Batu bara masih menjadi penopang penting sumber energi listrik di beberapa negara, seperti Indonesia, Tiongkok, dan India.
Meski secara ekonomi batu bara memberikan banyak manfaat, tidak bisa dipungkiri bahwa penggunaanya juga memiliki resiko yang sangat merugikan.
Nah, agar bisa memahami posisi batu bara dalam transisi energi global, penting bagi kita untuk melihat kedua sisi, baik positif maupun negatifnya.
Apa Saja Manfaat Batu Bara?
Tak hanya sebagai sumber energi, batu baru juga memiliki peran penting di kegiatan industri.
1. Sumber Energi Listrik
Batu bara digunakan sebagai bahan bakar utama Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Ketersediannya yang cukup melimpah menjadikannya sebagai pilihan dalam memenuhi kebutuhan energi untuk masyarakat.
Kebutuhan yang sangat tinggi akan energi batu bara ini umumnya terjadi di negara berkembang. Adanya keterbatasan infrastruktur membuat kesulitan untuk beralih ke energi alternatif.
Baca Juga: Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kebutuhan Listrik di Era Modern
2. Penopang Industri Berat
Berbagai macam industri, seperti baja, semen, dan alumunium sangat bergantung pada batu bara, baik sebagai bahan baku dalam proses produksi.
Batu bara kokas merupakan jenis yang sering digunakan dalam proses peleburan besi untuk menghasilkan baja. Karena itulah, di industri berat seperti ini, ketersedian batu bara menjadi hal paling krusial agar rantai pasok tidak terganggu.
3. Sumber Pendapatan Negara
Batu bara termasuk komoditas ekspor utama Indonesia, sehingga memiliki peran besar sebagai sumber pendapatan negara.
Di Indonesia sendiri, batu bara menyumbang pemasukan negara dalam berbagai macam bentuk, seperti pajak, royalti, hingga devisa. Daerah penghasil batu bara pun juga mendapatkan dana bagi hasil yang bisa digunakan untuk kepentingan daerah.
4. Penciptaan Lapangan Kerja
Industri batu bara juga membantu pemerintah dalam menyerap jutaan tenaga kerja, baik secara langsung di sektor tambang maupun tidak langsung di sektor logistik, transportasi serta pelayanan pendukung.
Bahkan, di beberapa daerah, aktivitas pertambangan batu bara menjadi penopang utama dari ekonomi warga lokal.
Baca Juga: Mengapa Krisis Energi Menjadi Ancaman Serius untuk Ekonomi Dunia?
Ancaman dan Resiko Penggunaan Batu Bara
Meski memiliki potensi manfaat, penggunaan batu bara juga menyisakan dampak yang cukup merugikan.
Polusi Udara dan Gas Rumah Kaca
Perlu dipahami bahwa pembakaran batu bara menghasilkan emisi karbon dioksida dalam jumlah besar. Emisi ini termasuk kontributor utama pada pemanasan global.
Selain itu, batu bara juga menghasilkan polutan seperti sulfur dioksida, nitrogen oksida, dan partikel halus yang mencemari udara dan membahayakan kesehatan.
Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam
Dampak Lingkungan dan Kesehatan
Kegiatan penambangan batu bara, terutama di tambang terbuka akan merusak bentang alam, habitat satwa, hingga menyebabkan erosi tanah.
Restorasi bekas tambang seringkali juga tidak berjalan optimal, hingga meninggalkan lubang besar yang bisa mengancam ekosistem dan keselamatan.
Masyarakat sekitar area tambang atau PLTU batu bara juga rentan terkena penyakit pernapasan, seperti asma, bronkitis, hingga kanker paru-paru..
Konflik Sosial dan Kerusakan Sosial-Ekonomi Lokal
Industri batu bara terbilang sering menimbulkan konflik antara masyarakat lokal dan perusahaan tambang.
Ini berawal dari proses penggusuran lahan, pencemaran lingkungan, dan distribusi manfaat ekonomi yang tidak merata yang dapat memicu ketegangan sosial.
Selain itu, daerah yang ekonominya hanya bergantung pada tambang batu bara akan beresiko mengalami gangguan saat cadangan habis atau harga batu bara anjlok.
Inilah mengapa transisi energi seharusnya bukan hanya sebagai tren industri saat ini, melainkan sebuah keharusan pada sebuah kebijakan.Upaya ini bisa didukung dengan percepatan pengurangan pembangkit batu bara melalui berbagai regulasi dan insentif investasi energi di masa depan.
Baca Juga: Mengapa Harus Beralih ke Energi Hijau? Ini Dampaknya Bagi Masa Depan Bumi
Perbandingan Dampak Antar Sumber Energi
Sumber Energi | Emisi CO₂ (kg/MWh) | Polusi Udara | Keberlanjutan |
Batu Bara | 820 | Sangat Tinggi | Tidak |
Minyak Bumi | 650 | Tinggi | Tidak |
LNG | 490 | Sedang | Terbatas |
Tenaga Surya | 45 | Rendah | Ya |
Tenaga Angin | 11 | Sangat Rendah | Ya |
Tabel di atas memperlihatkan perbandingan antara beberapa sumber energi yang diklasifikasikan ke dalam 3 aspek penting, seperti:
- Emisi karbon dioksida (CO2)
- Tingkat polusi udara
- Sisi keberlanjutannya.
Batu bara dan minyak bumi menjadi penghasil emisi CO2 tertinggi yang akan menghasilkan polusi udara yang signifikan. Dan inilah yang menjadikan minyak bumi dan batu bara berdampak pada kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.
Di sisi lain, peran LNG sebagai gas alam cair menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dibandingkan batu bara dan minyak bumi yang menjadikannya sebagai transisi energi yang lebih ramah lingkungan.
Karena emisi CO2 yang dihasilkan rendah, maka polusi udara yang dihasilkan LNG pun juga lebih sedikit.
Ini semakin menguatkan bahwa LNG bisa menjadi jembatan energi yang cocok dari batu bara dan minyak bumi untuk menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
LNG sebagai Solusi Energi yang Lebih Ramah Lingkungan
Jika melihat dari berbagai dampak dan resiko batu bara, beralih ke energi yang lebih bersih menjadi solusi paling tepat.
Salah satu alternatif energi yang banyak dilirik adalah LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair.
Banyak sekali keunggulan dari penggunaan LNG jika dibandingkan dengan batu bara, antara lain:
- LNG memiliki emisi karbon lebih rendah dibandingkan batu bara
- Memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi
- Ramah lingkungan karena tidak meninggalkan limbah padat seperti abu
LNG memiliki peran penting dalam menurunkan emisi. Terlebih lagi dengan ketersedian infrastruktur dan kebijakan yang mendukung, LNG bisa menjadi langkah awal menuju masa depan energi yang lebih hijau.