Potensi LNG Sebagai Bahan Bakar Kereta Api, Makin Efisien!

Web Editor
07/07/2025

Energi fosil masih menjadi penopang penting kebutuhan bahan bakar di sektor transportasi, tak terkecuali kereta api. Meski saat ini kereta api juga sudah menggunakan energi listrik, pemanfaatannya masih terbatas di kota-kota tertentu saja.

Sebenarnya, di luar jenis bahan bakar tersebut, ada satu alternatif energi yang bisa menjadi opsi lebih baik, yaitu LNG (Liquified Natural Gas). Dibanding energi fosil, LNG dinilai mampu menjadi solusi efisiensi biaya bahan bakar dan menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah.

Mau tahu seperti apa potensi nyata LNG dalam mendorong sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini.

Apa Saja Jenis Bahan Bakar Kereta Api?

Ada banyak jenis bahan bakar yang digunakan untuk mengoperasikan kereta api. Di antaranya ada batu bara, minyak bumi, listrik, gas alam, dan sumber energi terbarukan. 

1. Batu Bara

Kereta api jenis lokomotif masih menggunakan batu bara sebagai bahan bakar penghasil uap  untuk menggerakkan kereta api. Saat ini, tidak banyak kereta api yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar utamanya.

Teknologi ini kini lebih banyak digunakan untuk kepentingan khusus, seperti kereta wisata dan kereta pengangkut hasil tambang di wilayah tertentu.

Baca Juga: Alternatif Ideal Pengganti Batu Bara

2. Minyak Bumi

Tahun 1900-an awal, minyak bumi digunakan sebagai pengganti bahan bakar kayu untuk kereta api uap. Setelah era kereta uap berakhir, minyak bumi mulai digunakan untuk kereta api diesel yang lebih efisien dan bisa digunakan untuk menempuh jarak lebih jauh.

Di Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih menggunakan Biosolar B35 untuk lokomotif diesel. Namun, seiring berkembangnya teknologi transportasi, penggunaan bahan bakar ini mulai berkurang secara perlahan.

3. Listrik

Untuk sistem kereta dalam kota seperti KRL dan MRT yang mengandalkan transit cepat, listrik digunakan sebagai sumber tenaga utama. Namun, penggunaan listrik juga memiliki tantangan tersendiri, misalnya memerlukan infrastruktur khusus seperti jalur rel elektrifikasi.

Tentunya, jangkauan kereta listrik terbatas pada wilayah dengan jaringan elektrifikasi, sehingga membuatnya kurang fleksibel untuk operasional di jalur-jalur yang lebih luas.

Baca Juga: Ini Pentingnya Sumber Energi Listrik Alternatif untuk Masa Depan Kita!

4. Energi Terbarukan

Di beberapa negara maju, penggerak kereta api sudah menggunakan energi terbarukan, seperti tenaga angin dan tenaga matahari. Meskipun pemanfaatan perkembangan teknologi ini masih terbatas, setidaknya mampu menunjukkan bahwa sektor transportasi bisa berkontribusi pada transisi energi bersih.

Energi matahari dan angin memiliki kelebihan yang sulit tertandingi, yakni sumbernya melimpah, ramah lingkungan, dan tidak menghasilkan emisi saat digunakan.

5. Gas Alam

Penggunaan gas alam sebagai bahan bakar transportasi masih terbatas dan umumnya baru pada tahap uji coba. Meski begitu, energi ini dinilai menjanjikan karena lebih ramah lingkungan dan menghasilkan emisi yang lebih rendah dibanding bahan bakar batu bara dan minyak bumi.

Gas alam yang potensial sebagai alternatif bahan bakar untuk kereta api adalah LNG. Penggunaan LNG menawarkan efisiensi biaya bahan bakar dan mampu menempuh perjalanan lebih jauh dalam satu kali pengisian.

Baca Juga: Tak Hanya Minim Polusi, Ini Deretan Keunggulan Gas Alam

Keunggulan LNG Sebagai Bahan Bakar Kereta Api

Tidak bisa dipungkiri bahwa bahan bakar fosil, seperti batu bara dan minyak bumi yang digunakan pada kereta api berdampak negatif terhadap lingkungan, yakni menghasilkan emisi gas rumah kaca yang membahayakan bumi.

Untuk menjawab tantangan tersebut, LNG hadir sebagai alternatif bahan bakar yang lebih ramah lingkungan sekaligus mendukung transisi menuju transportasi berkelanjutan

Dilansir dari laman BPH Migas menyebutkan bahwa sejumlah negara, seperti USA, Kanada, Rusia dan juga India telah menerapkan penggunaan LNG sebagai bahan bakar kereta api.

BPH Migas juga menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara kelima di dunia yang mengadopsi LNG dalam sistem perkeretaapian nasional.

LNG tidak hanya menghasilkan emisi karbon dan partikulat yang lebih rendah, tetapi juga menawarkan efisiensi biaya operasional serta kinerja mesin yang lebih optimal dibandingkan bahan bakar solar.

Baca Juga: Benarkah Sektor Paling Boros Energi adalah Transportasi?

Uji Coba Kereta Api Berbahan Bakar LNG

PT Kereta Api Indonesia (KAI) pun telah menunjukkan ketertarikan untuk mengembangkan LNG sebagai bahan bakar utama. Inisiatif ini sejalan dengan target efisiensi energi dan dukungan terhadap program energi hijau di sektor transportasi.

Dilansir dari CNBC Indonesia, konversi bahan bakar minyak ke Liquefied Natural Gas (LNG) sudah diujicobakan oleh pemerintah melalui proyek PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada rute Jakarta–Surabaya.

Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membuktikan bahwa LNG merupakan alternatif energi yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk sektor transportasi.

Jika konversi ini berhasil diterapkan secara luas, maka penggunaan LNG pada kereta api berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. Hal ini sejalan dengan upaya pengendalian perubahan iklim dan target penurunan emisi karbon di Indonesia.

Referensi:

  • BPH Migas. Diakses pada tahun 2025. Percepat Implementasi Penggunaan LNG untuk Bahan Bakar Kereta Api
  • Atonergi. Diakses pada tahun 2025. Kendaraan Listrik vs Kendaraan Subsidi BBM
  • CNBC Indonesia. Diakses tahun 2025. Wiih! Kereta Api Mulai Diuji Coba Pakai LNG
  • Dunia Energi. Diakses tahun 2025. Ini Potensi Efisiensi Penggunaan LNG pada Kereta Pembangkit KAI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *