Tanpa LNG Carrier Pasokan Energi Dunia Bisa Terhenti? Ini Faktanya

Web Editor
18/09/2025
lng-carrier

Distribusi energi di beberapa wilayah masih mengandalkan pipa. Namun, bagaimana jika lokasi itu tidak memungkinkan akses pipa? Solusinya adalah LNG carrier.

Hadirnya armada kapal khusus ini memungkinkan adanya diversifikasi dalam supply chain energi, sehingga berperan penting dalam menjaga pasokan dan ketahanan energi.

Lantas, benarkah tanpa LNG carrier pasokan energi bisa terhenti? Yuk, temukan jawabannya di artikel ini.

Apa Itu LNG Carrier?

LNG carrier adalah kapal khusus yang dirancang untuk mengangkut LNG (Liquefied Natural Gas) dalam bentuk cair.

Kapal ini memiliki lambung ganda (double-hulled) untuk meningkatkan keselamatan dengan mengurangi risiko kebocoran jika terjadi kerusakan pada lambung luar.

LNG sendiri merupakan gas alam yang telah didinginkan hingga sekitar -162° Celsius untuk mengubahnya menjadi bentuk cair. Dalam penyimpanan, LNG menggunakan tangki kriogenik berinsulasi tinggi yang dirancang untuk menjaga suhu tetap stabil selama pelayaran.

Baca Juga: Potensi LNG Sebagai Bahan Bakar Kereta Api, Makin Efisien!

Bagaimana LNG Carrier Bekerja?

LNG carrier berperan dalam memastikan distribusi LNG dapat menjangkau lokasi yang tidak memiliki jaringan pipa. Proses pengiriman ini melibatkan beberapa tahap.

Proses Pemuatan LNG di Terminal Liquefaction

Perjalanan LNG dimulai dari terminal liquefaction, yaitu fasilitas yang mencairkan gas alam dengan mendinginkannya hingga sekitar -162°C.

LNG kemudian dipompa ke tangki kapal LNG carrier melalui sistem pipa kriogenik. Proses ini memastikan LNG dapat diangkut dalam jumlah besar dan jarak jauh secara efisien. 

Sistem Penyimpanan di Kapal

Untuk menjaga LNG tetap cair selama perjalanan, kapal LNG dilengkapi dengan tangki kriogenik berinsulasi tinggi. Ada dua desain utama yang digunakan:

  • Moss spherical tanks (berbentuk bola)
  • Membrane tanks (dengan lapisan membran khusus).

Tangki ini mampu menjaga suhu LNG tetap stabil serta meminimalkan penguapan.

Namun, penguapan alami tetap terjadi yang ditandai dengan dihasilkannya boil-off gas (BOG). Gas ini tidak dibuang, tetapi dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk kapal atau dilikuifaksi kembali (reliquefaction) ke bentuk cair menggunakan peralatan khusus.

Selain tangki dan sistem isolasi, kapal LNG memiliki double hull untuk meningkatkan keamanan jika lambung luar mengalami kerusakan. 

Proses Pembongkaran LNG di Terminal Regasifikasi

Setibanya di pelabuhan tujuan, LNG dibongkar menggunakan pompa dan dialirkan ke fasilitas penyimpanan darat.

Setelah itu, LNG dipanaskan kembali hingga kembali ke bentuk gas melalui proses regasifikasi.

Gas alam ini kemudian dialirkan ke jaringan pipa untuk digunakan oleh pembangkit listrik, industri, dan konsumen akhir.

Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Peran Vital LNG Carrier dalam Pasokan Energi Dunia

Tidak semua lokasi memiliki akses jaringan pipa. Untuk itulah diperlukan LNG carrier sebagai penghubung agar LNG bisa terdistribusikan. Berikut peran pentingnya.

Menghubungkan Produksi dan Konsumsi

Sebagian besar cadangan gas alam berada di lokasi jauh dari pasar konsumen utama.

LNG carrier memungkinkan gas ini diangkut melintasi ribuan kilometer lautan ke negara-negara yang membutuhkan, termasuk wilayah yang sulit dijangkau pipa karena kendala geografis, politik, atau ekonomi.

Memastikan Keandalan Pasokan Energi

LNG juga berperan dalam meningkatkan keamanan energi. Contoh nyata adalah Eropa, di mana sebelumnya sangat bergantung pada gas pipa dari Rusia.

Dengan infrastruktur LNG, Eropa kini dapat mengimpor gas dari negara-negara lain, sehingga mengurangi risiko ketergantungan pada satu pemasok.

Diversifikasi pasokan melalui LNG membantu negara menjaga suplai energi tetap aman, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan ketahanan energi nasional.

Baca Juga: Mengapa LNG Krusial dalam Transisi Energi Global? Ternyata ini Faktanya

Apa yang Terjadi Jika LNG Carrier Berhenti Beroperasi?

Jika armada LNG carrier berhenti beroperasi, dampaknya tentu sangat merugikan bagi pasar energi global: pasokan energi dunia bisa terhenti.

Sebagai penghubung utama dalam rantai pasok LNG, terhentinya transportasi ini akan memutus aliran gas ke negara-negara yang sangat bergantung pada impor LNG.

Gangguan besar dalam transportasi akan menimbulkan kekurangan pasokan, terutama pada negara yang mengandalkan LNG. Dampaknya bisa menyebabkan pembatasan energi, penghentian produksi, hingga ancaman pemadaman listrik. 

Tak hanya itu saja, pasar gas global akan segera merasakan lonjakan harga yang drastis. Negara-negara yang mengimpor LNG dalam jumlah besar akan bersaing untuk mendapatkan pasokan alternatif.

Jika pasokan LNG terganggu, negara-negara yang sebelumnya beralih ke LNG dapat kembali meningkatkan penggunaan batu bara atau minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan energi. Hal ini akan menghambat pencapaian target pengurangan emisi dan upaya global memerangi perubahan iklim.

Referensi: