Energi merupakan salah satu elemen penting yang menggerakkan hampir seluruh aktivitas manusia. Di dunia modern ini, energi sangat dibutuhkan untuk mendukung berbagai sektor, termasuk industri, transportasi, teknologi, dan kebutuhan rumah tangga. Energi secara umum terbagi menjadi dua jenis: energi terbarukan dan energi tak terbarukan. Energi terbarukan berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui, seperti angin, matahari, dan air. Sementara itu, energi tak terbarukan diambil dari sumber daya alam yang terbatas, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai contoh-contoh energi tak terbarukan yang penting untuk diketahui, bagaimana proses terbentuknya, serta bagaimana energi ini memengaruhi kehidupan kita sehari-hari.
Apa Itu Energi Tak Terbarukan?
Energi tak terbarukan adalah jenis energi yang dihasilkan dari sumber daya alam yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui dalam jangka waktu yang singkat. Ini berarti bahwa begitu sumber daya ini habis, akan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin untuk mendapatkannya kembali dalam skala waktu manusia. Sumber energi tak terbarukan biasanya membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terbentuk melalui proses geologi dan kimiawi yang kompleks.
Penggunaan energi tak terbarukan memberikan banyak keuntungan dalam hal efisiensi dan ketersediaan energi, namun juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran udara, kerusakan ekosistem, dan perubahan iklim.
1. Minyak Bumi
Minyak bumi adalah salah satu contoh utama energi tak terbarukan yang paling penting dan paling banyak digunakan di seluruh dunia. Minyak bumi, juga dikenal sebagai minyak mentah, terbentuk dari sisa-sisa organisme laut yang hidup jutaan tahun lalu. Ketika organisme-organisme ini mati, mereka tenggelam ke dasar laut dan terperangkap dalam lapisan sedimen. Di bawah tekanan dan suhu tinggi, bahan organik ini kemudian berubah menjadi minyak mentah melalui proses geologis selama jutaan tahun.
Proses Produksi dan Penggunaannya
Minyak bumi diekstraksi dari bawah permukaan bumi melalui pengeboran. Setelah diekstraksi, minyak mentah diproses di kilang minyak untuk menghasilkan berbagai produk seperti gasoline (bensin), diesel, avtur, aspal, dan produk lainnya. Minyak bumi adalah bahan bakar utama untuk transportasi global, termasuk mobil, pesawat, kapal, dan truk. Selain itu, minyak bumi juga digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan plastik, bahan kimia, dan banyak produk manufaktur lainnya.
Dampak terhadap Lingkungan:
Meskipun sangat efisien sebagai sumber energi, penggunaan minyak bumi memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Pembakaran minyak bumi menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2), yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, tumpahan minyak yang terjadi selama proses ekstraksi atau transportasi dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang parah, merusak ekosistem laut dan darat.
2. Batu Bara
Batu bara adalah sumber energi tak terbarukan yang banyak digunakan dalam industri pembangkit listrik. Batu bara terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang terperangkap dalam lapisan sedimen dan kemudian mengalami tekanan tinggi serta panas selama jutaan tahun. Hasilnya adalah bahan bakar padat yang kaya akan karbon dan menghasilkan energi besar saat dibakar.
Proses Penggunaan dalam Industri
Batu bara terutama digunakan untuk menghasilkan listrik melalui pembangkit listrik tenaga uap. Di pembangkit listrik, batu bara dibakar untuk menghasilkan panas, yang kemudian digunakan untuk mendidihkan air. Uap yang dihasilkan dari air mendidih ini digunakan untuk menggerakkan turbin, yang pada akhirnya menghasilkan listrik. Batu bara juga digunakan dalam industri baja dan semen, serta beberapa proses manufaktur lainnya.
Dampak Lingkungan:
Penggunaan batu bara memiliki dampak lingkungan yang serius. Pembakaran batu bara menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan sulfur dioksida (SO2), yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan hujan asam. Selain itu, penambangan batu bara dapat merusak ekosistem, mencemari air, dan menyebabkan hilangnya habitat alami.
3. Gas Alam
Gas alam adalah bahan bakar fosil lain yang terbentuk dari sisa-sisa organisme laut yang terperangkap di bawah tanah selama jutaan tahun. Gas alam terutama terdiri dari metana (CH4) dan merupakan sumber energi yang relatif lebih bersih dibandingkan minyak bumi dan batu bara. Gas alam biasanya ditemukan bersama dengan cadangan minyak bumi, tetapi bisa juga ditemukan secara independen di bawah tanah.
Proses Penggunaan dan Manfaatnya
Gas alam banyak digunakan untuk pembangkit listrik, pemanas rumah tangga, dan sebagai bahan bakar kendaraan dalam bentuk gas alam terkompresi (CNG) atau gas alam cair (LNG). Industri juga menggunakan gas alam dalam berbagai proses produksi, termasuk pembuatan pupuk, plastik, dan bahan kimia.
Dampak Lingkungan:
Gas alam dianggap sebagai sumber energi fosil yang lebih bersih karena menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan minyak bumi dan batu bara. Namun, pembakaran gas alam tetap menghasilkan karbon dioksida, dan kebocoran metana selama ekstraksi dan distribusi dapat memiliki dampak yang lebih besar terhadap perubahan iklim karena metana adalah gas rumah kaca yang lebih kuat daripada CO2. Selain itu, proses ekstraksi gas alam, terutama metode fracking, dapat merusak ekosistem dan mencemari sumber air bawah tanah.
4. Nuklir
Energi nuklir termasuk dalam kategori energi tak terbarukan karena bahan baku yang digunakan, seperti uranium dan plutonium, merupakan sumber daya yang terbatas. Uranium yang digunakan dalam reaktor nuklir harus diproses dari bentuk mentahnya, dan hanya sebagian kecil dari uranium yang dapat digunakan dalam reaktor.
Proses Produksi Energi Nuklir
Energi nuklir dihasilkan melalui proses fisi nuklir, yaitu pemecahan inti atom uranium. Ketika inti uranium terbelah, energi yang sangat besar dilepaskan dalam bentuk panas. Panas ini digunakan untuk menghasilkan uap, yang kemudian menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Energi nuklir dikenal sebagai sumber listrik yang sangat efisien dan tidak menghasilkan emisi karbon langsung.
Dampak Lingkungan dan Risiko:
Meskipun energi nuklir tidak menghasilkan emisi karbon, ada risiko besar terkait limbah nuklir dan potensi kecelakaan reaktor. Limbah radioaktif yang dihasilkan dari proses ini sangat berbahaya dan membutuhkan penanganan khusus untuk disimpan selama ribuan tahun. Selain itu, insiden seperti kecelakaan reaktor di Chernobyl dan Fukushima menunjukkan potensi kerusakan besar yang bisa ditimbulkan oleh kecelakaan nuklir.
5. Shale Oil
Shale oil, atau minyak serpih, adalah bentuk lain dari minyak bumi yang diperoleh dari bebatuan serpih yang mengandung kerogen, zat organik yang dapat diubah menjadi minyak melalui pemanasan. Ekstraksi minyak serpih lebih rumit dan mahal dibandingkan minyak bumi konvensional, tetapi telah menjadi alternatif yang semakin menarik ketika harga minyak dunia naik.
Dampak Lingkungan:
Proses ekstraksi shale oil dapat merusak lingkungan, terutama karena teknik yang digunakan, seperti fracking, dapat mencemari sumber air dan menyebabkan kerusakan ekosistem di sekitar lokasi pengeboran.
Energi tak terbarukan seperti minyak bumi, batu bara, gas alam, energi nuklir, dan shale oil memiliki peran besar dalam mendukung kebutuhan energi global saat ini. Namun, keberlanjutan penggunaan energi-energi ini menjadi tantangan besar karena sumber daya ini terbatas dan penggunaannya berdampak negatif terhadap lingkungan. Meskipun saat ini energi tak terbarukan masih mendominasi pasokan energi dunia, penting untuk mempercepat transisi menuju energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sebagai perusahaan yang berfokus pada penyediaan energi bersih, PGN LNG Indonesia memainkan peran penting dalam mendukung transisi energi ini melalui penyediaan gas alam cair (LNG) yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil lainnya. Dengan berfokus pada energi yang lebih bersih, PGN LNG Indonesia berkomitmen untuk menciptakan masa depan energi yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Baca juga: