan potensi bahaya yang sangat merugikan, antara lain:

Polusi Udara akibat Pembakaran

Sebagai bagian dari bahan bakar fosil, pembakaran minyak bumi dapat menghasilkan polusi udara, yang mana menghasilkan gas berbahaya

Beberapa jenis gas hasil pembakaran minyak bumi adalah karbon monoksida), nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan partikel halus. Semua jenis tersebut punya dampak buruk terhadap manusia maupun lingkungan.

Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Kontribusi Terhadap Perubahan Iklim

Perlu dipahami bahwa minyak bumi menjadi salah satu kontributor yang menjadi penyebab perubahan iklim karena dalam proses pembakarannya melepaskan gas karbon dioksida.

Saat gas karbon dilepaskan dan memerangkap panas di atmosfer, maka akan terjadi peningkatan suhu yang berimbas pada kenaikan suhu bumi, gelombang panas, banjir, hingga kenaikan permukaan air laut.

Pencemaran Laut akibat Tumpahan Minyak

Dalam proses pendistribusiannya, minyak bumi diangkut menggunakan kapal dari satu tempat ke tempat yang lain.

Jika dalam proses tersebut terjadi kebocoran dan minyak tumpah ke laut, maka bisa dipastikan bahwa ini akan merusak ekosistem dan biota laut, seperti ikan, terumbu karang, hingga mematikan mangrove.

Baca Juga: Ini Pentingnya Mengurangi Emisi Karbon untuk Masa Depan Bumi

Apa Saja Dampak Minyak Bumi pada Kesehatan dan Sosial?

International Energy Agency (IEA) menyatakan bahwa buruknya kualitas udara akibat pembakaran minyak telah menyebabkan kematian 6,5 juta jiwa per tahunnya dan ini dialami oleh mayoritas masyarakat yang tinggal di Asia dan Afrika.

Pencemaran minyak bumi, baik di tanah maupun di air akan menyebabkan masalah serius bagi kesehatan manusia dan kehidupan sosial. Berikut ini beberapa dampak yang bisa kita rasakan langsung:

Risiko Kesehatan Masyarakat

Jika ditinjau dari sisi kesehatan, paparan dari minyak bumi bisa menjadi pemicu iritasi kulit, gangguan pernapasan, dan risiko kanker.

Zat kimia beracun yang terkandung dalam minyak mentah atau produk olahannya dapat masuk ke tubuh melalui udara yang tercemar, air yang terkontaminasi, atau kontak langsung dengan kulit.

Baca Juga: Dekarbonisasi, Mengapa Dunia Harus Beralih ke Energi Bersih?

Konflik Sosial dan Ketimpangan Ekonomi

Penambangan di area minyak bumi seringkali menjadi penyebab konflik warga setempat dan perusahaan. Hal ini bisa dipicu karena hilangnya lahan warga dan mata pencaharian di area pertambangan.

Proses eksplorasi dan eksploitasi ini juga sering tidak melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan, sehingga menimbulkan konflik.

Ketergantungan Ekonomi dan Geopolitik

Adapun yang sering luput dari perhatian adalah ketergantungan akan minyak bumi dapat menyebabkan krisis harga saat pasokan menurun, sedangkan kebutuhan tetap atau meningkat.

Hal ini bisa terjadi karena faktor geopolitik, bencana alam, atau gangguan distribusi yang memengaruhi produksi dan ekspor minyak. Dampak negatifnya cukup luas seperti inflasi, pengangguran, hingga instabilitas sosial.

Baca Juga: Mengapa Krisis Energi Menjadi Ancaman Serius untuk Ekonomi Dunia?

LNG sebagai Solusi Energi yang Lebih Bersih

LNG (Liquified Natural Gas) merupakan gas alam yang telah didinginkan sehingga berubah menjadi cairan. Jika dibandingkan dengan minyak bumi dan batu bara, LNG memiliki manfaat yang jauh lebih banyak.

Dibandingkan dengan minyak bumi, LNG bisa mengurangi emisi hingga 85%. Selain itu, dalam prosesnya, LNG menghasilkan sedikit polutan udara seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang biasanya ditemukan dalam pembakaran batu bara dan minyak bumi.

Karena lebih rendah emisi, LNG memegang peranan penting sebagai bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.