Meski energi fosil bisa dibilang mendominasi kebutuhan energi nasional, nyatanya ada beberapa sektor industri sudah beralih ke LNG, energi alternatif yang jauh lebih bersih.
Kita tahu, penggunaan bahan bakar fosil membawa dampak buruk pada lingkungan, kesehatan, dan memicu polusi. beralih ke LNG merupakan langkah strategis dalam upaya mitigasi dampak-dampak tersebut.
Mau tahu sektor industri apa saja yang kini sudah menggunakan LNG? Yuk, simak artikel ini.
Apa Keunggulan LNG Dibandingkan Bahan Bakar Lain?
LNG (Liquefied Natural Gas) merupakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dibandingkan solar dan bensin.
Hal ini terlihat bahwa LNG menghasilkan emisi karbon dioksida yang lebih rendah. Tak hanya itu saja, penggunaan LNG juga tidak menghasilkan sulfur dan nitrogen oksida yang menjadi penyebab utama polusi udara.
Itulah kenapa dengan potensi yang dimiliki, LNG dinilai sebagai alternatif yang mendukung transisi energi bersih.
Dari sisi efisiensi, LNG memiliki densitas energi yang jauh lebih tinggi dibandingkan CNG, sekitar 2 hingga 3 kali lipat dalam volume yang sama.Hal ini memungkinkan kendaraan berbahan bakar LNG dapat menempuh jarak lebih jauh tanpa sering mengisi ulang, sehingga cocok untuk transportasi jarak jauh.
Secara ekonomi, LNG cenderung lebih murah dibandingkan solar non-subsidi, sehingga dapat menekan biaya operasional.
Ketersediaan cadangan gas alam di Indonesia dan pengembangan infrastruktur LNG yang terus berjalan memperkuat potensi penggunaannya secara luas, baik di sektor transportasi, industri, maupunkelautan.
Baca Juga: Jangan Salah Lagi! Ini Perbedaan Utama LPG dan LNG
5 Sektor Industri yang Sudah Menggunakan LNG
Sebagai sumber energi yang lebih bersih dan efisien dibandingkan bahan bakar fosil, LNG memiliki potensi besar untuk digunakan di berbagai sektor penting.
Saat ini, pemanfaatan LNG telah menyentuh sejumlah bidang strategis, antara lain:
1. Industri Transportasi Darat
Meskipun masih didominasi oleh bahan bakar minyak, sektor transportasi darat, khususnya kendaraan berat dan angkutan logistik, mulai menunjukkan peningkatan dalam penggunaan LNG.
Truk-truk jarak jauh dan armada bus kota menjadi kandidat utama untuk transisi ini. Contohnya, di Tiongkok telah terjadi peningkatan signifikan dalam penggunaan truk bertenaga LNG untuk angkutan barang.
Di Eropa dan Amerika Utara, beberapa perusahaan logistik besar juga telah mulai menguji coba dan mengimplementasikan armada truk bertenaga LNG. Pembangunan stasiun pengisian bahan bakar LNG untuk kendaraan darat juga terus berkembang untuk mendukung kebijakan ini.
Baca Juga: Benarkah Sektor Paling Boros Energi adalah Transportasi? Ini Faktanya
2. Industri Manufaktur
Sektor manufaktur yang dikenal sebagai konsumen energi besar juga mulai beralih ke LNG, terutama perusahaan-perusahaan yang memproduksi keramik, semen, hingga baja.
Penggunaan LNG membantu memenuhi standar emisi yang ketat, mengurangi emisi polutan udara, dan meningkatkan efisiensi pembakaran.
Perusahaan-perusahaan ini berinvestasi dalam infrastruktur penerima dan regasifikasi LNG di lokasi pabrik mereka. Transformasi ini menunjukkan komitmen nyata terhadap penggunaan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
3. Industri Pembangkit Listrik
Sektor pembangkit listrik merupakan salah satu konsumen terbesar gas alam dan LNG memainkan peran krusial dalam memenuhi permintaan energi global yang terus meningkat.
Pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) menawarkan fleksibilitas dan efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga batu bara. Selain itu, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari PLTG jauh lebih rendah.
Sebagai contoh, Jepang adalah salah satu importir LNG terbesar di dunia dan sangat bergantung pada LNG untuk memenuhi kebutuhan listriknya, terutama setelah bencana Fukushima yang membuatnya mengurangi ketergantungan pada energi nuklir.
Di Eropa dan Amerika Serikat, banyak pembangkit listrik tenaga batu bara yang telah diubah atau digantikan dengan pembangkit listrik tenaga gas alam untuk memenuhi target pengurangan emisi.
Baca Juga: Ini Faktanya! Kelebihan dari Energi Alternatif Dibanding Fosil
4. Industri Kelautan
Sektor maritim,salah satu pelopor utama dalam adopsi LNG sebagai bahan bakar.
Dengan regulasi emisi sulfur global yang semakin ketat dari Organisasi Maritim Internasional (IMO), kapal-kapal berukuran besar didorong untuk beralih dari bahan bakar minyak konvensional yang tinggi polutan ke energi yang lebih bersih.
Banyak perusahaan pelayaran besar, seperti CMA CGM, yang telah menginvestasikan miliaran dolar dalam pembangunan kapal-kapal kontainer bertenaga LNG sejak tahun 2020.
Selain itu, infrastruktur bunkering LNG (pengisian bahan bakar LNG) terus berkembang di pelabuhan-pelabuhan utama di seluruh dunia, menunjukkan komitmen global terhadap transisi energi.
5. Industri Pertambangan
Industri pertambangan juga telah melirik LNG sebagai solusi baru yang lebih menarik. Penggunaan LNG dapat menggantikan diesel untuk pembangkit listrik di lokasi tambang. Bahkan bisa dimanfaatkan pula sebagai bahan bakar untuk alat-alat berat itu sendiri
Beberapa perusahaan pertambangan besar di Australia dan Amerika Utara telah mengadopsi LNG untuk menggerakkan fasilitas operasional mereka.
Misalnya, tambang-tambang di daerah terpencil yang tidak terhubung dengan jaringan gas pipa seringkali membangun fasilitas regasifikasi LNG untuk memasok listrik ke seluruh operasi mereka.
Baca Juga: Mengapa Biogas Dapat Menghemat Energi? Ternyata ini Faktanya!
Dampak Positif LNG terhadap Sektor Industri
Adopsi LNG di berbagai sektor industri membawa dampak positif yang signifikan. Dari segi lingkungan, penggunaan LNG secara drastis mengurangi emisi gas rumah kaca dan polutan udara hingga 23% dibandingkan dengan bahan bakar berbasis minyak sehingga dapat menjadi langkah mitigasi perubahan iklim dan pemanasan global.
Dari segi ekonomi, LNG seringkali menawarkan biaya bahan bakar yang lebih stabil dan kompetitif dibandingkan batu bara dan minyak bumi.
Efisiensi pembakaran LNG juga lebih baik dibanding energi fosil tradisional. Biaya pemeliharaan berpotensi lebih rendah untuk peralatan bertenaga LNG sehingga dapat menghemat operasional.
Seiring dengan berkembangnya infrastruktur LNG, biaya distribusi dan pemrosesan juga semakin kompetitif. Kondisi ini akan menjadikan LNG sebagai solusi transisi yang realistis menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Referensi:
- Kementrian ESDM. Diakses tahun 2025. Pertamina Rintis Pemanfaatan LNG untuk Transportasi dan Rumah Tangga
- Kementrian ESDM. Diakses tahun 2025. Pemerintah Dorong Penggunaan LNG untuk Kapal Laut
- Kementrian ESDM. Diakses tahun 2025. Industri Hulu MIgas Dukung Pemanfaatan LNG untuk Pembangkit Listrik