Bahan Bakar Gas Bisa Kurangi Polusi Batu Bara? Begini Faktanya

Web Editor
25/11/2025
bahan-bakar-gas

Penggunaan batu bara saat ini sulit dihindari, mengingat banyak negara di dunia masih bergantung pada sumber energi ini untuk memenuhi kebutuhan listrik dan industri.

Namun, di balik perannya sebagai penopang utama sektor energi, batu bara juga menjadi penyumbang terbesar polusi udara dan emisi karbon yang memperparah pemanasan global.

Sebagai solusi kondisi ini, Bahan Bakar Gas (BBG) mulai dilirik untuk mengurangi ketergantungan terhadap batu bara. Lantas, apakah penggunaan gas benar-benar dapat menekan polusi atau justru tidak jauh berbeda? Temukan jawabannya di artikel ini.

Apa Itu Bahan Bakar Gas (BBG)?

Bahan Bakar Gas (BBG) merupakan energi alternatif yang berasal dari gas alam atau sumber organik dan dirancang untuk menggantikan bahan bakar fosil cair maupun padat.

BBG bersifat serbaguna dan digunakan di berbagai sektor, mulai dari transportasi hingga industri dan rumah tangga.

Beberapa jenis BBG yang umum digunakan antara lain:

  • CNG (Compressed Natural Gas): Gas alam yang dikompresi pada tekanan tinggi, umumnya digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dan untuk industri berskala kecil.
  • LPG (Liquefied Petroleum Gas): Campuran propana dan butana, banyak digunakan untuk memasak, pemanas, dan kebutuhan rumah tangga.
  • LNG (Liquefied Natural Gas): Gas alam yang didinginkan hingga berbentuk cair sehingga mudah disimpan dan diangkut.
  • Biogas: Gas yang dihasilkan dari proses dekomposisi bahan organik seperti limbah rumah tangga dan pertanian.

Dengan karakteristiknya yang bersih, efisien, dan mudah diadaptasi di berbagai sektor, BBG menjadi bagian penting dalam transisi menuju sistem energi rendah karbon, sekaligus mendukung ketahanan energi nasional.

Baca Juga: Fakta Biogas, Ramah Lingkungan atau Bumerang Baru?

Apakah Bahan Bakar Gas Bisa Kurangi Polusi Batu Bara?

Ya, beralih ke bahan bakar gas (BBG) berpotensi signifikan menurunkan tingkat polusi yang dihasilkan dari pembangkit listrik berbasis batu bara.

Gas alam, yang merupakan komponen utama BBG, memiliki karakteristik kimia yang lebih bersih karena didominasi oleh metana (CH₄).

Kenapa Gas Lebih Bersih?

Berikut beberapa alasan ilmiah mengapa gas alam jauh lebih bersih dibanding batu bara:

  • Emisi karbon lebih rendah: Menghasilkan sekitar 40–50% lebih sedikit CO₂ per unit energi dibandingkan batu bara.
  • Hampir bebas sulfur: Tidak menghasilkan polutan SOx yang menjadi penyebab utama hujan asam.
  • Lebih sedikit polutan berbahaya: Menghasilkan lebih sedikit partikulat halus (PM2.5), abu, dan residu padat, sehingga kualitas udara lebih baik.
  • Sesuai standar lingkungan global: Digunakan sebagai sumber energi transisi untuk membantu menurunkan emisi di sektor industri dan pembangkit listrik.

Kenapa Batu Bara Lebih Kotor?

Batu bara merupakan salah satu sumber energi paling intensif karbon di dunia. Menurut Greenpeace, pembakaran batu bara menyumbang sekitar 44% dari total emisi CO₂ global, menjadikannya kontributor utama perubahan iklim.

Selain emisi karbon tinggi, pembakaran batu bara juga menghasilkan berbagai polutan berbahaya seperti:

  • Sulfur dioksida (Sox): penyebab hujan asam.
  • Nitrogen oksida (Nox): pemicu kabut asap dan iritasi pernapasan.
  • Partikulat halus (PM2.5): meningkatkan risiko penyakit paru-paru dan jantung.

Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Apa Keunggulan Lain dari Bahan Bakar Gas?

Selain keunggulan lingkungan, BBG juga menawarkan manfaat operasional dan ekonomi yang mendukung adopsi massal. Beberapa keunggulan lain dari BBG, antara lain:

Efisiensi Energi

Gas alam unggul dalam hal efisiensi termal. Pembangkit listrik tenaga gas alam dengan sistem Combined Cycle (PLTGU) mampu memanfaatkan panas buang dari turbin gas untuk menggerakkan turbin uap tambahan.

Mengutip dari laman Ipieca, efisiensi siklus turbin gas berbahan bakar gas alam dapat mencapai 33%–43% pada beban tinggi.

Ketersediaan dan Fleksibilitas

Gas alam bersifat serbaguna dan dapat digunakan di berbagai sektor:

  • Industri: sebagai bahan baku pembuatan plastik, pupuk, dan petrokimia.
  • Transportasi: bahan bakar untuk kendaraan berbasis CNG (Compressed Natural Gas) atau LNG (Liquefied Natural Gas).
  • Rumah tangga: digunakan dalam bentuk LPG (Liquefied Petroleum Gas) untuk memasak dan pemanas.
  • Pembangkit listrik: sumber energi untuk sistem berskala besar maupun kecil.

Dukungan Regulasi dan Tren Global

Gas alam kini menjadi pilar penting dalam strategi transisi energi global karena ketersediaannya yang melimpah dan dampaknya yang lebih bersih dibandingkan bahan bakar fosil lain.

Banyak negara mendorong peningkatan pemanfaatan gas alam melalui kebijakan energi bersih dan dekarbonisasi sektor energi.

Seiring meningkatnya komitmen global terhadap dekarbonisasi sektor energi, gas alam memainkan peran strategis sebagai “energi jembatan”.

Baca Juga: Air Bisa Jadi Energi? Ini Penjelasannya!

LNG, Jenis BBG dengan Potensi Besar sebagai Energi Transisi

Di antara berbagai jenis Bahan Bakar Gas (BBG), Liquefied Natural Gas (LNG) menempati posisi strategis sebagai sumber energi transisi dengan potensi global yang besar.

LNG merupakan gas alam (CH₄) yang dicairkan melalui proses pendinginan ekstrem hingga suhu sekitar −162°C.

Proses ini mengurangi volumenya hingga 600 kali lipat, sehingga memungkinkan LNG diangkut dengan efisien melintasi lautan dan menjangkau wilayah yang belum memiliki jaringan pipa gas.

Keunggulan LNG tidak hanya terletak pada efisiensi logistik, tetapi juga pada karakteristiknya yang lebih bersih.

Pembakaran LNG menghasilkan sekitar 25% lebih sedikit emisi karbon dioksida dibandingkan batu bara, menjadikannya pilihan yang efektif untuk menekan jejak karbon dari sektor energi.

 

Referensi: