Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa dari lautannya, salah satunya adalah energi pasang surut (tidal energy).
Dibandingkan dengan jenis energi terbarukan lainnya, energi pasang surut termasuk yang paling konsisten dalam menyediakan pasokan energi karena tidak bergantung pada kondisi cuaca seperti angin atau sinar matahari.
Namun, di balik berbagai keunggulannya, penerapan energi pasang surut juga menghadapi sejumlah tantangan, baik dari sisi teknologi, biaya investasi, maupun ketersediaan infrastruktur pendukung.
Apa Itu Energi Pasang Surut?
Energi pasang surut atau energi tidal adalah bentuk energi terbarukan yang dihasilkan dari pergerakan air laut, baik secara vertikal (naik-turun) maupun horizontal (arus). Pergerakan ini terjadi akibat kombinasi gaya tarik gravitasi Bulan dan Matahari serta efek rotasi Bumi.
Fenomena pasang surut terjadi secara alami dua kali sehari. Pergerakan massa air ini menyimpan energi kinetik dan potensial yang besar.
Perlu dicatat bahwa air laut memiliki massa jenis jauh lebih tinggi dibandingkan udara, sehingga meskipun bergerak dengan kecepatan relatif rendah, air laut mampu menghasilkan energi yang jauh lebih besar dibandingkan turbin angin dengan kecepatan sebanding.
Itulah kenapa energi pasang surut menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang potensial untuk dimanfaatkan.
Baca Juga: Contoh Energi Listrik dan Pemanfaatannya
Seperti Apa Prinsip Dasar dan Cara Kerjanya?
Prinsip dasarnya mirip dengan bendungan air, yaitu memanfaatkan perbedaan tinggi atau arus air untuk menggerakkan turbin yang menghasilkan listrik.
Energi pasang surut bersifat dapat diprediksi, karena pola pasang surut relatif konsisten setiap harinya.
Cara pemanfaatannya dibagi menjadi beberapa metode utama:
- Waduk pasang surut (tidal barrage): bendungan menahan air saat pasang dan melepasnya melalui turbin saat surut.
- Turbin arus pasang surut (tidal stream): turbin bawah laut digerakkan langsung oleh arus pasang surut.
- Dynamic tidal power: bendungan panjang di laut lepas mengubah perbedaan ketinggian air menjadi energi listrik.
Setiap metode memiliki mekanisme kerja dan kebutuhan teknologi yang berbeda. masing-masing menyesuaikan kondisi geografis dan kekuatan arus laut di lokasi tertentu.
Baca Juga: Jenis Gas Alam dan Manfaat untuk Berbagai Industri
Bagaimana Status Implementasi Energi Pasang Surut di Indonesia?
Saat ini, pengembangan energi laut di Indonesia, mencakup energi pasang-surut, energi arus laut, dan energi gelombang masih dalam tahap penelitian dan pengembangan awal.
Berdasarkan data ESDM melalui Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan (BBSPGL), pemetaan awal dilakukan di 17 titik perairan strategis dan menghasilkan estimasi potensi listrik dari energi laut sebesar sekitar 60 GW.
Indonesia sendiri memiliki potensi yang besar karena kondisi geografisnya sebagai negara kepulauan dengan garis pantai panjang serta banyak selat-selat sempit dan arus kuat.
Baca Juga: Sumber Gas Metana dan Kegunaannya dalam Industri
Apa Keunggulan Energi Pasang Surut?
Energi pasang surut memiliki sejumlah keunggulan penting dibandingkan sumber energi terbarukan lainnya.
Energi ini memanfaatkan gerakan alami air laut tanpa menghasilkan emisi karbon langsung, dan pola pasang surutnya sangat stabil serta mudah diprediksi. Berikut keunggulan utamanya:
- Bersih dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
- Sumber energi yang tidak akan habis dan terus diperbarui.
- Siklus pasang surut dapat diprediksi dengan akurasi tinggi hingga bertahun-tahun ke depan..
- Pasokan energi lebih stabil karena tidak bergantung pada cuaca.
- Potensi mendukung beban dasar (baseload).
Baca Juga: Kupas Tuntas Minyak Bumi lewat Jenis dan Pengolahannya
Apa Kekurangan Energi Pasang Surut?
Meskipun energi pasang surut memiliki potensi besar sebagai sumber energi bersih, teknologi ini masih menghadapi sejumlah tantangan dan keterbatasan yang perlu diperhatikan.
Berikut beberapa kekurangannya:
- Biaya investasi awal tinggi dan waktu konstruksi panjang.
- Peralatan seperti turbin harus tahan terhadap tekanan tinggi dan korosi akibat air laut.
- Biaya perawatan dan penggantian komponen menjadi tinggi.
- Teknologi belum merata secara global dan masih dalam tahap uji coba.
Energi pasang surut hanya efisien di wilayah dengan rentang pasang surut besar atau arus laut yang kuat, sehingga penerapannya tidak bisa dilakukan di semua kawasan pesisir.
Secara keseluruhan, pengembangan energi pasang surut masih memerlukan inovasi teknologi dan dukungan kebijakan agar dapat bersaing secara ekonomi dengan sumber energi terbarukan lainnya.
Baca Juga: Apa Itu Liquid Petroleum Gas (LPG)? Ini Jenis-jenisnya
Peran LNG sebagai Penutup Kekurangan Energi Pasang Surut
Meskipun energi pasang surut memiliki potensi besar, tidak semua lokasi cocok untuk penerapannya sehingga pemanfaatannya masih terbatas pada wilayah tertentu.
Akibatnya, pasokan dan distribusi energi dari sumber ini belum dapat diandalkan secara luas. Dalam kondisi tersebut, dibutuhkan solusi transisi yang berkelanjutan untuk menjaga keandalan pasokan energi. Di sinilah Liquefied Natural Gas (LNG) memainkan peran penting.
LNG memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dan ketersediaan. Bahan bakar ini dapat disimpan dan diangkut dengan mudah ke berbagai wilayah, termasuk daerah terpencil yang belum memiliki infrastruktur energi kelautan.
Dengan demikian, LNG berfungsi sebagai sumber energi jembatan (bridge fuel) yang dapat menjamin kestabilan pasokan listrik sambil menunggu pengembangan penuh energi pasang surut dan sumber terbarukan lainnya.
Selain keandalannya, LNG juga menawarkan keuntungan lingkungan yang signifikan dibandingkan batu bara dan minyak bumi.
Proses pembakaran LNG menghasilkan emisi karbon dioksida (CO₂) yang lebih rendah, serta hampir tidak menghasilkan polutan udara seperti sulfur dioksida (SO₂), partikulat halus, atau abu sisa pembakaran.
Hal ini menjadikan LNG lebih bersih dan sesuai dengan arah kebijakan dekarbonisasi sektor energi nasional.
Referensi:
- Kementerian ESDM. Tahun 2025. Petakan Potensi Laut Indonesia, Kepala BBSPGL: 17 Titik Capai 60 GW
- Kementerian ESDM. Tahun 2025. Potensi Energi Laut Indonesia
- Ocean Energy System. Diakses Tahun 2025. Tidal Barrages Technology
- Irena. Diakses Tahun 2025. Tidal Energy Technology Brief